02.

170 28 0
                                    

sorry for typo..

sorry for typo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

–FILWH–

AC di kediaman keluarga Nakamoto masih menyala dengan baik, namun Sungchan masih terasa panas. Mengapa?

"Kak Jeno, kau semakin tampan saja."

Jeno menggaruk kepalanya, "Ah terimakasih, kau juga tampak menggemaskan sekarang."

Shotaro tersenyum. Jeno mengatakan dirinya menggemaskan, Shotaro ingin melayang.

"Hei, aku juga ada disini. Apa kau tidak memujiku juga?".

Shotaro melirik Sungchan sinis, " Untuk apa? Kau biasa saja, masih sama seperti dulu."

Jeno menahan tawanya, sungguh malang sekali nasib Sungchan.

"Kak Jeno, apa kau tidak mau menikah denganku saja? Katamu aku menggemaskan."

TAK

"Aww!" Shotaro meringis sakit saat kepalanya terkena biji Durian dari arah dapur.

"Jaga mulutmu Taro, itu baru biji-nya yang ku lempar. Belum kulitnya," ucap Renjun.

Shotaro mendengus, "Aku kan hanya bercanda. Kau lihat? Kak Injun sangat galak, bagaimana kau bisa menyukai bahkan melamar orang seperti itu?" ucap Shotaro seakan lupa dengan ancaman Kakaknya mengenai kulit Durian.

Renjun datang sembari membawa sepiring durian, "Hei Shotaro, kau mau menjadi pelakor kecil? Mengapa menggoda Jeno terus?" ucapnya lalu duduk disebalah kekasihnya itu.

"Renjun, jangan berbicara kasar seperti itu padanya."

"Jeno, jangan tertipu dengan wajahnya yang manis itu. Dia memiliki sifat yang terbalik dengan wajahnya.

" Tidak. Aku anak baik - baik, kau tau itu kan kak Jeno."

Jeno melirik Sungchan. Adiknya itu menggeleng seakan memberi tanda bicara 'Biarkan saja, jangan mengganggu harimau yang sedang berkelahi'

"Jangan lupakan tentang kau yang merebut Guanlin dariku."

"Cih! Pria sinting itu yang mudah terbawa perasaan."

"Jangan berbohong. Lalu mengapa kau selalu memberi bekal padanya? Kau mau mengambil hatinya bukan?."

"Tidak. Kau tau 'kan dia anak dari guru voli disekolah? Aku hanya ingin mengambil simpatinya agar aku dapat nilai tambahan. Aku buruk dalam bermain voli, kau tau itu."

Renjun menatap Jeno, "Jeno intinya kau jangan pernah tertipu pada wajahnya, dia-"

Renjun terdiam saat melihat raut wajah Jeno yang tidak bersahabat.

Jeno menggengam tangan Renjun, "Sudah kukatakan, jangan pernah menyebut nama pria brengsek itu."

"Aku, tidak sengaja. Lagipula si picik ini yang memulai", ucapnya mengerucutkan bibirnya.

"Mulutmu sangat kasar. Sepertinya aku harus memberimu hukuman, karena membuatku cemburu dan mulutmu itu yang nakal."

Jeno menarik tangan Renjun, "Shotaro aku pinjam kakakmu sebentar ya."

"Tidak. Kau jangan melakukan sesuatu di siang bolong seperti ini," Renjun menarik tangannya berlawanan arah.

"Lihat. Bahkan aku belum menggigit Durian ku." keluhnya dengan menatap durian itu.

"YAAA! LEE JENOO!"

GREB

Pintu kamar Renjun tertutup, menyisakan dua orang yang mematung melihat sepasang kekasih tadi.

Sungchan melirik Shotaro,"Sepertinya kau juga harus aku hukum, karena ternyata kau dulu pernah menggoda lelaki lain. Hatiku sakit Taro.." ucapnya.

"Kau yang akan aku hukum."

"Kau akan menghukumku seperti apa? Dengan uke on top? Ah.. itu buka hukuman menurutku."

"Menghukum-mu dengan cara mengusirmu dari sini!" sarkasnya.

"Astaga Sungchan.. aku lelah denganmu. Jauhkanlah pikiran kotormu itu," ucap Shotaro seraya melangkah pergi.

Sungchan menatap kepergian lelaki manis itu, kemudian tersenyum. Ah.. agaknya Sungchan sudah tidak waras.

My only one geudaereul bomyeon~

Senyuman Sungchan memudar dan menatap ponsel yang tergeletak di meja. Ponsel milik Shotaro.

Sungchan mengambil ponsel tersebut, "Hah.. bahkan nada deringnya sangat manis. Tapi mengapa pemiliknya sangat ketus?" gumamnya.

Matanya menyipit melihat nama yang tertera di ponsel.

"Tapi siapa yang menelponnya? Dari namanya seperti lelaki."

Sungchan menjawab telepon tersebut.

"Hallo, kak Taro? Aku butuh uangnya sekarang."

Sungchan bingung, "Uang? Uang apa? Shotaro berhutang denganmu?."

"Siapa? Kau bukan kak Taro, dimana dia?"

"Shotaro sedang di-"

Shotaro merebut ponselnya, "Anda sangat tidak sopan, Jung Sungchan."

Saat Shotaro melirik nama yang tertera, dia diam. Ada ekspresi ragu di wajahnya.

"Jisung?"

"kak Taro, kau dari mana saja?"

"Ah.. Aku dari toilet, ada apa?"

"Aku butuh uang sekarang untuk membayar pengobatan ibuku. Apa kau bisa menemuiku, sayang?" suara lawan bicara terdengar sendu.

Bibir Shotaro bergetar, "Aku.. ada tamu, aku tidak bisa menemuimu."

Terdengar helaan napas panjang di seberang sana.

"Kau takut dengan ayahmu?"

"Tidak."

Hening.

"Aku ada tamu, sudah aku katakan tadi."

"Aku akan menjeputmu."

"Jangan, aku akan menemui sekarang."

Jisung tersenyum disana.

Panggilan terputus, Shotaro hendak pergi namun tangannya di pegang Sungchan.

"Siapa dia?"

"Bukan urusanmu," lalu Shotaro pergi bersiap.

-alina, 23 october'21



anjay jadi, tp pendek bngt. w mau nulis cerita dari kemarin, tapi w lupa kata sandi akun ini
w punya 2 akun soalnya
baru bisa buka sekarang soalnya mau buka dari kemarin, tugas ngajak berantem mulu
buat votenya makasih ya..
see u guys..


Fall in love with Him (?) [Sungtaro]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang