55.penutup

86 7 2
                                    

Haii!
Gimana kabarnya?semoga baik yah.
Maaf lama ga up!

Kenapa saya ga Up,karna saya sibuk untuk menyusun perasaan saya dan memperbaiki pikiran saya.

Dan kalau Tulisan di part ini, Tidak nyambung saya meminta maaf. Walaupun tidak banyak pembacanya, Tapi sudah tanggung jawab Saya untuk terus Up cerita bagaimana keadaannya apapunn.

Maaf saya terlalu lama membenahi perasaan Saya

***HAPPY READING***

"Ya Allah! Jika malam malam sebelumnya saya meminta untuk bahagia selalu,namun malam ini saya hanya meminta untuk tidak membenci Orang lain."Ucap Shasha dalam Sholat malamnya

Malam ini ia berpasrah saja ,bagaimana jalannya. "Allah maha membulak balikkan perasaan manusia, Saya mohon jangan jatuhkan hati saya untuk melukai orang lain. Cukup ini yang terakhir."lanjutnya

Setelah itu melanjutkan dengan doa doa yang lainnya, Shasha berdoa dengan nada yang bergetar.

Malam ini ataupun malam malam selanjutnya ia akan memilih tinggal di apartemen yang beda dengan Dilan, Dan untuk orang tua masing masing ia belum memberitahunya.

Di lain tempat sama hal dengan gadis yang sedang membasahin bantalnya dengan air mata, apa se menjijikan itu dirinya.

Ia menatap kearah depan,Ia sudah kehilangan kehormatannya sebagai prempuan apa selanjutnya ia kehilangan harga dirinya juga.

****

"Ahh ANJING!"

Bentak Dilan yang sambil meroko bahkan baru 3 jam tapi ia sudah hampir menghabiskan roko satu bungkus itu.

Dilan memilih egois kali ini dengan cara apapun ia tidak akan melepaskan Shasha,Jika dulu ia tidak rela Sherina pergi maka sekarang ia tidak rela Shasha pergi.

Kemarin Jesica meninggalkannya,lalu Shasha pun meninggalkannya. Luka luka yang sudah tertutup kembali terbuka dengan luka yang lebih dalam.

Andaikan ia bisa lebih tegas untuk mengambil sebuah keputusan tidak akan seperti ini

"Pleasee balik sama gua Shaa."

****

"Liaaa kuat kokk!Ayo tunjukin sama mereka Lia kuatttt,"ucap lelaki yang sedang menguakan seseorang yang di atas brangkas rumah sakit.

Lia hanya tersenyum,bahkan untuk mengucapkan ia saja seperti tidak perlu,karna ia merasa dekat dengan kematiannya. Jadi untuk apa ia memberi harapan untuk orang sekitar

"Langit sakit apa?"tanya nya

Risky diam menatap dalam manik gadis itu,yang sekarang terlihat suram di matanya. "Langit kanker hati Ya,kenapa?"

Lia hanya menggeleng, "Kalau gua donorin 2 organ tubuh gua bisa ga yah, Ginjal buat adek gua sama Hati buat Langit?"tanya sambil menatap penuh harap

"Jangan! Kalo pun bisa lu gimana buat bertahan."ungkapnya cemas,tentu dirinya tidak setuju pasti orang tua Langit juga tidak akan menyetujui

Saat pulang sekolah Ibu kandung dari Lia menghampirinya,tentu kabar baik untuk Lia. Namun kabar itu hilang setelah ibunya berbicara

"Saya ingin anda mendonorkan ginjal untuk anak saya."ucap Kiara dengan tenang

Lia merasakan sesak di dadanya apa apaan ini, "t-ttapi kan aku juga anak mamah,Kok mama bisa nyuruh aku kayak gitu,"sahutnya dengan suara tertahan.

"Saya rela ditinggal mati sama kamu,daripada ditinggal mati dengan anak kesayangan saya. Kamu pasti tidak lupa,umur kamu tidak sepanjang itu bodoh!"

"Aku juga mau ngerasain hidup di detik detik tetakhirku! Engga minta lebih mah,cukup mama sama papa nerima kehadiran aku kayaknya juga udah lebih dari cukup"Ungkapnya, yang begitu menyesakkan bagi bibi yang mengurusnya sedari kecil.

Kiara menarik rambut Lia dan Bibi refleks memegang tangan majikannya supaya tidak terlalu kasar kepada anaknya.

"SAYA CAPE! BERTANGGUNG JAWAB DENGAN TUBUH SAYA SENDIRI,DENGAN KEHANDIRAN KAMU YANG TIBA TIBA. KAMU PIKIR SAYA TIDAK TERTEKAN."teriak Kiara langsung pergi ke dalam mobil dan menghempaskan Lia.

Lia bangun dan mengelap darah yang mengalir di hidungnya dan kegelapan mengambil alih tubuhnya.

Bibi yang panik langsung menelpon Risky dan membawa kerumah Sakit terdekat.

****

Banyak yang terluka dengan cara masing masing dan masalah masing masing jangan merasa menjadi paling menyedihkan.

Semua punya kesulitan masing masing. Bahkan tanpa diketahui sekitar mereka saling menyembuhkan luka nya masing masing.

Waktu terus berjalan dengan begitu cepat tanpa menunggu orang orang yang belum berdamai dengan keadaan.

"Langit sayang,cepet sembuh sayang. Jangan nyusul abang dulu, mama belum siap."ungkap Disti-mama Langit

Langit hanya tersenyum,Belakangan ini ia sering dropp. "Semua juga bakal pergi kok mah,jangan kayak gini Langit jadi berat."ujarnya seraya mengusap tangan seseorang yang telah melahirkannya.

"Makanya kamu haruss sembuh,atau hati mama aja buat kamu."

"NO! Papah lagi usaha maa,Aku ga mau ngorbanin orang orang terdekat aku! Cukup mama senyum terus sama Langit,Itu vitamin tau buat Langit,"

Perasaan Disti masih sama dengan malam malam sebelumnya,kekahwatiran kehilangan anaknya untuk kedua kalinya!Semoga tuhan masih berbaik hati pada dirinya

***TO BE CONTINUED***

Selamat pagi untuk yang membaca pagi
Selamat malam untuk yang membaca malam
Selamat sore untuk yang membaca sore
Dan selama siang untuk yang membaca siang

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN
Sering sering menghargai orang lain, jangan baca doang tp ga vote . Ibarat beli nasi goreng tanpa nasi aja gt

Instagram: hkmhsari04

Follow @alishaashara_


Reality Relationship{END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang