[14] Percakapan Bersama Bunda

4 2 0
                                    

Aku tunggu vote dan komen dari kalian yaa!! ^^

Happy Reading

●••◈••◈••◈••

Aera memperhatikan Yuri yang sedang menjelaskan tentang tanaman-tanaman yang ada di halaman rumah tersebut. Gadis itu terus tersenyum selama wanita paruh baya yang ada disampingnya sedang bercerita. Bercerita bagaimana cara merawat tanaman yang ada disana serta hal-hal random lainnya.

"Bunda seru ya, Aera kayak lagi sama temen jadinya." Ucap gadis itu dan dibalas kekehan oleh Yuri.

"Duduk di sana yuk?" Wanita paruh baya itu menunjuk sebuah kursi panjang yang ada, lantas berjalan kearah kursi tersebut.

"Kamu baru temenan sama Jeno ya? Soalnya Jeno baru-baru ini ceritain tentang kamu."

Kalimat yang keluar dari mulut Yuri membuat Aera terkejut. "Jeno suka ceritain tentang aku?"

Yuri mengangguk, "Iya, seneng deh bunda dengernya."

"Ah bunda, aku juga seneng akhirnya bisa ngobrol santai gini sama bunda. Jeno sering sih ngajak aku buat ketemu bunda, tapi aku ga berani aja hehe.."

"Kenapa? Bunda kan ga gigit."

"Takut canggung sama bunda." Balas Aera dengan senyuman manis diwajahnya.

Keduanya pun sama-sama terdiam. Sebenarnya Aera heran, kenapa bundanya Jeno tidak menanyakan mengenai penyakit yang dideritanya. Sampai akhirnya gadis itu sendiri yang memulai percakapan tersebut.

"Bun, bunda udah sehat?"

Yuri mengangguk, "Bunda cuma demam aja kemarin. Emang faktor usia jadinya ga boleh capek sedikit. Bisa-bisa nanti drop."

"Syukur deh kalau gitu. Bunda harus sehat terus, kalau bunda sakit nanti Jeno sedih dan Aera juga bakal sedih."

Wanita itu mengusap kepala Aera dengan lembut. "Iya sayang, kamu juga ya. Jangan sampe kecapean."

"Bunda, aku ga pernah nyangka awal pertemuan aku sama bunda itu di rumah sakit. Dan sekarang ketemu lagi, bedanya sekarang bunda udah sembuh. Sementara aku belum." Gadis itu tersenyum tipis sambil menatap sendu kearah tanaman yang ada dihadapannya.

"Aera boleh temenan sama Jeno, bun?" Tanya gadis itu.

Yuri tersentak kaget, "Kenapa ga boleh?"

"Aku sakit bunda." Jawab Aera sambil menunduk. "Kata dokter, Aera ada riwayat penyakit leukemia limfoblastik akut. Gejalanya emang kayak flu biasa, makanya dari dulu Aera dan keluarga ga anggap pusing. Tapi lama kelamaan, Aera sering ngerasa capek, pusing, sering mimisan terus kadang sesak napas karena ada gejala anemia juga."

Yuri terdiam mendengarkan gadis cantik disampingnya bercerita. "Secepatnya Aera harus transplantasi sumsum tulang. Tapi biayanya ga sedikit. Makanya selama ini Aera cuma bisa terapi dan konsumsi banyak obat dari dokter."

"Sayang, kamu kuat banget."

Aera tersenyum tipis, "Makasih bunda. Aera selalu seneng kalau orang-orang bilang Aera kuat dan selalu keliatan ceria. Seolah-olah Aera ga pernah sakit, seolah-olah ga ada yang lagi disembunyiin. Tapi kadang kalau gejala penyakitnya muncul, rasanya Aera capek bun. Aera pengen nyerah aja. Kasian juga papa sama mama sampai harus pisah kota sama Aera dan kak Doyoung, cuma buat kerja supaya Aera bisa jalanin transplantasi sumsum tulang."

Wanita paruh baya itu sudah menangis terisak disamping Aera. Ia tidak pernah menyangka gadis cantik yang waktu itu ia temui di rumah sakit ternyata adalah teman dekat sang anak. Dan kini sedang bercerita mengenai penyakit yang dideritanya selama ini.

Kisah Singkat | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang