ꗃ 𖤘 ::┊Chapter 13 : ❛Istirahat.❜

1.5K 246 17
                                    

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈  

Seperti katanya waktu itu. Semua orang membutuhkan istirahat.

· · ────── ·𖥸· ─────── · •

“Haa ....”

Gojo duduk di atas tumpukan mayat kutukan yang telah ia habisi beberapa saat lalu. Mereka adalah manusia yang diubah menjadi makhluk terkutuk. Bukan roh kutukan yang dibuat oleh sisi negatif manusia. Dari kedua telapak tangan bercucuran darah makhluk menjijikan itu. Gojo sempat meninju, memisahkan kepala dari tubuh mereka dengan kasar. Tidak ada ampun dan itu mengerikan.

Telapak tangan ia bersihkan menggunakan kain berwarna putih. Membiarkan benda tipis yang terlihat begitu suci ternodai darah kotor. Layaknya dirinya yang dulu dan sekarang. Dia yang awalnya hanya anak kecil yang begitu polos berubah menjadi begitu kotor setelah beranjak remaja hingga dewasa. Gojo berdiri setelah kedua tangannya bersih. Lantas melangkah menjauhi mayat terkutuk yang sudah tidak bernyawa. Kedua tangan ia masukkan ke dalam saku, kemudian mengernyitkan kening kala merasakan ada sesuatu di dalam kantong bajunya.

“Oh ...?”

Pandangan melihat ke arah botol berisi madu pemberian sang gadis beberapa waktu lalu. Katanya akan membantunya lebih siap untuk tidur dan beristirahat. Masalahnya, ia tidak punya waktu untuk 'benar-benar bersantai.' Banyak yang harus ia lakukan setelah ini. Misinya menumpuk, sekali ia membuang waktu maka pekerjaan akan semakin bertambah terus menerus.

Gojo meletakkan botol itu ke atas tumpukan batu. Lalu meninggalkannya di sana. Beristirahat itu memang penting, tapi selama dia tidak punya waktu maka tidak akan ada gunanya menyimpan botol madu itu.

Kamu hampir tidak pernah tidur dengan baik 'kan?

“Eee ... dasar merepotkan.”

Meski tidak punya hari untuk beristirahat, bukan berarti dia selalu sibuk. Ada kalanya dia duduk menikmati makanan manis, mau itu sendirian atau bersama anak muridnya. Berada dalam ruangannya yang tenang dan tanpa sadar tertidur dalam posisi tidak nyaman.

Gojo memutar arah. Dengan cepat mengambil kembali botol madu itu dari atas onggokan batu. Membuka penutupnya dan mengambil honey dipper¹ dari sisi kanan benda itu. Menyendok madu manis kemudian menyuapnya ke dalam mulut.

“Mungkin minum dengan teh kali, ya?” Gojo mengemil sambil berjalan. Menikmati sensasi manis dari cairan kental berwarna kuning hasil panen para lebah.

Hmm ... setelah ini ... ah, ke rumah [Name] lagi, deh!! Gojo menutup botol. Dalam sekejap mata menghilang dari tempatnya berdiri dan muncul di depan rumah sang gadis. Suasananya tenang. Terasa begitu nyaman dan segar. Mungkin berasal dari pemilik rumah dan pekarangan yang dipenuhi bunga-bunga membuat Gojo ingin menginjak-injaknya. Bagaimana dengan respon gadis itu jika dia melakukannya?

“Gojo-san?”

Lupakan saja.

“Yaa~ [Name]!!” Tangan kanannya terangkat melambai. Ia menyapa dengan ceria seraya berjalan menghampiri [Name] yang berdiri di bingkai pintu rumahnya.

“Hai~ ada sesuatu yang tertinggal?” Si gadis memiringkan kepalanya ke samping. Membalas senyuman Gojo dengan ramah.

“Tidak ada. Aku hanya ingin mampir. Biarkan aku masukk!!”

“Okee.”

Tangan si gadis mendorong pintu rumah sampai terbuka lebar. Mempersilahkan Gojo masuk ke dalam dengan sopan meski tamunya ini yang tidak punya akhlak. Sang pria berjalan ke arah sofa, duduk dengan sangat manis seraya menyadarkan diri. Bersantai.

“Aku buatkan sesuatu dulu, ya, buat kamu makan,” tawar [Name]. Tanpa mendengarkan jawaban dari Gojo, ia melangkah ke arah dapur.

“Tunggu.”

“Hm?”

Sang gadis berbalik bersamaan dengan benda yang dilempar Gojo sehingga dengan refleks menangkapnya menggunakan kedua tangan. [Name] mengejab, kemudian melihat ke arah telapak. Botol madu yang plastiknya sudah terbuka adalah benda yang dibuang Gojo ke arahnya.

“Tambahkan itu ke tehku, yaa!!”

Ia kembali mengedipkan mata beberapa kali. Lalu tersenyum menanggapi. Terus menjawab,  “Okee!!”

Gojo mengayunkan tangan. Setelah sang gadis hilang dari pandangan, ia merilekskan tubuh, kedua kaki naik ke atas meja. Dari balik kain hitam, matanya terpejam. Menikmati keadaan rumah yang begitu damai ini. Sesuatu yang jarang atau mungkin nyaris tidak pernah ia rasakan selama hidup. Dia hanya kenal dan dekat dengan suasana berat yang berasal dari dirinya sendiri. Hal seperti sekarang ... mungkin sangat baru baginya.

.

.

.

“Gojo ... -san?”

[Name] mencondongkan tubuh. Kedua tangan memegang satu nampan berisi teh dan cemilan manis kemudian meletakkan teh dan kue itu ke atas meja. Lalu duduk di samping Gojo yang saat ini mungkin sedang terlelap. Posisinya terlihat tidak nyaman, bersandar pada sandaran sofa yang tegak. [Name] lantas pergi ke sisi kursi panjang itu. Menekan tombol yang ada di bagian bawah sehingga perlahan sandaran sofa agak lurus ke belakang.

Ia mengambil kain lembut lalu menyelimuti tubuh Gojo–meski tidak menutupi semua tubuhnya.

“Akhirnya dia istirahat, ya?” [Name] melebarkan senyum. Lantas melangkah pergi ke ruangan lain karena tidak ingin mengganggu waktu tidur Gojo.

Si gadis masuk ke dalam dapur. Kedua tangan bergerak mengikat rambutnya agar tidak berantakan. Poni tipis membingkai wajahnya yang cantik. [Name] langsung memasang apron pada tubuhnya. Ingin memasak makan malam sambil menunggu Gojo bangun dari tidurnya.

Gerakan tangan yang hendak mencuci sayur berhenti. Pikiran kini dipenuhi oleh si surai putih. Maksudnya, dia hanya berdua dengan pria itu di sini. Tidak. [Name] tak berpikir yang aneh-aneh. Hanya saja, ini pertama kali baginya. Meski sejak umur 10 tahun sudah terbiasa tinggal bersama Ayahnya yang adalah seorang pria. Gojo yang hanya sebatas teman jelas berbeda.

“Mm ... ini tidak apa-apa ‘kan?” tanya [Name] pada dirinya sendiri. Sekarang sedikit khawatir. Namun, pikiran itu enyah dalam benak ketika dia berusaha untuk tidak peduli.

· · ────── ·𖥸· ─────── · ·

¹Honey Dipper : sendok madu yang terbuat dari kayu dengan bentuk lilitan.

Jujur, aku sering banget nebar spoiler di SW ku😂

┈┈┈ ੈ 𝓐𝓷𝓷 𝓦𝓱𝓲𝓽𝓮 ੈ ┈┈┈ 

Fill His Empty HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang