CHAPTER-2

60 29 171
                                    

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠





°•KULINER•°

Sudah berulang kali Bella berdecak kesal saat sang Abang sampai sekarang belum juga datang. Padahal mereka satu sekolah, berdasarkan jadwal Ekskul Sang Abang pun hari ini Free.

"Akhhh lama bangettt rasanya pengen nangis gue nunggu tu orang," Bella memekik tertahan, tangan nya mengepal diangkat sejajar dengan kepala.

"Mana panas lagi, sumpah kesel banget rasanya tuh kek pengen ngumpat Anj- astaghfirullah gak boleh ngomong kasar, sabar Bella, orang sabar di sayang crush." Bella mengelus dada nya sabar, beda lagi dengan hati nya yang bahkan kini tengah mengabsen berbagai nama binatang.

Brumm... Brumm..

Motor sport berhenti di depan nya, Bella yang tadi nunduk pun mendongak melihat orang yang membuka kaca Helm.

Melihat siapa orang itu, Bella mendekat dan langsung saja ia hadiahi pukulan bertubi-tubi, "Sialan lo bang, untuk gue orang nya sabar. Kalo gak..." Bella mempraktekan gaya jari telunjuk yang di gesekan di leher. "Mati lo."

Orang yang di panggil Bang oleh Bella menampilkan wajah bersalah nya, "Maaf Bell, sumpah tadi tuh gue nongkrong, niat nya mau nunggu kelas lo bubar, eh malah ke bablasan," ucap Sang Abang memegang pundak Bella, yang kini Sang empu tengah membuang muka kearah lain. Ngambek ceritanya.

"Bell, yah Bella. Jangan marah dong, Bella kan cantik, manis, baik hati, maafin gue ya.. Ya.. Yaa, " Pinta Sang Abang dengan menggoyangkan lengan Bella.

"Ishh,.. Iyaiya, minggir ah gue mau naik." Bella menghempaskan tangan Sang Abang lalu naik ke motor dengan berpegangan jok.

"Pegang pundak gue kenapa Bell, nanti lo jatoh."

"Males. Udah lah cepet panas tau gak!"

Sang Abang memilih Diam, dan menjalankan motor sport nya dengan kecepatan sedang.

•°•°•°

Bella memasuki rumah dengan wajah merengut. Bunda yang melihat itu melirik ke arah Bella heran. "Kamu kenapa muka kok merengut gitu."

Bella menoleh sekilas, "gapapa bun, lagi badmood aja." Lalu pergi menaiki tangga menuju kamar nya.

Tak lama Sang Abang datang lalu menyalimi tangan Bunda. "Itu Bella kamu apaain Bar?" tanya Bunda dengan penuh selidik.

Sang Abang yang di panggil Bar atau lebih tepatnya Bara meringis dan menggaruk tengkuk nya. "Tadi Bara telat jemput Bella di halte," Jawabnya.

"Kok bisa telat? Kamu kan satu sekolah sama dia, terus kenapa harus Halte? Kan ada tempat tunggu yang lebih adem di dalem. Kalo halte ya jelas panas."

"Tadi tuh Bara freeclass. Bara ketempat nongkrong dulu lah, sambil nunggu kelas Bella bubar, tau-tau nya malah kebablasan. Kalo Halte, itu Bella sendiri yang minta, Bara udah bilangin tapi dia nya mau di situ," Jelas Bara.

Just A Best FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang