2: Masa Lalu(?)

18 1 0
                                    


~~~


Mahesa dan Juan sudah selesai memanggang daging. Mereka berdua menaruh dagingnya satu persatu di piring yang mereka bawa dari rumah.

Setelah semuanya tertata rapih, Satya dan Sakha langsung saja melahapnya. Azka juga memakannya dengan mata yang tidak lepas dari buku yang di baca.

Saat Juan ingin duduk, ia melihat Reyhan dan Kiki dari kejauhan sedang berjalannya ke arahnya. Juan segera memanggil Reyhan dan Kiki agar segera mendekat

"Kak Reyhan! Kiki! Kemari!" teriak Juan sambil melambaikan tangan ke arah mereka.

Reyhan dan Kiki pun segera mempercepat langkahnya agar cepat sampai. Saat sampai mereka berdua duduk di sebelah Mahesa yang sedang menyantap daging yang baru saja ia panggang.

Tanpa pikir panjang Reyhan mengambil beberapa daging yang baru saja selesai di panggang dan menaruhnya di piring. Kiki juga melakukan yang sama seperti Reyhan, mengambil daging dan meletakkannya di piring.

Mereka semua memakannya dengan lahap hingga piring bersih dan tersisa makanan sedikit pun. Setelah makan, mereka berbincang-bincang dari hal-hal yang bermanfaat sampai tidak bermanfaat.

Semua sibuk berbincang-bincang dan Kiki sibuk dengan jam yang baru saja ia temukan beberapa waktu lalu di hutan. Kiki mulai mengutak-atik jam itu hingga menimbulkan suara aneh yang membuat teman-temannya terganggu.

"Hey Kiki, bisakah kau berhenti mengutak-atik jam itu?" tegur Reyhan.

"Iya Ki, suaranya sangat menggangu sekali," sahut Mahesa.

Kiki seolah-olah tidak mendengar ucapan temannya dan lanjut mengutak-atik jam tersebut. Teman-temannya sangat kesal dan berusaha menghentikan Kiki tetapi tetap saja Kiki tidak mendengarnya.

Tiba-tiba saja jam usang tersebut memunculkan cahaya dan membuat semua orang terkejut.

Tidak lama kemudian cahaya itu mulai bersinar sangat terang hingga Kiki dan teman-temannya tidak bisa melihat. Mereka juga merasakan tubuh mereka seperti di seret ke dalam jam usang itu.

~~~

Cahaya itu mulai pudar membuat Mahesa dan teman-temannya membuka matanya. Betapa terkejutnya mereka setelah melihat bahwa mereka bertujuh bukan berada di piknik tetapi berada di samping gedung tua.

"Astaga! Kita dimana ini!" Sakha sangat panik saat mengetahui mereka bukan berada di tempat piknik.

"Bagaimana bisa kita berada disini? Apakah ini semua gara-gara jam yang di utak-atik oleh Kiki?" tanya Satya dengan panik.

"Bisa jadi kita sedang berada di masa lalu," ujar Azka.

"Haha.... mana mungkin kita berada di masa lalu," ujar Reyhan.

"Menurut buku yang aku baca, dunia paralel itu ada dan kemungkinan kita pergi ke masa lalu karena jam yang Kiki utak-atik itu." jelas Azka.

Semuanya terkejut saat mendengar penjelasan dari Azka lalu menoleh ke arah Kiki dengan jam usang yang ia pegang. Kiki melihat teman-temannya dengan tatapan yang bersalah telah membawa teman-temannya ke masa lalu. Juan pun menghela nafasnya.

"Tidak apa-apa Kiki, kamu tidak perlu merasa bersalah. Kita hanya perlu mencarikan toko jam agar bisa kembali." ujar Juan sambil menangkan Kiki.

Kiki menghela nafas dan mengangguk.

"Oke, sekarang kita harus mencari toko jam agar bisa kembali," ujar Mahesa.

"Ayo kita cari!" seru Sakha.

Mereka pun berjalan normal seperti manusia pada umumnya untuk mencari toko jam. Selama perjalan, mereka tidak berhenti melihat dan berdecak kagum dengan bangunan ala-ala zaman dahulu. Tetapi mereka merasa risih karena sedari tadi mereka di perhatikan.

"Psstt.... kenapa mereka dari tadi melihat kearah kita?" bisik Sakha ke Juan.

"Itu karena pakaian kita Sakha," bisik Juan.

"Oh iya juga ya." batin Sakha.

Mahesa tiba-tiba berhenti di depan toko yang bertuliskan 'Toko Jam'.

"Sepertinya disini, ayo teman-teman kita masuk." ajak Mahesa kepada teman-temannya.

Mereka masuk dan disambut dengan berbagai jenis jam yang di pajang di dalam toko. Sang pemilik toko yang sedang membersihka jam pun menoleh lalu menyambut mereka.

"Selamat datang!" sambut ramah sang pemilik toko.

"Ada yang bisa di bantu?" tanya sang pemilik toko.

"Oh iya eumm.... ini kita mau membenarkan jam ini," jawab Kiki sembari menyerahkan jam yang ia bawa.

Sang pemilik toko tersebut terlihat bingung dan terkejut saat melihat jam yang Kiki serahkan. Ia menoleh kearah Kiki lalu menghela nafas.

"Ayo ikuti saya, ini sedikit rahasia," ujar sang pemilik toko.

"Oh iya sebelum itu, perkenalkan nama saya Denzel pemilk toko ini, pengunjung disini biasanya memanggil saya dengan sebutan kakek," ujar sang pemilik toko yang bernama Denzel itu.

"Salam kenal ya kek, nama saya Mahesa, yang di sebelah kanan saya namanya Kiki, terus yang di sebelah kiri saya namanya Reyhan, yang di belakang Reyhan itu namanya Juan, dan di belakang saya ada Azka dan Satya," ujar Mahesa panjang lebar mengenalkan teman-temannya.

"Ya sudah kalau begitu mari ikuti saya." ujar sang kakek.

Kakek itu berjalan menuju salah satu ruangan seperti gudang yang menyimpan segala berkas-berkas rahasia dan hanya di boleh pemilik toko yang memasukinya. Kakek Denzel menyuruh Mahesa dan teman-temannya duduk di salah satu sofa yang berada di ruangan tersebut.

Mereka pun duduk di sofa seperti yang disuruh oleh Kakek. Mata mereka melihat kakek bergerak kesana kemari mencari sesuatu. Setelah menemukannya, Kakek Denzel menghampiri Mahesa dan teman-temannya.

"Ini berkas tentang jam yang Kiki bawa tadi," ujar Kakek Denzel sembari membuka berkas tersebut.

"Disini disebutkan kalau jam tersebut adalah jam ajaib yang bisa membawa kalian ke masa lalu dan," raut wajah Kakek Denzel mulai berubah.

"Dan apa kek?" tanya Azka.

"Dan kalian tidak bisa kembali lagi ke masa depan karena jam itu hanya bisa membawa kalian ke masa lalu," jelas Kakek Denzel.

Raut wajah Mahesa dan teman-teman mulai berubah kecewa terutama Kiki. Kiki merasa sangat bersalah sekarang karena tidak sengaja menemukan jam itu. Lalu mengutak-atiknya hingga rusak.

"Hey Kiki, tidak usah merasa bersalah oke? Semua masalah pasti ada jalan keluarnya," ujar Azka menenangkan Kiki.

"Iya kak," balas Kiki.

"Eumm.... kakek apakah ada jalan keluarnya agar kita kembali lagi?" tanya Reyhan kepada Kakek Denzel.
"Tunggu sebentar saya carikan berkasnya lagi." jawab kakek lalu ia melanjutkan mencari berkas agar mereka bisa kembali lagi ke masa depan.

Mereka pun menunggu Kakek Denzel sampai bosan dan ada juga yang mengantuk. Butuh waktu lama untuk Kakek Denzel mencari berkas itu hingga ia menemukan berkas sangat tipis Kakek Denzel turun dari tangga kecil lalu berjalan ke arah Mahesa dan teman-temannya.





~~~

Jam UsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang