prolog

19 3 0
                                    

Aku memberikannya hatiku
yang kemudian ia bawa mati
🪷

•••••••••

"Radenn! Raden tunggu! Anda tidak boleh begini, apa yang terjadi pada Putri Mahkota sudah merupakan takdir Dewata. Anda harus menerimanya."

"Berisik! Aku akan mengatakan hal yang sama saat pemakaman istrimu kelak!!"

Tangan kanan Raden Inu, Putra Mahkota Kerajaan Jenggala, berlari sekuat tenaga mengejar junjungannya yang hilang kendali.

Nafasnya sudah tak beraturan, namun ia harus menyadarkan Raden Inu. Prajurit pun diperintahkan untuk mengejar Putra Mahkota yang masih dikuasai amarah.

Raden Inu memacu kudanya tanpa peduli sekitar, tak menggubris prajurit, tangan kanannya, dan bahan makanan yang disimpan. Lumpur tanah yang menyiprat pun tak menggoyahkannya.

Urat-urat menyembul di leher dan tangannya, matanya memerah menyiratkan amarah dan rasa kecewa, bulir-bulir bening air mata bercampur dengan peluhnya.

Dalam hati, ia merapalkan ribuan harapan. Menyebut nama sang kekasih agar tetap bertahan menunggu kedatangannya.

"Kekasihku adalah orang yang selalu menepati janji. Aku percaya ia baik-baik saja, ia tak akan meninggalkanku!"

Bersambung


⚠️Cerita ini berupa Fiksi Sejarah ❗️

Ananta Anuraga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang