"Baca" ujar Fahad sembari memberikan sebuah kertas.
"BRENGSEK!" Ujar Rey lalu membejek kertas tersebut, lalu melemparkannya ke sembarang arah.
Kiesha mengambil Kertas tersebut "kalo lo mau gadis lo hidup aman, biarin dia buat gue, gue bakal jagain Vio lebih baik dari lo ngejaga dia" ujar Kiesha membaca.
"Bajingan!" Ujar Jefan bangun dari duduknya.
"Gila, mau kita apaain anak nya?" Tanya Bintang dengan tangan yang sudah si kepal.
"Serang balik" ujar Arie.
"Jangan gegabah" ujar Rey memperintahkan.
Terdengar suara motor memasuki halaman markas mereka. Itu adalah anak anak Devil Boys yang tadi jefan suruh untuk membeli bahan bahan BBQ. Sekarang semua sudah berkumpul, dan sudah di ceritakan apa yang terjadi.
"Lo semua tenang, gak perlu campur tangan, biar gue yang jagain Vio sendiri" ujar Rey dengan nada dinginnya.
"Lo serius? Anak anak Devaroz bukan main main lo Rey, mereka kuat kuat" ujar Fahad.
"Lo ngeremehin gua?" Tanya Rey memandang Fahad datar.
"Ya bukan gitu, kita cuma g mau lo kenapa kenapa" ujar Jefan khawatir.
"Jef, lu bisa gak ngomong kayak gitu gak? Gua jijik" ujar Arie.
"Bukan waktunya bercanda!" Ujar kiesha dengan nada super dinginya.
-luar biasa-
"Gimana? Macannya ngamuk?" Tanya Vio tiba tiba masuk ke kamar Azis.
"Menurut lu? Kaki gua jadi korban kekerasan tuh orang tau gak?!" Ujar Azis sembari menunjukan kaki kanannya yang berwarna biru.
Vio terkekeh "hahaha mampus" ujar vio.
"Bego bukan kasih saran" ujar Azis.
Vio merogoh kantong bajunya. "Nih, gue udah tau lu bakal jadi amuknya si qela, obatin gih kaki lu" ujar Vio sembari memberikan obat salep ke Azis.
Gini gini, Vio itu perhatian ke pada adik adiknya.
"CURUT GILAAA!"
"Napa sih tuh bocah?" Tanya Azis, ya yang berteriak adalah Aqeela.
"KABURRRR"
"Kayak suaranya Farras" ujar Vio.
"Perang" ujar Azis santai.
Mereka berdua pun keluar dari kamar, dan langsung di sambut oleh dua manusia yang tengah berteman, eh berantem.
"Eh eh jangan lari lari bego!" Ujar Vio yang melihat Aqeela mengejar Farras sembari belari menuruni tangga. Kamar Azis memang dekat dengan tangga, dan tangga di istana iti tidak main main panjang dan tingginya.
Vio dan Azis pun ikut menuruni tangga dengan langkah sedikit cepat. di bawah tangga, mereka melihat Farras sedang menjadi bahan amukan Aqeela.
"Ampun Aqeela!!" Ujar Frras yang sudah terbaring di lantai, namun masih di pukul oleh Aqeela.
"Bodo!" Ujar Aqeela terus memukulinya tanpa jeda.
"Eh eh, lu dua kenapa sih?" Tanya Vio sembari melipatkan kedua tangannya di deoan dada.
"Eh astagfirulah! Aqeela!" Ujar Andin yang datang bersama Al, Angga dan Mici.
"Stop qeela" ujar Al yanh masih tak diubris.
Vio, Al, Andin, Angga, mici, dewa, nana, pasha, Lula, livia, dan roni mencoba memisahkan keduanya, tenaga aqeela tidak main main jika lagi marah. Akhirnya keduanya bisa di pisahkan.
"Kalian berdua kenapa sih?" Tanya Mici, mamanya Farras.
"Ini tante, Aqeela habis mandi, keluar luar novel aqeela semuanya udah gak utuh sam Farras!" Ujar Aqeela mengadu, gadis ini emang sangat pindah soal adu mengadu.
"Maksudnya?" Tanya Angga, papanya Farras.
"Dia ngerusakin semua novel aqeela, jumlah nya 20!" Ujar Aqeela yang berhasil membuar semuanya menatap Farras.
"Oh jadi kamu, biang masalahnya" ujar Angga sembari menjewer telinga Farras.
"Aduh aduh, ampun pah, aku gak sengaja" ujar Farras sembari memegang kupingnya.
"Gak sengaja apaan bisa ngerusakin 20 novel sekali gus" ujar Azis memanas manasi keadaan. Azis ini tipe orang yang sangat senang jika musuhnya mendapat musibah, sungguh keterlaluan.
"Lolot! Bukan bantuin gua lo!" Ujar Farras yang telinga nya masih di jewer oleh Angga. Lolot adalah kebalikan dari kata Tolol.
"Omongan kamu!" Ujar Mici lalu menjewer telinga anak nya yang sebelah. Mereka emang di larang untuk berkata kasar jika ada orang tua.
"Aduh" rintih Farras.
"Mampus!" Ujar Aqeela merasa senang.
"Aqeela, tante minta maaf ya atas kelakuan anak tante" ujar Mici meminta maaf.
"Iya qela, tar om potong uang jajan nya farras" ujar Angga.
"Lah pah, jangan dongg" ujar Farras memohon.
"Iya om, tante gak papa. Gak usah di potong juga uang jajan nya Farras" ujar Aqeela yang berdiri di tengah tengah andin dan al.
"Hah? Beneran la? Makasih yak! Gua janji gak bakal rusakin novel lu" ujar Farras kesenangan.
"Tapi, farras harus gantin novel aqeela yang di rusakin dan harus beliin aqeela novel yang banyak!" Sambung aqeela yang langsung mebdapat tatapan tidak suka oleh Farras.
sedangkan Azis, vio, roni dan livia hanya menahan tawa. Sedangkan Dewa, Nana, Pasha dan Lula hanya menggeleng gelengkan kepala. Inilah perilaku aqeela dan farras jika bertemu, belum lagi jika Azis, Farras dan jovarel bersatu untuk menjahili Aqeela, mungkin dunia akan hancur.
"Nah, itu om setuju. Gimana Farras?" ujar Angga bertanya pada anak semata wayangnya.
"Iya iya!" Jawab Farras terpaksa dan masih menatap sinis Aqeela sedangkan Aqeela hany memeletkan dan menjuringkan matanya.
"Yaudah yaudah, jangan pada ribut" ujar Andin.
"Udah selesai kan masalahnya? Yaudah sekarang, kalian pada siap siap, kita mau pergi makan" ujar al.
"Iya pa" jawab semuanya.
Semua pada menuju kamar masing masing. Farras ikut Azis ke kamarnya.
"Gua pakek baju mana yak?" Tanya Vio pada dirinya sendiri. Melihat begitu banyak baju miliknya. Kini ia berada di walk in closet miliknya.
"Hm, ini aja kali ya" ujar nya sembari mengambil baju dan celana yang menurutnya cocok.
"Kringg"
Huh, akhirnya up lagi. Lama banget yak? Hehehe sorry ya man teman, mimin lagi banyak tugas wkwkwk. Yaudah Selamat nembacaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
luar biasa
Short Storygadis dengan 6 bersaudara itu bertemu dengan ketua geng motor yang membuat dirinya sedikit terusik. langsung baca aje lah