❍ 𖤘 ::┊Chapter 21 : ❛Observe.❜

1.3K 210 20
                                    

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Sang pria sedikit merasa terganggu dengan kehadiran orang lain dalam hidup sang gadis.

· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

“Ah ... aku belum ketemu [Name] hari ini.”

Gojo melangkah santai. Senyuman miring ia sunggingkan. Selalu. Walau kadang hilang saat ada sesuatu yang merasa menganggunya. Ia berada di sekolah Jujutsu. Berjalan di area pinggir lapangan seraya memerhatikan dari jauh anak-anak murid yang sedang berlatih dengan serius.

“Hmm ...?” Gojo mengapit dagu. Bibir agak monyong ke depan. “Kurasa sudah saatnya pergi melihatnya.”

“Ah! Pergi aja, deh~!” Tangannya menepuk sekali. Dalam sekejap mata. Ia muncul di lorong rumah [Name]. Gojo memasukkan kedua tangan dalam saku. Tangan kanannya menarik keluar kacamata hitam lalu memakainya, setelah melepas kain penutup mata. Kemudian, ia melangkah santai. Dia sengaja tidak teleportasi tepat di depan rumah ataupun di dalam pekarangan tempat tinggal sang gadis karena rasanya ... meski ini cukup aneh, Gojo harus menyiapkan diri terlebih dahulu. Dan juga, kemarin ia mengatai [Name] dengan sebutan aneh dan tiba-tiba pergi begitu saja tanpa menjelaskan apapun.

Gojo mungkin tidak peduli dengan bagian itu. Namun, debaran yang ia rasakan sekarang benar-benar mengganggu. Hanya karena ingin bertemu seorang gadis dia jadi seperti ini. Dia bahkan melepas penutup mata dan memakai kacamata hitam agar ketampanannya semakin bertambah. Sesuatu yang sebelumnya tidak ia lakukan setiap ingin bertemu [Name]. Dan dia tahu ini bukan hal biasa seperti yang ia lewati sebelum-sebelumnya bersama gadis lain.

Suara tawa yang terdengar sangat feminim mengalihkan perhatian Gojo. Ia kenal suara ini. Si [Name]. Sang surai putih menghentikan langkah. Padahal, ia hanya tinggal belok kanan saja hingga sampai di depan rumah [Name]. Namun, ada satu hal yang mengganggunya. Suara tawa laki-laki yang membuatnya mengurungkan niat untuk menunjukkan diri sekarang.

Gojo bersandar pada tembok–pagar rumah [Name]. Ia menajamkan pendengaran. Fokus menguping apa yang mereka bicarakan sehingga bisa membuat suasana hangat yang sekarang terasa menyebalkan bagi Gojo.

“Di sini rumahku. Terima kasih, ya, sudah mengantarku pulang.”

Gojo mencondongkan tubuhnya. Mengintip dari balik tembok. Kacamata hitamnya melorot. Pandangan mata dengan tepat menatap wajah sang gadis yang berdiri di hadapan seorang pria berambut blonde. Senyuman sang gadis mekar, bahkan kedua matanya sampai tertutup. Ekspresi yang manis. Lantas, itu membuat Gojo melebarkan kedua netra indahnya. Terkejut. Disusul raut wajah yang perlahan berubah mendatar.

Pandangan mata kian menajam saat melihat tangan si surai blonde terangkat menyentuh puncak kepala [Name]. Mengelusinya dengan lembut. Tanpa adanya penolakan dari sang gadis. Dia bahkan hanya tertawa kecil. Membuat Gojo tanpa sadar mendecih.

“Tak masalah. Aku sudah terbiasa mengantarmu dulu saat SMA. Kau masuklah ke dalam,” pinta si surai blonde itu dengan nada datar.

“Okeh! Kamu hati-hati, ya? Bye-bye!” [Name] terlihat melambaikan tangan. Dibalas lambaian juga oleh pria itu.

Gojo memerhatikan si pria yang melangkah menjauh ke depan. Perlahan-lahan tubuhnya mulai mengecil seiring dia berjalan. Hingga menghilang setelah berbelok. Si surai putih lantas melihat ke arah [Name] yang tampak membuka kunci pagarnya. Ekspresi Gojo masih sama. Cemberut. Layaknya anak-anak yang kehilangan makanan manis mereka.

Fill His Empty HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang