Arrogant

430 35 12
                                    

Kyuhyun menatap sengit dokter di hadapannya. Rasanya menyebalkan melihatnya tersenyum dengan menunjukkan lesung pipi. Ini adalah kali kedua Kyuhyun bertemu dengan Park Jungso, dokter yang sudah dilabeli menyebalkan oleh Kyuhyun.

"Jangan terlalu banyak tersenyum, Seonsaengnim. Rasanya menyebalkan," ujar Kyuhyun kesal.

Park Jungso tidak peduli dengan sikap pasiennya yang menyebalkan sekaligus lucu itu. Ia masih saja menyunggingkan senyum yang menyebabkan Kyuhyun semakln kesal. "Bukankah aku sudah mengatakan bahwa cepat atau lambat kau akan bertemu denganku lagi?"

Kim Illwoo mengerutkan dahi. "Seonsaengnim pernah bertemu Kyuhyun sebelumnya?"

Park Jungso tersenyum. "Kyuhyun adalah pasien saya bulan lalu." Merasa pria paruh baya di hadapannya itu masih belum puas, ia pun menambahkan. "Dia dirawat beberapa hari karena demam tinggi, tapi tidak mau check up secara menyeluruh. Alasannya sih, karena tidak ada keluarganya di sini. Padahal bos di tempatnya bekerja bersedia menjadi walinya. Anak ini benar-benar keras kepala."

Kyuhyun mencebik pelan mendengar dokter itu menyebutnya keras kepala. Lain halnya dengan Kyuhyun, raut Illwoo terlihat cemas. Meski sebulan terakhir dia memang meminta seseorang untuk mengawasi Kyuhyun, ia sama sekali tidak pernah diberi laporan tentang kesehatan putranya itu.

"Lalu, sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Kyuhyun harus check up?" Illwoo tak sabar. Ia sangat cemas dengan kondisi Kyuhyun.

Jungso tidak langsung menjawab. Wajahnya berubah serius, tidak ada senyum lagi di bibirnya. "Saya tidak bisa begitu saja mengatakan keadaan pasien kepada orang lain."

"Saya adalah ayah Kyuhyun. Kim Illwoo."

Jungso menatap pria paruh baya di hadapannya, lantas beralih menatap Kyuhyun yang malah membuang muka.

"Keluarga kami sedikit rumit," ujar Illwoo menerangkan karena melihat gelagat Park Jungso yang sepertinya kurang yakin dengan pengakuannya. "Saya baru bertemu dengan Kyuhyun setelah beberapa tahun terpisah. Sekarang, saya yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada putra saya. Jadi, saya mohon kerja samanya dari Park Jungso Soensaengnim."

Meski belum sepenuhnya yakin, Jungso tidak mungkin mengabaikan keseriusan pria paruh baya yang mengaku sebagai ayah Kyuhyun. Lagi pula, Kyuhyun sendiri juga tidak menyangkal pengakuan ayahnya.

Jungso menghela napas panjang sebelum menjelaskan kepada Illwoo yang terkesan menuntut itu. "Untuk luka di kaki dan tangannya hari ini tidak terlalu serius. Kyuhyun hanya perlu beristirahat dan tidak terlalu banyak bergerak. Tidak perlu cemas."

Kim Illwoo terlihat mendengarkan dengan serius tanpa menyela sedikit pun. Jungso pun lantas melanjutkan penjelasannya.

"Perihal sebulan lalu, Kyuhyun dibawa ke sini dengan keadaan tak sadarkan diri dengan demam tinggi, kekurangan cairan, dan mal nutrisi. Namun, setelah sadar, ia justru mengeluh sakit kepala. Saya curiga jika sakit kepala yang dirasakan Kyuhyun adalah peringatan untuk penyakit yang serius karena ia mengatakan jika sering merasakan sakit kepala secara tiba-tiba."

Kyuhyun masih membuang muka, tetapi mendengarkan dengan baik penjelasan dokter. Tangannya yang diletakkan di paha, menggenggam erat. Jujur saja, Kyuhyun tidak ingin mendengar kabar buruk dari dokter, tetapi ia juga penasaran dengan tubuhnya.

"Saya waktu itu menyarankan untuk tes kesehatan secara keseluruhan, agar kita bisa melakukan treatment dengan tepat. Namun, Kyuhyun menolak, sehingga pengobatannya terhenti."

"Lalu, apa yang harus saya lakukan sekarang, Soensaengnim?"

"Seperti yang saya jelaskan di awal. Kyuhyun harus melakukan pemeriksaan menyeluruh. Setelah itu, kami bisa menentukan langkah selanjutnya." Jungso menjelaskannya dengan hati-hati dan dengan bahasa yang mudah dimengerti. "Bulan kemarin kami hanya bisa meresepkan anti nyeri untuk sakit kepalanya. Apakah kau membawa obatmu?"

WHEN WE WERE USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang