7 AM, Old Pict

902 289 62
                                    

"Taehyun, maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Taehyun, maaf."

Padahal Taehyun baru saja membuka mata sembabnya. Rasanya berat sekali untuk terbangun pagi ini. Kepalanya berdenyut seiring suhu tubuh yang naik. Tahu-tahu suara permintaan maaf dari ibunya memenuhi rungunya, bagai pengganti sambutan sapaan selamat pagi seperti seharusnya.

"Mama minta maaf untuk apa?" kata Taehyun, berusaha duduk.

"Untuk semuanya," kata mama, pipinya tampak lembab. Sekilas wanita itu alihkan pandangan dari buah hati kesayangannya. "Maaf, hari ini kamu tidak boleh keluar kamar dan lakukan apa pun di luar. Mama akan di sini, mengawasimu."

Taehyun menarik senyum miring. Miris. "Kenapa? Karena aku sudah lakukan kesalahan tadi malam?"

"Taehyun-ah, semua yang kau alami tadi malam—"

"Mama mau bilang kalau itu halusinasiku lagi? Ahh, lucu juga. Kalau bisa, aku mungkin mengharap hal yang sama." Nada suara Taehyun rendah dan datar. Anak itu kelihatan lemah dengan suara serak dan agak sumbang.

"Taehyun, mari sarapan dan minum obat saja. Oke?" kata mama dengan lembut, memberi bujukan.

Taehyun hanya membuang muka tak acuh. Mendiamkan ibunya hingga wanita itu inisiatif berdiri dan pergi untuk mengambil sarapan seperti yang diucap.

Taehyun melemaskan bahu. Menarik diri mundur untuk bersandar di kepala ranjang. Pikiran dan tubuhnya sama-sama kelelahan. Tiba-tiba saja Taehyun merasakan sesuatu dari saku atasan piyamanya, dan refleks merogohnya.

Itu sebuah lembar foto tua hitam putih yang sangat usang.

Seseorang pasti telah sengaja memasukkannya ke sana.

Itu ... adalah foto dua orang bocah kisaran usia 6 tahun saling merangkul berdua, dan tersenyum cerah ke kamera. Suguhan samar sebuah pantai di belakangnya membuat Taehyun menarik simpulan bahwa serangkaian liburan menarik pasti tengah terjadi kala itu.

Rasanya familiar.

Taehyun lagi-lagi merasakan desir asing itu pada nadinya.

Sadar bahwa mama akan segera datang dan kembali mengusiknya dengan rayuan yang saat ini sangat mengganggu bagi Taehyun, pemuda itu buru-buru menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam.

Ternyata itu bertepatan dengan mama yang memang telah nyaris mencapai pintu.

Tok! Tok!

"Taehyun? Sayang, buka pintunya, Nak."

"Bukannya mama bilang kalau aku tidak boleh keluar kamar? Aku sudah mengurung diriku sendiri sekarang, mama tak perlu memusingkanku lagi," katanya enteng, berusaha melampiaskan rasa kesalnya lewat cara itu.

Wanita yang di luar kamar menggenggam miris nampan berisi omelet dan segelas susu vanilla untuk putranya. "Taehyun, tidak begini."

"Taehyun sedang tidak ingin diusik siapa pun. Maaf, Ma." Taehyun mundur. Tak ada sebesit pun keinginan dalam benaknya untuk membukakan pintu itu dalam waktu dekat.

[✓] 36 HOURS : To Free YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang