✦ 𖤘 ::┊Chapter 8 : ❛Renungan.❜

1.6K 270 27
                                    

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Seharusnya aku tidak mengungkit sesuatu yang pernah membuatnya trauma.
-[Name].

꒷꒦꒷‧˚₊‧꒦꒷꒦ ꒷꒦‧˚.⁺꒷꒦꒷‧˚꒦

[Name] melangkahkan kaki menulusuri lorong sekolah Nekoma. Beberapa anak menyapanya dan dibalas ramah oleh si gadis.

“Pagi juga~”

Kini pandangan mata langsung fokus pada lantai koridor, merenungi sesuatu yang mengganggu pikiran juga menjadi kegundahan hati. Tangan kiri ia angkat, menatapnya selama beberapa detik. Kejadian yang lalu merasuki kepala, mengingat sentuhannya ditolak keras oleh Gojo. Yah, ini salahnya juga karena telah menyentuh seorang pria yang terlihat tidak tersentuh.

Semenjak kejadian itu juga, Gojo tidak lagi muncul di hadapan. Helaan nafas ia keluarkan, ini benar-benar mengganggu pikiran selama beberapa hari belakangan. Mungkin saja si pria marah padanya ‘kan? [Name] mengusap kedua lengan. Dia benar-benar tidak enak hati sekarang.

Ia ingin bertemu Gojo. Mengatakan permintaan maaf secara langsung padanya, tapi di mana dia harus menemuinya? Pergi ke sekolah Jujutsu belum tentu ia bisa menemui pria itu. Walau bisa, waktunya tidak cukup mengingat bagaimana sibuknya Gojo.

Sensei ....”

[Name] sedikit tersentak. Lantas menoleh ke arah belakang dan mendapati Kenma berdiri di sana dengan raut wajah kaku.

“Ohh, ada apa, Kenma?” Senyuman ia pasang. Bertanya dengan nada ramah kepada muridnya.

“Aku diminta memanggil sensei ke ruang kepala sekolah,” ucap Kenma.

“Okee. Sensei akan ke sana. Makasih, ya~”

Kenma mengangguk. Ia membalikkan tubuh, tapi sempat berhenti karena ragu saat merasakan sesuatu yang aneh pada [Name]. Kemudian benar-benar pergi ketika dia berusaha untuk tidak peduli.

“Bye bye, Kenmaa!!” Tangan ke atas melambai, mengiringi lari Kenma yang perlahan menjauh dari pandangan.

“Apa yang mau kepala sekolah sampaikan padaku, ya?” [Name] mengapit dagu. Kemudian memutar arah menuju ruang kepala sekolah.

Pikirannya sekarang dipenuhi oleh tebakan asal tentang apa yang akan disampaikan kepala sekolah padanya dan dengan berusaha menghilangkan si surai putih dari dalam benaknya. Setidaknya, hanya sebentar saja.

Langkah kakinya terhenti. Tepat di depan sebuah ruangan dengan pintu bertuliskan jabatan seseorang yang ada di dalam ruangan ini. Kenop pintu ia putar, kemudian mendorongnya masuk ke dalam.

.

.

Sensei!!” Suara Yuuji terdengar semangat.

“Hm~?”

“Setelah ini kita mau ke mana, Gojo-sensei?” tanya Megumi. Tidak seperti Yuuji, dia terlihat lebih tenang dan sedikit dingin.

Fill His Empty HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang