Ternyata dengan munculnya berita yang melaporkan Jisung itu, beberapa orang mulai mengunggah bukti-bukti yang memperkuat kalau Jisung memang tidak seperti apa yang dikenal selama ini.
Mulai dari memarahi hairstylist-nya karena tidak menyukai gaya rambutnya, memarahi make-up artist-nya karena make-upnya terlalu mencolok, bahkan membanting makanan yang diberikan kepadanya hanya karena ia menemukan potongan mentimun di dalam makanannya dan ia tidak menyukai itu.
Puncaknya adalah saat video yang melibatkan Wookjin juga ikut tersebar.
Ya, kejadian saat itu, entah siapa yang telah merekamnya, tetapi bukti-bukti itu cukup kuat untuk menjadi alasan membenarkan berita yang dilaporkan oleh salah satu staff tempo hari.
Banyak penggemar Jisung yang berbalik arah karena kecewa dengan perlakuannya, bahkan mereka mengolok-olok Jisung dan mereka mengatakan menyesal telah menyukai Jisung selama ini.
Wookjin yang mengetahui semua itu tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menanyakan keadaan Jisung.
Beruntung Jisung mengangkat telponnya.
"Sunbae-nim, kau baik-baik saja? Aku akan mengklarifikasi kalau kejadian sebenarnya tidak seperti itu dan—"
"Diam."
"Ya?"
"Kau tidak perlu melakukan apapun, cukup diam saja di tempatmu dan jangan pikirkan hal itu. Aku baik-baik saja."
"Ah... begitu ya..., baiklah kalau begitu. Kalau kau butuh bantuan hubungi aku saja."
"Tidak perlu."
Jisung mematikan panggilan.
Wookjin membuang nafasnya kasar. Ia yakin Jisung tidak baik-baik saja, tapi kalau dia tidak menuruti permintaannya, pasti Jisung akan marah.
Wookjin bingung, ia butuh tempat cerita.
Yerim.
Ia mencari nama Yerim di ponselnya dan menekan tombol bergambar telpon, lalu terdengar suara nada sambung.
"Ne, Oppa?"
Suara manis Yerim terdengar dari seberang telepon.
"Yerim-ah, kau sedang sibuk? Aku ingin bercerita."
"Tidak, Oppa, apa ini soal Jisung-nim lagi? Ah, berita itu aku juga sudah membacanya. Apa yang ingin Oppa ceritakan?"
Wookjin yang memang sering menceritakan tentang Jisung kepada Yerim itupun mulai menceritakan yang terjadi termasuk saat Jisung bersikap aneh waktu itu, seperti bukan Jisung. Ia menceritakan semuanya secara rinci agar tidak ada kesalahpahaman lagi pada Jisung.
"Kenapa Jisung-nim menyuruh Oppa untuk diam? Bukankah dengan Oppa menyatakan hal yang sebenarnya akan membantu Jisung-nim?"
"Aku tidak tahu, tapi sepertinya kalau aku berbicarapun ucapanku tidak akan dipercaya. Managerku juga memintaku untuk mengikuti kemauan Sunbae-nim. Aku bingung."
"Sepertinya sementara ini Oppa ikuti saja dan berharap semuanya cepat terselesaikan."
"Kau benar, Yerim. Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu?"
Selanjutnya, Wookjin hanya berbincang ringan dengan Yerim yang cukup untuk mengembalikan energinya yang terbuang karena memikirkan permasalahan yang terjadi pada Jisung.
Namun, tetap saja hal itu tidak bisa pergi dari pikirannya. Ia ingin memastikan kalau Jisung memang baik-baik saja, tapi bahkan ia tidak mengetahui dimana Jisung tinggal dan ia tidak mungkin juga menemui Jisung secara tiba-tiba.
Wookjin benar-benar khawatir.
Sudah cukup lama juga ia tidak bertemu dengan Jisung. Ya, Wookjin akui, sebenarnya Wookjin agak merindukan pria itu. Sifatnya yang tidak bisa ditebak, bagaimana ia bersikap sangat baik saat pertama kali mereka bertemu, bagaimana semua berubah setelah Wookjin ada di posisinya sekarang, semuanya membuat Wookjin penasaran. Apa yang ada di pikiran seseorang bernama Park Jisung itu?
***
pendek ya? aku sedang loyo dan takda ide :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Tear of God; Love & Nine
Romance"It's nice to meet you, Wookjin." Warn: - BXB - NSFW (Some Parts) - Bahasa Baku