Teman lama

9 0 0
                                    

Kring!

Alarm berbunyi, Alena mengerjapkan mata lalu melihat ke arah jam yang telah menunjukkan pukul enam pagi. Seperti  biasa, setiap hari pekan Alena selalu menyempatkan diri untuk berolahraga. Maka dari itu ia bergegas pergi ke kamar mandi membersihkan tubuh, lalu mengganti pakaiannya.

Setelah merasa semuanya selesai, Alena memasang earphone di telinganya, kemudian memulai olahraga dengan berlari pelan.

Nafas Alena tersengal, jogging dengan jarak lima kilometer cukup membakar kalori yang ada ada ditubuhnya. Matahari pun mulai semakin naik, Alena meneguk minumannya sampai tetes terakhir. 

"lumayan lah ya, bakar lemak!" batin Alena.

"Alena!!" panggil Bara kemudian menghampirinya.

"apa?" jawab Alena singkat.

"sendiri?" tanya Bara sembari membetulkan tali sepatu.

"bukan urusan lo." 

"basa-basi aja," goda Bara sebelah sudut bibirnya terangkat.

Alena yang mendengarnya hanya memberikan tatapan sinis.

"Bar- loh ada Alena juga disini?" tanya Zahra, yang tiba-tiba muncul dari arah belakang Alena.

"hm," Alena tersenyum singkat.

"dari kapan?" 

"dari semenjak lo nggak ada." Jawab Alena singkat.

Alis Zahra berkerut bingung, sementara Bara menggaruk leher belakangnya yang mendadak gatal.

"maksudnya?"

"pikir aja sendiri!" Alena lalu pergi meninggalkan kedua pasangan yang dilanda kebingungan.

"Ini otak aku yang nggak nyampe? Atau gimana sih?!" Zahra mengerjapkan mata.

"Emang nggak jelas bocahnya, maklumin aja." Ujar Bara sembari mengambil minuman yang di pegang oleh kekasihnya lalu meneguknya.

****

"Kiri bang!!"

Angkutan umum itu berhenti di perempatan pasar yang Alena ingin kunjungi.

Niatnya, setelah pulang berolahraga, ia ingin memasak untuk makan siang.

Setelah membayar ongkos, Alena berjalan pelan menujur pasar, agar sepatunya tidak terkena genangan air kotor. Namun dua tepukan di bahunya membuat ia berhenti melangkah lalu menoleh ke samping.

"Hai!" Sapa cowok bertopi putih dan wajah yang ditutupi masker hitam.

"Siapa Lo?" Tanya Alena sembari melepaskan earphone-nya.

Cowok itu masih terus menepuk pundaknya berkali-kali.

"Diam nggak, atau gue bikin Lo babak belur!?"

"Sungkem guru." Ujar cowok itu membungkuk lalu menempelkan kedua telapak tangannya dihadapan Alena.

Yang bersangkutan hanya mengangkat sebelah alis bingung.

"Lo siapa sih? Gue tendang anu lo ya, kalau berani macem-macem!" Ancam Alena yang sudah siap dengan sikap kuda-kudanya.

"Ampun-ampun!!"

Cowok itu buru-buru melepaskan maskernya lalu tertawa.

"Kenal gue nggak?" Tanya cowok itu yang masih tertawa.

"Loh!? Dareen??" Tebak Alena.

"Iya! Hehe masih inget ya?"

"Inget dong!! Demi apa sih lo ada di sini?? Bukannya lo pindah ke Semarang??" Tanya Alena masih tidak yakin.

HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang