Hal romantis, banyak didambakan banyak orang. Tapi kenapa, ya, kalau kita nonton atau baca-baca adegan romantis kita jadi merinding, geli-geli gurih, cringe gitu.
Walau begitu, kita kadang pengen coba ngelakuin itu sambil bayangin dan senyum-senyum sendiri.
Maka dari itu untuk menunjang bagusnya kinerja halu kalian tentang hal romantis, akan saya dukung dengan sedikit fantasi goblok tolol nggak nyambung di book ini. (Jujur selama hampir setahun gua bingung mau ngetik apaan dan ternyata ini draft dari nov tahun 2021, tp baru gua pub 2024 anjay).
Nongkrong malam mingguan, masa libur dari kerjaan enaknya ditemenin istri tersayang. Duduk di balkon yang langsung menghadap ke taman perumahan, kau dan suamimu mengamati dan mengomentari tiap kendaraan yang lewat.
"Buset. Satu itu nempel banget," Karma, suamimu, mengomentari sejoli yang berpelukan diatas motor CBR.
"Di rumah aja mbak, duaan!!!" Lantang suaramu menggema, membuat dua orang itu melambat dan menari sumber suara.
"Kamu gak boleh begitu. Kita juga dulu kan gitu ..." tegur suamimu.
Kau mendecak. Memang, sih. Tapi tidak sepenuhnya benar, karena saat itu pria berambut merah inilah yang justru memaksamu untuk terus menempel berdua. Memang kadar keterlaluan.
Kenikmatan angin malam menciptakan suasana yang mendorong untuk menjadi serius. Terpuruk tubuh letoy itu pada sandaran kursi rotan mahal yang suamimu belikan. "Suamiku, kapan aku hamil, ya? Aku udah mulai bosen di rumah doang sendirian, nggak ada kerjaan."
Dimainkan sedikit bibir Karma sambil mikir mau jawab apa atas pertanyaanmu. "Bikin sekarang, yuk! Gak ngapa-ngapain sama kamu bikin engas," usul Karma dengan cemerlang.
"Aduh. Kemarin 'kan udah ... Tapi, ayok aja sih!"
( ̄﹃ ̄)
Dikibas-kibas bedcover besar sampai kasur berukuran king size itu rapih. Padahal nanti juga acak-acakan lagi. Kamu sudah mengatakan itu pada suamimu, tapi memang sudah bawaan orang pintar, ada saja.
"Udah?" tanyamu memaskitan tindakan Karma.
Karma mengangkat jempol mengiyakan. "Silahkan nonya ..."
Kau tersenyum jahil menatap Karma. "Yang duluan nggak tahan beliin liontin berlian," ucapmu sembari membuka baju, celana, celana dalam, dan beha. Karma terbahak kecil membayangkan keseruan apa yang akan kau ciptakan. "Beliin aku bijih emas satu kilo kalo aku menang."
Kau menyusul tertawa sembari merayap di ranjang yang sudah Karma rapikan. "Berdiri di situ!"
Terebah tubuh telanjangmu tepat di hadapan suamimu. Langsung keliatan burungnya berdiri saat kau melebarkan kaki.
Disibakkan poni yang memanjang yang menghalangi pandanganmu melihat Karma yang tengah menggigiti giginya. Kau remas kedua payudaramu sekali, mengalihkan tangan kirimu membelai klitoris yang sedikit membengkak karena dorongan hormon yang membuncah.
"A-aahh ..." erangan lembut terlantun dari mulutmu saat kau masukan sebentar jempolmu ke lubang senggama. Karma sigap melipat tangannya di dada menatapmu, senyumnya tersirat penuh nikmat memperhatikan.
Sungguh erotis kau belai tubuhmu sendiri, besar keinginan Karma memasang kamera sudut di kamar ini memikirkan apa yang tengah kau lakukan.
Gerakan yang sedikit agresif, mengeluarkan jari lentik itu di dalam lubang senggama, dan remasan-remasan dada yang nampak benar-benar lembut, dan lendir yang merembas mulai membasahi bed cover dan membuat suara becek sunggu menggoyahkan Karma.
"Berapa liontin berlian yang kamu mau?" Bergegas dia lucuti bajunya sendiri di hadapanmu.
Kau hentikan seluruh sentuhan itu, tertawa terbahak-bahak dan menghampiri suamimu untuk memberinya kuluman bibir yang penuh gairah.
#Well
anjir ini pasutri tersagapung keknya
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]Pasutri Gaje | Karma Akabane
ChickLit"Daripada gibahin orang, mending gue nenenin laki gue. Udah nunggu tuh, di ranjang." Mereka berdua terkadang berfikir, mengapa mereka bisa menikah dan saling jatuh cinta?