TEMANMU

WAKTU

Kadang seseorang bilang bahwa waktumu sudah cukup untuk A untuk B untuk C dan cukup untuk banyak lagi.
Semua merasa seolah kita kadaluwarsa. Waktu kita ditargetkan oleh orang lain.

"Lihat dia sudah punya pekerjaan padahal kalian seumuran."
"Hilih udah besar masih minta sama orang tua, nggak malu"
"Udah kepala 2 bentar lagi kepala 3, kapan nikahnya? Temenmu udah pada gandeng suami sama gandeng istri"
"Masa dia bisa kamu nggak bisa"
"Nilainya tinggian dia, kamu ngapain aja si?"
"latihan kerja dong, jangan ngandelin orang tua mulu"
"Gajimu lebih kecil ya dari dia"

dan banyak lagi....

Kadang orang seenaknya berbicara tanpa tahu yang dibicarakan menyakiti perasaan lawan bicaranya.

Semua yang sudah dibangun dalam menguatkan dibuat hancur, padahal dalam membangunnya ada banyak yang perlu diyakinkan.

Bukankah hal tersebut mengecewakan?

Jika orang tuanya membelikan apapun yang anaknya minta, apa salah?
Selagi seorang anak meminta dengan benar selayaknya anak hal tersebut bukanlah sebuah kesalahan besar. Itu suatu bentuk hak dan kewajiban.

Jika gajimu lebih kecil dibanding orang lain itu bukan masalah besar. Kau hanya perlu berusaha dengan dirimu sendiri. Jangan menghakimi seakan gaji kecil adalah sebuah dosa besar.

Jika belum mampu bekerja dan masih bersama orang tua. Selagi menjalankan hak dan kewajibannya sebagai anak. Orang tua akan selalu menerima apapun itu perihal anaknya.

Kita lupa ladang kita terlalu mengomentari hidup orang lain.
Kita tidak sadar bahwasanya kita masuk dalam peran yang tidak sewajarnya.
Kita seakan lupa bahwa kita sesama manusia yang mungkin akan atau bahkan sudah merasakannya.

Jangan terlalu lalai hingga lupa bahwa waktu orang berbeda. Ada yang datang dan pergi secepat itu, ada yang masih bertahan dikesakitan yang berulang kali dirasakan, ada yang masih berjuang agar layak kehidupannya, ada yang masih berobat ketika sakit badannya, ada yang sedang berproses menjadi lebih baik.

Jangan menampung semua sendirian#