1. Kenangan Indah

606 54 3
                                    

     

             (WARNING BOY X BOY)





Pagi cerah dan angin sepoi-sepoi yang bertiup pelan. Suara kicauan burung-burung yang bertengger di ranting pohon Yang ada di halaman.

Di halaman taman yang bergelar rerumputan rang terpangkas rapih, menutupi seluruh taman yang kini di tempati oleh dua orang anak kecil. Dua anak kecil itu sedang duduk di sekitar jejeran bunga bunga yang tumbuh di sekitar taman. Anak yang satu sedang sibuk dengan rangkaian rangkaian bunga di tangannya, sedangkan anak yang satunya sedang menatap lembut ke arah anak manis di sampingnya.

Mereka berdua adalah teman sepermainan, sedari kecil mereka sudah bersama bahkan sejak mereka lahir. Anak yang sibuk merangkai bunga itu bernama Hinata Shoyo, anak manis bersurai senja dengan warna mata senada. Dia anak satu-satunya dari keluarga Hinata yang merupakan anak dari pasangan Hinata Shouji dan Hinata Yuko.

Sedangkan anak yang sedang menatap kearahnya, siapa lagi kalau bukan ushijima wakatoshi, dia anak tunggal dari ushijima Takumi dan ushijima Satsuki. Wakatoshi lebih tua 2 tahun dari Shoyo, dia memiliki tinggi yang melebihi anak sepantarannya. Wakatoshi dan Shoyo sering bermain bersama karena orang tua mereka yang merupakan teman dekat.

'Kembali ke taman

Shoyo masih setia dengan benda di tangannya, ia merangkai satu persatu dan membuat benda itu melingkar dengan apik dan cantik.

"Yosh, akhirnya selesai juga" ucap riang Shoyo sambil mengangkat benda yang sibuk di buatnya tadi.

"Itu cantik Sho, apa kau ingin aku bantu pakaikan" balas wakatoshi sambil tersenyum melihat tingkah Shoyo yang menggemaskan.

"Terima kasih hehehe, tapi ini bukan untukku"

"Lalu untuk sia.." belum selesai wakatoshi bicara Shoyo sudah memotongnya.

"Waka-nii bisa kau menunduk sebentar"lanjut Shoyo.

"Um baiklah, tapi untuk apa Sho?" Balas wakatoshi sambil menundukkan tubuhnya menyamai tinggi Shoyo.

"Oke sudah, waka-nii terlihat cocok dengan bunga aster putih" ucap Shoyo bangga.

"Terima kasih Shoyo" balas wakatoshi yang senang dengan rangkaian bunga dari shoyo. Tak lupa ia mengelus elus rambut senja yang lembut itu.

"Ya waka-nii"sahut Shoyo dengan senyum malaikat miliknya.

Wakatoshi yang melihat senyuman dari Shoyo ikut tersenyum dengan sedikit rona merah di pipinya, ia dan shoyo bermain dengan riang di sana dengan tawa serta senyuman yang merekah indah.

                                ...

Tak jauh dari sana ada sebuah gazebo tempat para orang tua berbincang bincang. Mereka melihat dari jauh tingkah putra-putra mereka yang kini sedang bermain dengan riangnya. Mereka sangat senang melihat dan mendengar canda dan tawa mereka berdua. Mereka semua terlihat sangat bahagia dengan Shoyo yang periang dan manis serta wakatoshi dengan kasih sayangnya pada Shoyo.

"Mereka berdua selalu bisa membuat kita senang hanya dengan canda tawanya"ucap Shouji memulai percakapan.

"Ya kau benar sayang" sahut istrinya, Yuko.

"Kami senang bisa melihat waka-kun tertawa dan bahagia, ini semua karena Shoyo yang periang dan manis" balas Satsuki.

"Yang paling penting kami bersyukur Wakatoshi anak kami bisa bertemu dengan anakmu itu Shouji"kata Takumi pada sahabat lamanya itu.

"Aku dan Takumi saja jarang bisa melihat senyumnya, tapi pasti itu akan sering terlihat jika Waka-kun sudah bersama shoyo" ucap Satsuki sambil menuang teh ke gelasnya yang sudah kosong.

"Ya benar juga, aku berharap semoga mereka bisa slalu seperti itu"balas Yuko yang kembali memandang Shoyo.

"Sepertinya kita akan jadi besan nih Shouji, lihat saja Shoyo dan Wakatoshi anakku seperti kertas dan lem begitu"dengan tawa dan kekehan Takumi mengatakan hal tersebut yang membuat Shouji sedikit terbawa emosi.

"Itu tidak akan terjadi, Sho-chan akan selalu bersama kami jangan sekali kali kau berpikir seperti itu"kata shouji yang sedikit marah karena membayangkan anaknya yang manis di rebut oleh wakatoshi.

"Kau ini, kan kau juga melihat Shoyo sangat erat dengan wakatoshi. Kenapa kita tidak saling menyatukan mereka berdua saja".

"Yah tidak bisa langsung menikah sih, tapi paling tidak mereka bisa bertunangan kan"sambung Takumi.

"Jangan pikir macam macam, Sho-chan milikku itu masih kecil. Bukan Sho-chan masih perlu banyak bermain dan belajar di usianya itu" sentak Shouji.

"Hei hei tenanglah aku kan bilang untuk untuk tunangan saja, lagi pula bukankah kita berdua sudah di jodohkan di usia yang sama dengan Shoyo" balas Takumi tak mau kalah.

                                ....

"Mereka ini, kalau sudah bertemu pasti begini, aku heran bagaimana mereka bisa jadi sahabat dekat" ucap Yuko sambil menepuk pelan dahinya.

"Aku juga bingung, sudahlah lebih baik kita pergi saja atau kepala kita yang akan meledak di dekat mereka" balas Satsuki yang kemudian mengajak Yuko pergi.

Kedua istri mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan kekanakan suaminya itu, mereka memilih untu pergi menjauhi keduanya yang masih sibuk berdebat.

Mereka menghampiri Ahoyo dan Wakatoshi yang masih di taman membiarkan suami mereka yang tidak mau kalah satu sama lain. Dari pada mereka pusing melihatnya lebih baik mereka ikut bermain dan menemani anak mereka yang masih asik dengan permainannya.

"Sho-chan"panggil lembut Yuko.

"Ah mama, kenapa mama ke sini" ucap shoyo sambil berlari memeluk Yuko.

"Memang mama nggak boleh ikut main sama Sho-chan ya" tanya Yuko dengan nada yang sedikit sedih.

"Eng, bukan begitu mama. Sho-chan senang kok mama mau ikut main" balas shoyo sambil menggelengkan kepalanya.

"Kaa-san, otou-san dimana" tanya wakatoshi yang ikut menghampiri para ibu.

"Tuh tou-san mu lagi gelud, kaa-san capek lihatnya jadi ke sini aja deh" kata Satsuki dengan tangannya yang menunjuk ke arah gazebo.

Dan hanya di balas oh oleh wakatoshi dengan raut wajah malas, sepertinya ia sedang kesal karena di ganggu oleh kedatangan para ibu.

"Aduduh ada yang marah nih waktu bermainnya di ganggu"dengan santainya Satsuki mencubit kedua pipi anaknya yang terlihat jengkel.

"Kaa-san itu sakit" aduhan wakatoshi sambil mengelus pipinya yang tercubit.

Yang berada di sana lantas tertawa melihat raut wajah wakatoshi.

Para ayah yang sibuk berdebat tadi pun lantas menengok kearah tawa yang berasal dari taman.

"Hei bagaimana kalau kita sudahi perdebatan tidak berguna ini, sudah biarkan anak anak kita yang memilih jalan kebahagian hidup mereka sendiri"ucap Shouji.

"Hmm ya kurasa itu lebih baik" balas Takumi.

Dengan begitu mereka menghentikan perdebatan mereka dan menghampiri anak serta istri mereka di sana.

"Sho-chan, apa papa boleh bergabung" ucap Shouji yang menghampiri Shoyo.

"Papa" teriak Shoyo dengan antusias.

"Jadi apa papa boleh ikut bermain juga Sho?" Kini Shouji menggunakan puppy eyes keahliannya.

"Boleh, papa dan paman Taku boleh ikut bermain kok"

Mendengar balasan positif dari Shoyo mereka semua hanya bisa senang

" Lalu kita akan main apa Sho?" Tanya Takumi

"Kita main rumah rumahan" sahutnya

Dengan begitu mereka melanjutkan canda dan tawa di hari itu, dengan suasana yang sangat meriah di temani kegembiraan yang tiada henti. Di dalam hati mereka  semua berharap agar kebahagiaan ini bertahan selamanya, dengan suara tawa kebahagiaan mereka semua menghabiskan hari ini dengan penuh kenangan yang sangat indah. Kenangan yang akan selalu mereka ingat hingga suatu saat nanti mereka pergi dari dunia ini selamanya.

Tepati janjimu!... (Hinata shoyo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang