꩜ 𖤘 ::┊Chapter 31 : ❛Mildness.❜

1.1K 159 6
                                    

Perasaannya bukan didasari perasaan simpati.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

“... Apa-apaan ini?”

“Yaa~! Pak tuaa!!”

“Hai ... Ayah.” [Name] tersenyum sembari menutup mata. Merasakan aura berat dari ayahnya dan juga berbunga-bunga yang berasal dari Gojo. Si gadis ada di antara mereka berdua.

“Aku hanya mengundang [Name]-chan, ya. Kau tidak diundang.” Ryuzaki menunjuk Gojo.

“Kau kasar banget, sih.” Si surai putih memonyongkan bibir.

“Mmm ... nenek ada di mana, Ayah?” tanya [Name].

“Dia sudah tidur. Kalian datang terlambat!” Ryuzaki melirik Gojo dengan tajam.

[Name] mengulum bibir. Lantas berkata, “Ah, itu ... tadi aku habis bertemu kutukan di hutan Meiji-jingu, lalu Satoru datang menjemputku dan—”

“Ha? [Name]-chan ... sejak kapan kau memanggil anak ini dengan namanya?” Ryuzaki menaikkan satu alisnya ke atas. Membuat [Name] menelan ludah. Dia baru ingat. Belum ada yang tahu soal hubungannya dengan Gojo–setahunya. Karena ia yakin belum mengatakan apa pun pada orang lain tentang hubungan mereka.

“Hee? Aku belum mengatakannya, ya?”

[Name] menoleh ke arah Gojo yang saat ini mengapit dagunya. Ia menelan ludah. Si gadis belum siap mengatakannya pada sang Ayah. Apa yang akan dipikirkan orang tua itu jika tahu mereka menjalin hubungan kasih?

“Kami pacaran,” jawab Gojo santai. Sembari tersenyum lebar.

Mampus. [Name] mengembuskan napas. Lantas, melirik diam-diam ke arah Ayahnya yang tampak bungkam. Mungkin sedang mencerna perkataan Gojo.

“APA‽”

“Gak perlu kaget gitu, dong.”

[Name] menunduk saat tahu Ayahnya menatap penuh tanya ke arahnya, sementara Gojo masih terlihat santai di sebelahnya.

“Tunggu, biarkan aku mencerna ini terlebih dahulu.”

[Name] mendongak. Menatap wajah ayahnya yang tampak tertekan. Pria tua itu–panggilan Gojo– memijit pelipisnya.

“Jadi ...? Sejak kapan kalian pacaran?” tanyanya.

“Kemarin,” jawab Gojo.

“Begitu. Kemarin, ya? Jadi ....” Ryuzaki tersenyum, membuat [Name] merinding. “Sudah sampai mana kau menyentuh putriku?” tanya pria itu.

“Ayah, itu—”

“Aku tidak menyentuhnya. Aaah ... belum, sih.”

“He‽” [Name] menoleh. Melihat Gojo yang juga menatapnya seraya tersenyum lebar.

“[Name]-chan ....”

“Iya, ayah?” Si gadis menatap sang Ayah. Menemukan ekspresi pria tua yang tampak menggelap.

“[Name]-chan ... masih seorang gadis ‘kan?”

Fill His Empty HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang