3. SIAPA DIRINYA?

16 3 0
                                    

Siapa dirimu?
🪷

●●●●●

Sejak pagi menjelang, Angreni hanya duduk melamun di atas ayunan kesukaannya, ayahnya, Patih Kudanawarsa sudah pergi pagi-pagi sekali untuk urusan pekerjaan, meninggalkan dirinya yang masih terlelap indah.

Ia sudah melakukan semua pekerjaannya ; Memasak, mencuci baju, mengambil air, beberes rumah, menyiram tanaman, dan sebagainya. Alasan ia jarang bermain karena
teman-teman sepermainan nya rata2 sudah dinikahkan ataupun lebih banyak membantu ibu dan ayahnya, sehingga ia selalu sendiri.

Saat sedang melamun, ia melihat ada kereta kuda yang melintas, kereta itu membawa warga yang akan pergi ke pasar. Lalu ia teringat dengan banteng kesayangannya, Hubara.
Banteng itu adalah hadiah ulang tahun dirinya saat masih berumur 9 tahun.

Ia kemudian bergegas pergi ke tempat Hubara dengan berseri-seri.

...

Angreni telah sampai di padang rumput kecil yang bersih, di sekitar nya banyak lembu ataupun banteng yang sedang dirawat oleh para abdi dalem. Ia bersiul dan seketika banteng miliknya menghampirinya.

"Hubaraa 🥰, lama tak berjumpa, apa kau sehat? Apa kau betah disinii? Tak ada hal aneh yang terjadi kan?"
Angreni bertanya pada bantengnya seperti sahabat lama yang baru berjumpa, para abdi dalem yang melihat hanya tertawa karena mereka terbiasa dengan hal itu.

Hubara hanya diam sambil memakan rumput, ia sangat cuek dengan Angreni meskipun senang diperlakukan seperti itu.

"Sudah lama aku tidak memandikanmu, ayo kita ke sungai ᕕ( ՞ ᗜ ՞ )ᕗ."
Angreni berjalan sambil memegang tali yang tersemat di leher Hubara.

Sesampainya di sungai, Hubara langsung diguyur air sungai yang dingin dan badannya di gosok dengan tanaman wangi sebagai sabun, Angreni sangat senang bisa bermain air dengan banteng kesayangannya.

Saat hendak membilas Hubara, ternyata ember atau cawan tempat menampung air tersebut terdapat cacing yang berusaha naik, dan Hubara kebetulan takut dengan cacing.

Hubara terkejut dan seketika lari dari Angreni dengan ketakutan, saat Hubara lari, air sungai terciprat dari hentakan kakinya dan membasahi Angreni, Angreni yang kaget pun berteriak kesal dan mengejar Hubara.

"HUBARA ANAK NAKALL! KENAPA KAU MENCIPRATKAN AIR SUNGAI KE WAJAHKU, KEMBALI KESINII!"
Angreni berteriak sambil mengusap wajahnya yang basah, ia keluar dari air dengan susah payah karena bagian bawah pakaiannya menjadi berat setelah terkena air.

Terjadilah aksi saling mengejar dan dikejar. Sepanjang jalan ia selalu berteriak pada Hubara, suaranya memang lembut, tetapi jika berteriak, semua perempuan tak ada bedanya :)

"HUBARA!! KEMBALI KE SUNGAI SEKARANG!! HUBARA! KAU BELUM SELESAI KUMANDIKAN DASAR ANAK NAKALL!!"

Saat berlari, ia merasa ada seseorang yang ia kenal disekitar nya, ia berhenti lalu melihat ke belakang, tetapi ia tidak melihat orang yang dimaksud karena ia Sudah berlari lumayan jauh.

Ujung mataku menangkap siluet kuda, Aku seperti pernah melihatnya..

Cukup lama ia terdiam mengingat sesuatu, tetapi setelahnya ia kembali fokus pada Hubara karena menganggap itu hanya kebetulan, tak mungkin pria jelek aneh kemarin ada disitu juga, pikirnya.

"Tidak-, Semua kuda itu sama saja."

🔆🔆🔆

Malam hari di tempat Angreni sangat berbeda dengan malam hari di kerajaan, jika di tempat Angreni para warga duduk bersantai berbincang-bincang dan menghidupkan api unggun, maka di tempat Raden Inu, ia harus menahan diri karena Putri Dhumavati terus menempel padanya kapanpun dan dimanapun, hingga membuatnya merasa tidak nyaman.

Ananta Anuraga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang