Chanyeol tersenyum puas melihat hasil karyanya. Sebuah bingkai foto berukuran 75 x 100 sentimeter tertempel dengan begitu apik di dinding ruang tamu.
"Papa!"
Tiba-tiba seorang gadis kecil menarik ujung kaos yang dikenakan Chanyeol. Melihatnya, Chanyeol segera membawa tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.
"Kenapa, Minjeong?"
"Kak Yuan jahat! Masa tadi Minjeong disuruh tidur di atas kardus. Padahal kan Minjeong cuma mau numpang bobo siang sebentar. Kamar Minjeong belum boleh ditempatin, kan?"
Belum sempat Chanyeol menjawab, terdengar suara lainnya yang menginterupsi percakapan mereka.
"Bohong, Ayah. Tadi Minjeong mau tidur sama Toben di kasur. Tapi karena badan Toben kotor banget jadi Yuan suruh Toben tidur di kardus. Minjeong salah paham."
"Bohong! Jelas-jelas Kak Yuan yang nyuruh Minjeong tidur di kardus! Bukan Toben."
"Enggak, Ayah. Minjeong terlalu melebih-lebihkan. Yuan gak pernah nyuruh Minjeong tidur di kardus."
"Anak-anak ..."
"BERISIK!"
Suasana berubah hening ketika Kyungsoo datang sambil membentak tiga makhluk kesayangannya. Raut wajah ibu dua orang anak tersebut tampak muram. Dan pada saat matanya bertemu pandang dengan sang suami, wajah Kyungsoo semakin masam.
"Sayang, begini ... anak-anak—"
PRAK!
Chanyeol melotot, Yuan bergidik, sedangkan si bungsu, Minjeong mengerjapkan kedua matanya polos saat Kyungsoo melempar enam buah testpack. Benda pipih itu berserakan di sekitar kaki Chanyeol.
"Dasar penjahat kelamin! Pria Mesum! Kamu bilang dua anak aja cukup, tapi kenapa sekarang kamu malah bikin aku hamil lagi, hah? Dasar menyebalkan!"
Kyungsoo menghentakkan kedua kakinya sambil menangis. Chanyeol yang masih ngeloading tampak seperti orang bodoh yang terus bengong tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sedangkan Yuan yang langsung paham akan maksud sang ibu, langsung mengambil alih Minjeong dari dekapan sang ayah.
"Kakak, Mama kenapa?" tanya Minjeong bingung. Gadis kecil berusia lima setengah tahun itu sama sekali tak mengerti terhadap obrolan orang tuanya.
"Nanti juga Minjeong tahu. Ngomong-ngomong Minjeong mau jajan es krim gak? Kakak yang traktir."
Minjeong menggeleng. Padangannya masih terfokus pada Mama dan Papanya yang terlihat seperti sedang bertengkar di ruang tamu.
"Kakak, apa Minjeong sebentar lagi bakalan punya adik?"
Yuan spontan menghentikan langkahnya. Putra sulung pasangan Chanyeol dan Kyungsoo itu sebentar lagi akan menginjak usia sembilan tahun.
"Apa Minjeong mau punya adik?" pancing Yuan.
Minjeong terdiam. Padangannya mulai menerawang.
"Kalau Minjeong punya adik nanti Mama dan Papa gak akan sayang sama Minjeong lagi, Minjeong gak mau punya adik," ungkap Minjeong lesu.
Yuan tertegun. Sebisa mungkin ia memutar otaknya yang jenius guna memberikan penjelasan pada sang adik.
"Kenapa begitu? Meskipun nanti Minjeong punya adik, Ayah dan Bunda bakalan tetap sayang Minjeong kok."
"Tapi Minjeong gak suka berbagi! Pasti setelah lahir adik bayi nanti Minjeong akan dilupakan! Minjeong gak mau, Kak! Sungchan bilang, punya adik itu gak enak!"
Bocah gendeng! Awas saja kalau ketemu nanti, akan kugiling kau sampai menjadi bubur! batin Yuan kesal.
"Minjeong, dengarkan kakak baik-baik. Meskipun nanti Ayah dan Bunda punya bayi lagi, kasih sayang mereka sama kita berdua tidak akan pernah berubah. Ayah sama bunda telah memiliki Kakak namun mereka juga menyayangi Minjeong, kan? Nah, sekarang kamu gak perlu khawatir soalnya kakak tahu dan mengerti bagaimana rasanya punya adik. Rasanya menyenangkan, apalagi kalau adiknya begitu manis dan penurut seperti Minjeong. Kakak yakin nanti Minjeong pasti bakalan suka dan sayang sama adik bayi. Kita jaga adik bayi sama-sama, dengan begitu Ayah sama Bunda bakalan tambah sayang sama kita; Kakak, Minjeong dan juga Adik Bayi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Galbi
Fanfiction[BAHASA | COMPLETED] Here's the secret to being happy. A Chansoo Fanfiction (Alternate Universe ─ GENDERSWITCH) snflwexdejane © 2021 Highest rank : #1 in chansoo [22/05/05]