ꗃ 𖤘 ::┊Chapter 19 : ❛New Feel.❜

1.4K 207 16
                                    

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Kebersamaan dengan tawa dan senyuman lebar mengundang debaran jantung yang kian berpacu kencang.

· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

“Heiii! [NAMEE]~!!”

“Eh? Iya!”

Si gadis mengejabkan mata. Melayangkan tatapan bertanya pada sang surai putih yang ada di belakang. Duduk di atas kursi dengan sandaran di bagian depannya. Gojo menopang dagu. Tampang malas ia pasang. Cemberut. “Masih lama, gak?” tanyanya cukup cuek.

“Ah ... gak lama lagi selesai, kok. Kamu tunggu sebentar lagi, ya?” jawab [Name].

“Heee.” Gojo berdiri. Lantas berjalan menghampiri [Name] yang ada di depan pantry. Netra yang tertutupi kain hitam masih bisa melihat dengan jelas sebuah cake cokelat yang masih ditaburkan keju. [Name] tersenyum menanggapi. Lalu, melanjutkan kegiatannya.

“Kuemu enak. Kenapa tidak buka toko kue saja, [Name]?” Si surai putih bersandar pada meja. Kedua tangan masuk ke dalam saku bajunya.

“Benarkah? Terima kasih, tapi ... membuat kue hanya hobiku. Aku tidak ingin menjadikannya sebuah pekerjaan.” Ia mengedikkan kedua bahu.

“Hm? Kenapa?”

“Tidak ada alasan khusus. Aku hanya tidak mau saja, hehe~ oh, iya, Gojo-san!”

“Hm?”

[Name] melepas apron. Kemudian, ia melangkah ke arah kulkas. Mencari sebungkus mochi beku yang ia beli kemarin. Gojo memerhatikan dari jauh. Dan dengan iseng malah memotong kue buatan [Name] tanpa mengatakan apapun. Ia menikmati rasa coklat yang meleleh dalam mulutnya seraya tersenyum manis.

“Gojo-san!”

“Hm?” Gojo menoleh. Tepat di hadapannya. [Name] mengangkat sebungkus mochi beku di depan wajah sang surai putih. Membuatnya menaikkan sebelah alis.

“Sekarang lagi musim panas. Enaknya makan yang dingin-dingin ‘kan?” ucap [Name]. Ia tersenyum lebar.

“Kau ini ... punya berapa stok makanan manis, sih?”

[Name] menanggapi dengan senyuman. Kedua tangannya bergerak membuka bungkusan mochi. Lalu, mengambil satu dan menjulurkannya pada Gojo. “Ini untukmu,” ujarnya.

“... Kau tahu aku baru saja makan kue cokelatmu.”

“Tak apa! Ini enak, loh! Jangan menolak, ya? Aku yang maksa, nih!” Senyumannya kian mekar sehingga mata agak menyipit. Iris hitam keabuannya tampak semakin berbinar-binar. Menatapnya dengan tatapan yang begitu lembut, riang dan senang.

“....” Gojo bungkam. Kini, ia cemberut. Perlahan, sebuah perasaan aneh kembali muncul dalam dirinya. Hangat ... dan diterima. Sepenuhnya. Tanpa sadar. Pendengarannya yang tajam mendengar debaran jantung yang berdetak cepat. Gojo agak memajukan wajahnya dan langsung memakan mochi yang masih dipegang [Name].

Tawa kecil terdengar. [Name] lantas berkata, “Bagaimana? Segar, tidak?” tanyanya. Masih terkekeh.

“Kenapa kau tidak memberikanku mochi ini saat menunggumu membuat kue coklat, huh?” Kening Gojo mengernyit.

Fill His Empty HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang