Bagian 1 - Perasaan Gelisah

959 62 0
                                    

#Perasaan Gelisah

Sumire POV

Ini adalah malam yang sangat menyayat hati. Aku bangun dari mimpi buruk dengan berlinang air mata. Aku selalu bermimpi buruk akhir-akhir ini, itu membuatku sedikit khawatir jika malam hari tiba. Ketakutan itu disebabkan mimpi buruk yang akan menghantuiku lagi setiap malam. Ini bukanlah mimpi biasa, mimpi ini hadir karna sesuatu yang terus mengganguku akhir-akhir ini.

Aku bangun dari atas kasurku, duduk disisi ranjang dan segera menegukan segelas air putih. Aku mencoba menenangkan pikiranku. Entah mengapa rasa takut kehilangan orang yang berarti bagiku kembali menghantui.

"Amado.." Lirihku dengan pelan sembari wajahnya terlintas begitu saja di pikiranku.

Tangan ku tak berhenti gemetar setelah namanya ku sebut.

Itu bukan berarti amado adalah sosok buas berwajah menyeramkan layaknya monster titan. Dia adalah seorang pria tua paruh baya dengan wajah tenang dan selalu bersikap hati-hati. Dia adalah pria tua dengan kecerdasan luar biasa yang tak sebanding dengan para ilmuan yang ku ketahui sebelumnya. Mungkin itu juga adalah alasan aku mencurigainya dan mencapnya bahwa dia adalah orang TERLICIK.

Bukan tanpa sebab aku mencurigainya. Hari itu dimana dia mendeklarasikan bahwa dirinya siap menjadi sekutu Konoha dan membocorkan informasi penting mengenai Kara, Otsutsuki dan Karma pada awal kemunculnya, membuat aku bertanya-tanya motif di balik pembelotannya.

Sesaat setelah Boruto-kun, kawaki-kun nanadaime dan ayah sarada yaitu paman sasuke kembali dari berperang melawan Ishiki, pria tua itu tampak hanya mengkhawatirkan keadaan kawaki-kun. Seolah bahwa dia tidak ingin kehilangan kawaki-kun. Maksudku seperti 'Kawaki-kun adalah rahasia dibalik motifnya'. Dia terlihat tidak peduli keselamatan yang lainnya sehabis bertarung melawan Ishiki. Asal kawaki-kun baik-baik saja itu adalah kemenangan melawan ishiki yang sebenarnya.

Aku sangat mengkhawatirkan kawaki-kun. Bagaimanapun aku dan dia telah berjanji satu sama lain.

"Nanadaime adalah orang yang berarti bagiku. Tapi bagaimana pun juga aku berterima kasih karna berkatmu, nanadaime membulatkan tekat untuk melindungi bocah buruk sepertiku" Ucap kawaki-kun saat itu padaku di atas pahatan patung hokage ke 7.

"Aku tidak bisa membandingkan mana yang lebih buruk, masa lalumu atau masa laluku. Yang aku tau, kau dan aku memiliki masa lalu kelam yang tidak sepantasnya anak seusia kita rasakan" Aku menjawab dan sedikit menjeda.

"Biasanya remaja seusia kita akan mengatakan bahwa mereka ingin kembali ke masa dimana mereka masih bocah ingusan yang masih di peluk cium kedua orang tuanya, atau masa dimana mereka bermain bersama teman sebaya tanpa mengingat waktu. Jujur aku sangat iri" Lanjut ku.

Aku dan kawaki sejenak tertegun.

Aku dan kawaki sejenak tertegun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei.." Lirih kawaki-kun tanpa melihat sedikitpun ke arah ku.

"Boruto yang menyelamatkanmu kan ? Apa itu yang membuat kamu menyukai boruto ? Sampai kau harus repot-repot menawarkan diri menjadi perawat ku demi informasi mengenai boruto" Tanya kawaki-kun tiba-tiba.

Aku sedikit terkejut. Aku pikir mungkin dia benar-benar percaya sewaktu aku memberitahu alasan kenapa aku ingin menjadi perawat pribadinya. Aku ingin mengetahui lebih banyak tentang boruto-kun darinya.

"Maaf kawaki-kun, itu benar-benar bukan alasan sesungguhnya. Aku mengkhawatirkanmu dan boruto-kun juga. Aku ingin mengawasi amado lebih dekat" Bantah ku.

Meskipun begitu aku tidak bermaksud membantah perasaanku terhadap boruto-kun, aku hanya membantah alasanku mengajukan diri menjadi perawat pribadinya didepan amado saat itu. Ya, tentu agar amado tidak berfikir jika aku mencurigainya.

Aku melihat kawaki-kun dengan senyum tipis dari sudut bibirnya.

"Kamu ingin melindungi desa ini juga bukan ?" Tanyaku padanya.

"Ahh, desa kebanggaan nanadaime" Jawab kawaki-kun menatap lurus kedepan.

"Aku juga ingin melindungi desa ini. Ayo kita sama-sama saling melindungi satu sama lain sampai kita bisa memastikan Konoha terhindar dari ancaman buruk" Tutur ku.

Aku menatapnya dengan senyum lebar. Kawaki-kun sejenak menoleh ke arahku dengan wajah datar dan setelahnya memalingkan wajah dariku dengan senyum yang tidak pernah ia tunjukan padaku sebelumnya.

"Sepertinya itu bukan ide yang buruk" Lirih kawaki-kun kemudian.

Aku sedikit terkejut dan kemudian berkata..

"Apa itu ? Kamu bisa senyum seperti itu ? Itu benar-benar senyum yang indah ! Kamu perlu melakukan itu lebih sering !!" Goda ku dengan sedikit tertawa.

"Jangan menggodaku !!" Gerutu kawaki-kun.

Bisa aku lihat dengan jelas pipi kawaki-kun yang terlihat merah merona. Ku pikir dia sedang tersipu karna ucapanku yang terkesan blak-blakan ! Tapi sungguh dia terlihat sangat lucu !

"Apa kamu malu ?" Tambah ku menggodanya lagi.

"Baru beberapa hari kamu menjadi asisten amado dan kamu bertingkah menyebalkan seperti ini ? Apa sebenarnya yang di ajarkan amado padamu !" Gerutunya lagi dengan kesal.

Aku hanya tertawa mendapat semprotan darinya.

Ya sejak saat itu hubungan aku dan kawaki-kun semakin dekat.

Waktu menunjukan pukul 4 pagi. Aku rasa pilihan terbaik adalah aku membaringkan tubuh tanpa melanjutkan tidur.

{Sumire POV END}

.

.

.

Boruto berlari dengan tergesa-gesa menuju kantor 'Perusahaan Persenjataan Ilmiah Ninja'.

"Aku bisa berbicara sebentar dengan inc.. maksudku Sumire ?" Tanya boruto pada seorang penjaga disana.

"Bo-boruto-kun ??!" Lirih sumire yang terkejut dengan kedatangan boruto disana.

Boruto mengalihkan pandangan pada sumire tanpa mempedulikan penjaga itu. Boruto berjalan menuju sumire dengan wajah serius.

.

.

.

Coming Soon : Sarada Retsuden, Mitsuki Retsuden, Kawaki Retsuden and Boruto Retsuden : "LOVE STORY"

Sumire Retsuden : "Love Story" [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang