Our Problem #3

938 98 40
                                    

Mandi sudah... Berdandan rapi dan tampak tampan pun sudah.

Untuk sentuhan terakhir,Daichi menyemprotkan minyak wangi aroma melati yg ditemukannya di atas meja rias ke tubuhnya.

Sniff..sniff..

"Edan.. ni parfum oiks kok kaya bau kuburan sih?!"

Pria bersurai coklat yg sedang asyik maskeran sambil joget-joget tok-tok dikamarnya itu terheran-heran,melihat suami barunya nampak rapi dan wangi.

"Daichi-kyun mau kemana rapi begitu? Cari bini baru ya?"

"Sembarangan..!! Saya ada urusan penting.. mau bujuk Sugawara dulu bye"

Daichi pun berlalu meninggalkan kamar yg ditempati Oikawa.

"Eh!! E-eh!! Tunggu chi,kalo lu balik ke Suga,gue gimana woy!! Kita kan udah kawin!!"

Kepala Daichi kembali menyembul dibalik pintu, alisnya mengerut.

"Oiks kita gak kawin ya,cuman nikah doang.. lagian kalau ntar saya sama Suga udah rujuk,kita bakal cerai juga kan"

"T-tapi chi---"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Daichi sudah bergegas pergi meninggalkan pria bersurai coklat itu sendiri dikamarnya. Oikawa meremas surai coklatnya pelan,kalau terlalu keras nanti malah rontok. Biaya perawatan rambut ke salon kan mahal,mending buat jajan mekdi.

"Kapan sihhh gue bisa hidup bahagia?! Gue belum mau jadi duda lagi njir"



Tring!!


Satu notifikasi muncul di handphone berlabel kulit durian digigit secuil itu. Menampilkan pesan berbunyi  "Ingin hidup bahagia? Datanglah ke komplek perumahan Shiratorizawa"

"Ushijima setan!!!" Teriaknya sambil melempar handphonenya ke atas kasur.



>>>> Dikediaman keluarga Bokuto nampak seorang balita mungil yg sedang asyik bermain boneka Voodoo di depan televisi ditemani kakak dan juga kakeknya.

"Kakek,boneka na kenyapa banyak jalum na?"

Bokuto tersenyum lebar kepada cucunya.. "Itulah uniknya boneka ini Sho-chan,cara mainnya pun unik.. Shouyo taruh sehelai rambut dibonekanya lalu----"

"Wah wah Kakek lagi mendongeng apa?? Yuu mau dengar juga dong,kayaknya asyik siapa tau bisa bermanfaat untuk masa depan Yuu"  si cucu sulung ikut nimbrung.

Bokuto tertawa bahagia sambil mengelus surai kedua cucunya, "Ha ha ha!! Cucu-cucuku memang yg terbaik,kalian pasti bisa jadi penerus kakek yg hebat saat besar nanti"


Koushi dengan pakaian rapi berpamitan pada ayah dan anak-anaknya.

"Ayah, Shouyo,Yuu mama pergi sebentar ya"

"Mama mau kemana?" Tanya Shouyo kecil

Koushi mengelus lembut surai jingga anaknya, "Mama sedang ada keperluan dengan paman Asahi"

Mata Yuu berbinar "apakah berarti Yuu bakal punya bapak baru!!?? Sugee!!"

Koushi pun menggeplak manja kepala anak sulungnya sehingga anak itu mengaduh kesakitan.

"Gak gitu juga nak,ini urusan lain. Ayah... Koushi titip anak-anak ya,dan Yuu, Shouyo kalian jadilah anak baik selama dirumah ya"

"Siap kapten!!" Seru kedua anak kecil itu

Mata cantik itu beralih pada ayahnya lagi, "Dan ayah... Tolong jangan ajarkan hal sesat ke mereka berdua, berjanjilah pada Koushi"

Manik Bokuto melirik kearah lain,setetes keringat mengalir di dahinya.. "B-baiklah nak,ayah usahakan"


"Bagus... Koushi berangkat dulu ya,,Koushi akan pulang sebelum jam makan malam"

Ketiga orang dirumah itu melambaikan tangan kearah Koushi. Pria cantik bersurai putih itu agak tak yakin untuk meninggalkan rumah,lebih tepatnya tak yakin meninggalkan kedua anaknya kepada ayahnya yg rada sableng itu.


>>>>


Koushi pun akhirnya sampai ke tempat yg dijanjikan Asahi untuk bertemu. Sebuah cafe minimalis namun terlihat nyaman untuk bersantai.

"Nih bang Kur uangnya, makasih ya"

"Sama-sama.. jangan lupa bintang lima buat Gua ya Sug"

"Oke!!"

Koushi kembali berojigi untuk  berterima kasih kepada mas-mas Gojek bermuka pedo tersebut.

Memasuki cafe itu koushi disambut dengan suasana cafe yg sedikit tenang. Disudut ruangan nampak pocong--- maksudnya Asahi melambaikan tangan. Koushi tersenyum kemudian langkahnya terhenti sejenak.

'eh?? Siapa yg bersama Asahi?? Sepertinya familiar'

Namun Koushi tetap melangkah menuju meja tempat Asahi duduk. Matanya terbelalak saat tiba disana,sosok itu.
Sosok yang membuatnya galau uring-uringan beberapa hari ini terlihat tersenyum hangat melihatnya.

Koushi melotot tajam ke arah Asahi,membuat pria gondrong itu gemetar ketakutan. Disaat yg tepat teleponnya berdering.

"Ah maaf,aku harus menjawab telepon dulu"

Asahi sedikit bersyukur, setidaknya ia tidak dihajar Koushi ditempat ini. Suasana terasa sedikit canggung disana.


"Em... Hai bagaimana kabarmu??"

"Seperti yg kau lihat" balas koushi sedikit cuek

"Oh haha bodohnya aku menanyakan hal yg sudah pasti terlihat" Daichi sedikit tertawa canggung

Manik Hazel menatap kearah Daichi,"Ngomong-ngomong disini sepertinya ada dedemit ya,bau melati soalnya menyeruak.. aku jadi merinding, sebaiknya aku pulang saja"

'sial..!! Gara-gara parfum Oikawa kok malah disangka bebauan demit'

Sebelum Koushi beranjak meninggalkan tempat itu, segera Daichi menahan lengannya.

"Tunggu sebentar Kou,berikan aku waktu untuk bicara"

Koushi menghela nafas kasar, "Baiklah.. bicara saja,aku tak punya banyak waktu untuk meladeni orang sepertimu"

"Terima kasih Kou.."


























TBC hehehe







Baikan gak nih???

Jangan lupa Voment

Selamat bermalam Minggu readertachi 😘

Haikyuu TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang