𝕱𝖆𝖓𝖙𝖆𝖘𝖞 - 𝕽𝖔𝖒𝖆𝖓𝖈𝖊 - 𝕬𝖉𝖛𝖊𝖓𝖙𝖚𝖗𝖊
Eleanor hidup kembali setelah dibunuh saudara tirinya. Tidak! Ia tidak kembali ke masa lalu atau masuk kedalam buku. Melainkan terlempar ke dunia magis!
.
.
.
"APA INI?! AKU HIDUP KEMBALI?!"
Elea...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak lama setelah Eleanor keluar dari labirin bersama Taeyong, Doyoung datang. Doyoung adalah sekertaris yang cekatan dan pandai membangun suasana, menurut Eleanor.
Setelah kereta kuda siap, mereka menaiki kereta kuda dengan cepat. Eleanor duduk di sebelah Taeyong, sedangkan Doyoung duduk di hadapannya.
"Pertama-tama, kita akan pergi ke Kuil Suci. Untuk mengetahui kenapa seorang manusia bisa terlempar ke dunia magis ini," ucap Doyoung memulai percakapan.
"Bagaimana dengan identitas sementaraku?" tanya Eleanor.
"Aku sedang mengurusnya. Kau akan berperan menjadi kandidat saintess yang baru, lalu tinggal bersama Tuan Taeyong di kediamannya. Dan periode pemilihan saintess berlangsung selama enam bulan," jelas Doyoung.
"Bagaimana jika selama enam bulan, aku belum berhasil kembali ke dunia asliku?" tanya Eleanor cemas.
"Entahlah, aku belum tahu. Mungkin kau akan menetap disini selamanya dan Yang Mulia Jaehyun akan memberikan gelar bangsawan padamu. Atau kau bisa menikahi bangsawan disini," ucap Doyoung jenaka di akhir kalimat.
"Mana mungkin gadis manusia ini sanggup menaklukkan seorang bangsawan. Jika iya, selera bangsawan itu sangat rendah," celetuk Taeyong menanggapi lelucon Doyoung dengan pedas.
"Hei! Apa maksudmu?!" sahut Eleanor kesal. Walau ia seorang manusia, fisik Eleanor tak kalah rupawan dengan makhluk immortal lainnya.
Eleanor tak menyangka, sifat Taeyong sangat menyebalkan. Belum genap satu bulan ia tinggal di dunia magis ini, Eleanor sudah menemukan dua lelaki menyebalkan ada di sekitarnya.
"Sudahlah, dia memang suka berkata pedas. Dia akan terkena karma, percaya padaku." Doyoung memasang ekspresi serius.
"Kenapa kau begitu kaku, Taeyong? Dulu kita adalah teman saat di akademi. Bahkan kita memiliki kenangan indah bersama."
Doyoung tak lagi menggunakan embel-embel Tuan untuk memanggil Taeyong. Eleanor mendapatkan informasi baru. Ternyata mereka menempuh pendidikan di tempat yang sama.
"Kenangan indah? Sepertinya kenangan yang kau maksud adalah saat kau terjatuh ke dalam kubangan kotoran kuda dan aku menolongmu. Terimakasih sudah mengingat kebaikanku," ucap Taeyong percaya diri.
Eleanor yang mendengar ucapan Taeyong pun terkekeh geli. Membayangkan seorang Doyoung yang sangat menjaga kebersihan, terjatuh kedalam kubangan kotoran kuda sangat menggelikan. Eleanor bahkan bisa membayangkan sekeras apa teriakan jijik Doyoung.