Dear Alna's || CHAPTER 01

164 20 4
                                        

Hallooow.
Jumpa lagi dengan aku si penulis amatir.

Ini cerita keduaku setelah GABRIEL dan ini juga kelanjutannya. Kalo kalian mau baca silahkan mampir ke akunku dulu dan jangan lupa sekalian follow.

Diharapkan untuk tidak berkomentar yang non bermutu atau " Mencela / menghina " . Kalian cukup tanggapi saja. Aku juga butuh komentar kalian untuk memperbaiki ceritaku seterusnya.

Cerita ini murni dari hasil kerja keras berpikirku, jadi jangan sama-samakan dengan cerita yang lain.

Cerita ini tidak untuk kalian yang bermental boneka, jika kalian masih nyosor aja jangan salahkan aku.

Ok itu sedikit ceramah perkenalanku dan selamat membaca para reader's ku yang cantik dan ganteng.

Luvv kalian emmmmmmuah :*

Happy reading!!!

Dear Alna's

Chapter 01 : Bulshit




Plak

" Hahaha, Lo dengar kan dia bilang apa ?" ucap seorang gadis yang sedang tertawa puas.

Alna tak bisa menahan air matanya yang terus saja keluar dari kedua manik mata birunya. Pipinya panas dan sudut bibirnya terasa perih.

Darah mulai keluar dari sudut bibirnya , Alna memegang pipinya yang terasa panas dan mengelap bibirnya yang sudah sedikit robek akibat tamparan yang cukup keras tadi.

Dia menatap kedua remaja itu dengan bergantian. Air matanya sudah kering, tatapan teduhnya sekarang sudah menjadi tatapan kebencian.

Plak

Satu tamparan keras juga mengenai pria yang ada di depannya itu. Alna meringis melihat ekspresi lelaki itu yang tertoleh akibat tamparannya. " Gak usah nampar gue kalo lo memang benar laki-laki. " ucapnya sambil tersenyum bengis.

" Dan lo, " Alna menjeda ucapannya. " Ambil saja sampah ini dan gue gak peduli. " ucapnya sambil menunjuk gadis itu dengan telunjuknya.

Alna meninggalkan kedua remaja itu dan tak dengan sengaja dia membenturkan bahunya mengenai pria itu hingga sedikit terhuyung.

" Dan semoga saja ketika lo udah tau keadaan yang sebenarnya lo gak akan nyesel. " bisiknya sebelum dia benar-benar melangkah pergi.

" APA YANG SEDANG KALIAN LIHAT HAH? BUBAR! " teriak pria itu dengan nafas naik turun menahan amarahnya. Jika mungkin dia ada luar sekolah saat ini, mungkin dia sudah melampiaskan semua amarahnya.

" BANGSAT !" teriaknya sambil menendang kerikil kecil.

" Sabar sayang, keputusan kamu udah benar kok. " ucap gadis itu mencoba menenangkan.

***

Angin sepoi-sepoi menyambut gadis berwajah cantik itu. Secara perlahan dia mulai menikmati angin tersebut untuk meredakan pikirannya. Rooftop adalah tempat ternyaman baginya saat ini.

Ini semua seperti mimpi baginya, semua rasa cinta seketika lenyap dan menjadi sebuah kebencian yang teramat mendalam.

Alna Natasya Adijaya nama dari gadis bermata biru itu. Tak pernah terpikirkan di benaknya jika akan ada seseorang yang berani menamparnya. Kedua orangtuanya saja tak pernah menamparnya.

Dear Alna'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang