CHAPTER 04

1.3K 243 60
                                    

Sebelum baca, el mau nanya. Udah follow belum? kalo belumm ayoo follow biar bisa tau pengumuman update, coretan² nya el di wall🤩🤙

Vote + komen juga yaaa

Jan lupaa komen di tiap paragraf ❤

happy reading
________••________

Cuaca siang ini mendung. Arley, lelaki dengan celana pendek bewarna coklat itu terus melangkah sembari melihat-melihat kumpulan hewan yang di pasarkan. Saat ini, ia berada di pasar senin.

Pasar senin sendiri, hanya terbuka pada hari senin saja. Makanya, bisa dibilang hari ini Arley membolos. Demi membeli seekor hewan ayam jantan, untuk pasangannya Icha—ayam betina kesayangannya.

"Yang itu gimana, Cha. Mau?" Arley menunjuk ayam bangkok yang berada di dalam kurungan. Berniat menawarkan pada ayam betinanya, yang ia bawa dari rumah.

Kokk pettekkokk

Itu suara Icha.

"Ck. Sebenernya tipe suami idaman lo kaya gimana sih? Sok cantik banget anjing!"

"Itu ayam mas, bukan anjing," celetuk sang penjual, mengoreksi.

"Gak usah ikut campur lo," sungut Arley, kembali melanjutkan langkahnya.

"Kalo yang ini gimana? Keren ini, perkasa," ujar Arley lagi pada sang ayam.

Kokk petekkekokk

Arley mendengus. Siapa sangka kalau mencarikan jodoh untuk ayam lebih sulit dari mencarikan jodoh manusia.

"Akh!" ringis cowok itu tatkala ayamnya tiba-tiba mematuknya. Icha yang semula berada di kempitannya, kini terlepas bebas.

Ayam betinya itu berlari, Arley mengejarnya penuh emosi. "ICHAA LO BANDEL BANGET SUMPAH. ABIS INI GUE GORENG LO, YA. MATI LO MATI!"

Sedangkan pengunjung menatap Arley terheran-heran. Cowok ini stres apa gimana.

Merasa tidak ada tanda-tanda Icha untuk kabur lebih jauh, Arley diam sejenak untuk istirahat. Dahinya mengernyit kala Icha mendekati ayam berbulu warna-warni disertai jambul di kepalanya.

"PFFFT lo mau yang ini?" Icha diam, tidak mengeluarkan suara seperti yang tadi-tadi. Itu pertanda setuju. Seketika, Arley terbahak.

"Selera lo jamet anying, gangerti lagi gue. Padahal yang tadi lebih keren dan terlihat berwibawa."

"Jangan gitu dong, den. Saya sebagai pemilik ayam ini merasa tersinggung."

"Maap paman, bungkus deh. Meskipun ayam paman norak, ayam saya bakal nerima apa adanya kok." Arley mengedipkan sebelah matanya.

"Jangan di perjelas dong den," ucap pedagang itu, seraya mengemaskan ayam yang Arley beli.

"Iya paman maaf. Saya gak akan memperjelas lagi kalo ayam paman itu norak." kekeh Arley seraya menerima kurungan berukuran medium, berisi ayam di dalamnya.

×××

Sesampainya di rumah, Arley dikejutkan dengan adanya human-human yang tidak undang. Siapa lagi kalau bukan teman-temannya.

DUO SABLENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang