꩜ 𖤘 ::┊Chapter 32 : ❛Counsel.❜

1.2K 154 3
                                    

Si gadis bermoral dan punya pikiran terbuka. Dengan itu ... dia bisa memberikan sebuah masukan.
▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃▃

“Yaah~ [Name]! Maaf, yaa, aku memintamu datang kembali.”

“Tak apa. Jadi, ada yang harus aku lakukan?”

“Megumi habis menjalankan misi dan dia keliatan kena mental, [Name]. Kau urus dia.” Gojo menunjuk ke arah belakang dengan jempolnya.

[Name] mengejab. Lantas, memiringkan tubuhnya ke samping, mendapati Megumi duduk di atas anak tangga dengan kepala menunduk. Si gadis meringis, menatap Gojo kembali.

“Apa misinya gagal?” tanyanya.

Gojo tampak mengusap tengkuk sembari berdeham panjang. “Tidak, sih, tapi ... dia tidak berhasil menyelamatkan satu orang juga hewan peliharaan yang mati dan terpaksa membunuhnya karena berubah menjadi roh kutukan,” jawab Gojo.

“Aku akan mengurusnya. Kamu mau ke mana setelah ini?”

“Misi. Aku akan pergi sekarang. Aku mengandalkanmu, ya, [Namee]~”

“Hati-hati~!” Si gadis melambaikan tangan. Tersenyum mengiringi langkah Gojo yang menjauh. Lantas, menolehkan kepala ke arah Megumi yang masih diam. [Name] menyimpulkan senyum lembut. Lalu, melangkah menghampiri Megumi.

“Hai, mm ... Megumi?” sapanya ramah. Ia membungkukkan tubuh.

Megumi mendongak menatapnya. “Ah ... [Name]-san? Ada apa kemari?” tanyanya.

“Satoru memintaku menemanimu, Megumi-kun.” [Name] mendudukkan diri di anak tangga bawah dari tempat Megumi. Ia memeluk kedua kakinya. Kemudian, menolehkan kepala seraya mendongak—menatap Megumi.

“Aku baik-baik saja. Apa yang Sensei khawatirkan?” ucap anak itu.

“Katanya kamu keliatan tidak semangat.”

“Aku memang kayak gini, [Name]-san.”

“Satoru bilang kayak gitu, loh? Dia ... sudah sama kamu sejak kecil ‘kan? Aku mendengarnya cerita waktu itu. Tidak mungkin dia tidak tahu perkembangan dan kekuranganmu kalau kalian dekat kayak gitu, Megumi-kun.”

“... [Name]-san, apa anda benar-benar menjalin hubungan dengannya?”

[Name] mengulum bibir. Terkekeh kecil dan menatap Megumi cukup canggung. “Iya ...,” jawabnya. Agak ragu.

“Bagaimana cara [Name]-san tahan dengan sifatnya?”

“Ah, aku beradaptasi dengan sifatnya. Lagian ... tingkah ayahku juga hampir mirip dengannya. Jadi, aku cukup terbiasa.” [Name] mengangguk-anggukkan kepala.

Megumi menunduk. [Name] yang melihat itu menggigit bibir bawahnya. Ia meluruskan kaki. Menggoyang-goyangkannya ke kanan dan kiri.

“[Name]-san.”

“Ha'i?” Si gadis kembali menoleh.

“Apa aku boleh bertanya sesuatu?”

“Boleh! Tanyakan saja.”

“ ... Apa anda pernah gagal menyelamatkan seseorang? Meski bukan dalam misi atau apa pun itu.”

[Name] mengapit dagu. Mendongak ke atas menatap langit malam. Netra indahnya bergetar. Lantas berkata, “Aku belum pernah merasakannya, tapi ... orang-orang di sekitarku pernah merasakan itu. Jadi, aku cukup paham.”

“ ... Ini bukan yang pertama kali sebenarnya, tapi ... aku selalu ingin bertanya. Rasa sakit saat tidak bisa menyelamatkan bahkan jika hanya satu orang saja. Itu ... kadang aku merasa tidak berguna.” Tangan Megumi mengepal.

Fill His Empty HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang