Seragam putih abu yang telah rapih dipakai oleh seorang gadis yang tengah mengikat tali sepatu siap untuk memulai hari barunya.
"Kak Ena, Aim sarapannya udah selesai. Aim berangkat sekolah duluan ya, mau samper Ali dulu," Ali menghampiri perempuan yang lebih tua itu lalu mencium tangannya.
"Iya, hati-hati ya! Kalo kak Ena belum pulang, Aim main dirumah Ali dulu ya?" Titah Alena.
Aim mengangguk patuh.
"Ayah kemana?" Celetuk Ibrahim.
"Ayah udah berangkat sebelum Aim bangun." Balas Alena sembari merapihkan piring kotor yang dipakai adiknya untuk sarapan.
Lagi-lagi Aim hanya mengangguk paham.
"Ya udah Aim berangkat ya, assalamualaikum." Ucap Ibrahim lalu meninggalkan rumah.
"Waalaikumsalam."
Belum ada semenit Aim keluar rumah, namun suaranya kembali terdengar.
"KAK ENA DI DEPAN ADA TEMAN KAK ENA NIH!" Teriak Ibrahim dari luar rumah.
Alena bergegas menghampiri suara adiknya untuk memastikan siapa teman yang dimaksud itu.
"Loh? Dareen?"
"Hai!" Sapa Dareen dengan senyuman ditambah lesung pipi yang terlihat jelas di samping bibirnya memberi kesan manis.
"Lo ngapain ke sini?" Tanya Alena.
Dareen tidak langsung menjawab, ia mengeluarkan handphone-nya pura-pura memastikan sesuatu.
Alena yang tampak bingung dengan sikap Dareen hanya bisa diam menikmati drama yang dibuat oleh temannya ini.
"Apa benar ini rumah Ibu Alena?"
Dahi Alena berkerut semakin bingung dengan tingkah laku temannya ini.
Ah! Dirinya baru tersadar, ternyata Dareen baru saja acting menjadi driver ojek online.
"Ceritanya jadi ojek online ini??" Alena tersenyum tangannya dilipat didepan dada.
"Jalan ceremai nomor lima, atas nama Alena. Apa benar ini rumahnya?" Ujar Dareen sembari berpura-pura mengedarkan pandangan di sekeliling rumah Alena.
"Maaf pak, saya nggak pesan ojek online, bapak salah orang kali!" Balas Alena ikut ber-acting.
"Ah bener kok! Ini coba diliat alamatnya sama kan?" Dareen menunjukkan maps yang menandakan titik biru tepat dirumah Alena.
Alena sudah tidak tahan dengan drama ojek oline yang mendadak ini. "Ah udahan ah! Gajelas!"
Dareen tertawa melihat Alena cemberut.
"Jemput lo, mau berangkat bareng gue? Lumayan irit ongkos!" Tawar Dareen.
"Boleh juga! Kuy lah, bentar gue ambil tas dulu." Alena mengambil tas lalu mengunci pintu rumah.
"Yuk!"
Dareen memberikan helm berwarna merah maroon yang langsung dipakai oleh Alena.
"Udah?" Tanya Dareen memastikan.
Alena mengangguk, "udah."
Kemudian motor Dareen melaju perlahan meninggalkan rumah Alena.
****
Keduanya telah sampai di depan gerbang sekolah Alena.
Alena turun dari motor lalu meletakkan helm tersebut diatas motor, Ketika pemilik motor Honda CBR itu membuka helm, saat itu juga Dareen menjadi pusat perhatian para siswi SMA Negeri Griya.
![](https://img.wattpad.com/cover/287131413-288-k314735.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTBEAT
Teen FictionSeorang gadis yang merasa dirinya selalu tidak mendapatkan kebahagiaan bahkan dalam hal sekecilpun dia belum bisa merasakan. Bersikap dewasa setiap harinya, tidak pantang menyerah. Dan selalu bersyukur setiap masalah yang di alaminya.