Bagian 6 - Kepergian Boruto

343 44 0
                                    

#Kepergian boruto selama setahun

Seminggu berlalu sejak kematian Katasuke sensei dan Akita.

Siang itu boruto terlihat keluar dari pagar rumahnya. Ia berjalan dan baru menyadari ada seseorang yang menunggunya disana. Ia disadarkan ketika shikadai memanggilnya.

"Mau kesana ya ?" Tanya shikadai.

Boruto terkejut dan menoleh ke arah shikadai yang terlihat sedang bersender di pagar rumahnya.

"Shikadai.." Lirihnya.

"Kalau boleh, aku ingin mengambil sedikit waktu mu dengan inchou" Ujar shikadai kemudian.

"Apa-apaan kau ini. Bicaralah" Gerutu boruto kesal.

Boruto ikut bersender di pagar rumahnya dengan kedua tangan yang di masukan kedalam saku celananya. Ia berdiri dengan Jarak yang tidak terlalu jauh dari keberadaan shikadai.

Mereka berdua terlihat diam sejenak sampai shikadai bersuara.

"Jadi begini ya kehidupan ketika kita bukan anak-anak lagi. Dulu kau selalu merepotkan ku, ahh sampai sekarang sih" Tutur shikadai membuka obrolan.

"Kau kenapa ? Apa kau sedang mengomel ?" Jawab boruto.

"Cih, bukan itu maksudku tau ! Dasar bodoh !" Gerutu shikadai.

"Kau itu yang bodoh ! Dasar pemalas !" Serang boruto balik.

Keduanya sempat terdiam dengan tatapan tajam lalu kemudian tertawa bersama.

"Beneran bodoh ya.." Lirih shikadai kemudian.

"Kau seharusnya tidak melupakan aku karena selama ini kau cukup merepotkan ku. Aku terus-terusan di teriaki ibu karna ulah mu. Aku selalu berada dalam masalah besar karna mengikuti mu. Bahkan disaat aku tidak melakukan apa-apa aku tetap dimarahi ibu karna mu" Terang shikadai.

"Kau itu sahabat aku kan ! Jangan banyak mengeluh !" Gerutu boruto lagi.

"Ia sih, aku cukup menikmati waktu ku ketika bermain bersama mu. Aku senang bahkan sampai saat ini" Lanjut shikadai kemudian.

Boruto menatap sahabatnya itu. Tanpa shikadai mengatakan lebih jelas, ia tau apa yang mau dikatakan shikadai.

"Kenapa kau bersikap menjijikan seperti ini" Ujar boruto dengan sengaja ingin membuat shikadai malu dan kesal.

"Dasar kau !!" Shikadai bersiap meninju boruto.

Boruto dengan cepat menahan itu dengan segera. Mereka berdua kembali tertawa.

"Jangan lupa, konoha adalah rumahmu. Jangan terlalu lama meninggalkan kami" Lanjut shikadai.

Boruto tersenyum lalu meninju dada shikadai dengan pelan. Itu semacam tos ala mereka.

"Aku titip teman-teman ya !" Tutur boruto yang di balas senyuman oleh shikadai.

Boruto pun meninggalkan shikadai dengan lambaian tangan dari belakang. Shikadai menatap punggung sahabatnya sampai benar-benar menghilang.

Tidak terasa air mata shikadai hampir jatuh yang segera di cegahnya.

"Aku mengandalkan mu bro" Lirihnya kemudian sembari melakukan tos yang sama dari kejauhan.

.

.

Saat sumire keluar dari ruangannya, ia terkejut melihat boruto berdiri bersandar di tembok tepat disamping pintu tersebut sembari melipat kedua tangannya didada.

"Boruto-kun" Lirihnya.

Boruto menyadari keberadaan sumire lalu menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Dia tampak canggung dan merasa tidak enak untuk berpamitan kepada sumire.

Boruto akan melakukan pelatihan di luar desa bersama dengan gurunya yaitu Uchiha Sasuke. Mereka melakukan pelatihan sembari menjalankan misi rahasia yang hanya diketahui oleh Boruto, Naruto, Sasuke dan Shikamaru.

Hari ini boruto akan berpamitan pada teman-temannya termasuk sumire.

"Sudah mau pergi ya ?" Gumam sumire kemudian.

"Ahhh" Jawab boruto.

Sumire tersenyum ke arahnya dengan mata menyipit.

"Lakukan dengan baik ya ! Jangan sampai telat makan ! Mungkin kamu akan kesulitan menemukan hamburger kesukaanmu ! Makanlah apa yang ada saja dan jangan banyak mengeluh !" Sumire sedikit menjeda kata-katanya sembari memegang dadanya yang terasa sesak dan air mata yang sudah siap terjun di ujung matanya.

"Jaga dirimu baik-baik ! Aku.. aku akan menunggumu" Lanjut sumire mengakhiri kata-katanya.

Boruto tersenyum ke arahnya.

"Terima kasih inchou.. aku akan mengingat semua pesanmu dengan baik" Tutur boruto kemudian.

"Aku tidak akan banyak bicara karna akan mengganggu kesibukanmu. Tolong jaga dirimu baik-baik. Itu saja permintaanku" Lanjut boruto sembari menunjuk jari jempol pada sumire.

Hal yang biasa dia lakukan pada gadis di hadapannya itu.

Boruto pun meninggalkan sumire yang masih terpaku menatapnya.

"Boruto-kun.. Ganbatte !!!!!" Teriak sumire kemudian diiringi dengan jatuhnya air mata.

Boruto melambaikan tangan kanannya pada sumire tanpa berbalik badan kearahnya.

.

.

Tepat di depan gerbang desa Konoha, boruto sudah di sambut keluarganya dan teman-teman seangkatannya.

"Kalian ini ! Tidak perlu sampai mengantarku juga ! Aku akan kembali juga pada akhirnya !" Gerutu boruto kesal karna merasa mereka bertindak berlebihan atas kepergiannya.

"Untuk orang brisik sepertimu, itu cukup membuat tempat ini menjadi sunyi jika tanpamu" Sambar sarada.

"Bukannya kau senang jadi kau tidak merasa terganggu dengan keberadaanku !" Ujar boruto dengan tampang menyebalkan.

"Dasar bodoh !" Kesal sarada sembari berbalik badan dan melipatkan tangannya di dada.

Boruto menghampirinya dan memegang pundaknya.

"Lakukan yang terbaik ya sarada ! Ini bukan perpisahan ! Aku yakin setelah kembali aku akan terkejut karna kau pasti sudah semakin kuat" Tutur boruto pada sarada.

Sarada membalikan badannya lagi ke arah boruto dan langsung memeluknya.

"Kami semua akan menunggu mu disini ! Jangan terlalu lama di luar sana ! Tolong kembalilah dengan selamat kalian berdua !" Ujar sarada dengan air mata yang sudah terjun bebas.

Terlihat bahwa dia sangat berat hati melepas kepergian boruto.

Pelukan yang sebentar itu cukup melegakan bagi keduanya.

"Boruto apa kau sudah pamitan sama kawaki ?" Tanya inojin.

"Tidak, lagi pula dia sudah tau aku akan pergi" Jawab boruto dengan cuek.

"Baiklah, aku akan pergi !" Tutur boruto kemudian seraya membuka portal sebagai jalan ia dan gurunya yaitu sasuke berkelana.

.

.

.

Coming Soon : Sarada Retsuden, Mitsuki Retsuden, Kawaki Retsuden and Boruto Retsuden : "LOVE STORY"

Sumire Retsuden : "Love Story" [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang