7 AM, No Answer

1K 305 65
                                    

WARN -- There are scenes of violence, inhumanity, physical crime causing mental illness, dissociation and psychological damage

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WARN -- There are scenes of violence, inhumanity, physical crime causing mental illness, dissociation and psychological damage.

Please be a wise reader.

🐻🐿

Taehyun terbangun dengan kejutan. Entah mengapa, dirinya makin kesulitan untuk menarik napas dengan benar, tepatnya pasca kejadian yang kemarin itu.

Taehyun menghela napasnya panjang. Mengusap dahinya yang telah dibasahi peluh begitu banyak. Hoback lantas melompat ke sampingnya dan mengeong pelan, seolah tengah menyapa.

"Hai, Hoback," balas Taehyun serak. Sekilas mengucek sebelah matanya guna mendapat kesadaran penuh. Melirik pada celah ventilasi kamar yang memperlihatkan sorot cahaya matahari yang menyinari ruangan. Tanpa sadar tercenung sendiri; yang kemarin itu ... aku yakin bukan hanya mimpi.

Tok! Tok!

Pintu kamar Taehyun kontan dibuka setelah ketukan itu. "Taehyun-ah, sudah bangun?" kata ibunya hati-hati. Taehyun hanya balas anggukan pelan. "Ayo keluar. Kita sarapan bersama." Wanita itu mengukir senyum manis sebelum menarik diri dari sana.

Taehyun langsung saja beranjak, tak lupa berpamitan pada kucingnya. "Hoback, kau tunggu di sini saja ya."

Anak itu cepat membawa diri menuju meja makan yang membuatnya menyantap sarapan bersama orang tuanya dan sang paman. Tak banyak juga yang menjadi topik perbincangan selama acara sarapan tersebut, apalagi para orang dewasa itu tampak terburu-buru.

"Taehyun, sekali lagi papa ingatkan untuk tidak mendekati ruangan terlarang itu. Kau mengerti?"

Taehyun yang tengah menyendok nasi goreng jadi menghentikan aksinya. Tempo kunyahannya juga jadi melambat karena lisan tersebut. "Hm," dehamnya, menunduk. "Taehyun mengerti, Pa."

"Bagus. Jangan nakal selama kami tinggal. Cepat adukan pada Bibi kalau ada masalah apa pun, oke?"

Mama pun menambahkan, "Jangan lupa waktu kalau belajar atau bermain game, dan juga—"

"Aku bukan anak kecil. Aku sudah tahu. Mama dan papa tidak perlu khawatir." Taehyun berucap rendah, separuh jengah. Tumbuh sebagai putra tunggal akan menjadikanmu pribadi yang manja, terlebih dengan latar belakang kesehatan Taehyun yang tak cukup baik. Taehyun hanya tidak mau, kalau saja deretan fakta tersebut menjadi alasan mengapa dia patut terus dipandang lemah bagai bayi hingga detik ini.

"Baiklah. Mama percaya padamu."

***

"Taehyunie, makan ini."

Taehyun yang memang sedang gabut dan menghabiskan waktu menjelang siang terduduk di kursi dapur sambil memangku Hoback—jadi terbengong dibuatnya. Di hadapannya, sudah ada sepiring kue jahe hangat yang Bibi Han buatkan. Dia pun langsung melihat keterangan waktu pada lockscreen ponselnya, masih sekitar pukul 8. "Tapi 'kan, tadi aku sudah makan, Bi."

[✓] 36 HOURS : To Free YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang