Warn: Suicide Attempt
Setidaknya Wookjin bisa sedikit bernafas dengan lega setelah beberapa waktu lalu memastikan sendiri keadaan Jisung.
Sekarang ia bisa fokus melanjutkan pekerjaannya yang akhir-akhir ini kurang terkendali.
Namun, ada saja hal yang mengganggu pikirannya dan kali ini tersangkanya adalah seorang gadis cantik bernama Choi Yerim, yang beberapa bulan ini dekat dengan Wookjin. Gadis itu tiba-tiba menghindari Wookjin, menghilang tanpa kabar sejak munculnya rumor kalau ia adalah kekasih dari Wookjin karena kerap kali ditemukan sedang bersama. Yerim menyangkalnya dan setelahnya, ia menghilang.
Pesan yang Wookjin kirim tidak dibalas dan panggilannya juga tidak dijawab. Benar-benar tidak ada komunikasi sedikitpun.
Sore itu Wookjin memutuskan untuk mengunjungi rumah Yerim yang semoga saja tidak salah karena ia tidak tahu persis rumah Yerim yang baru. Kalau rumah di tempat tinggalnya yang dulu, Wookjin sempat beberapa kali berkunjung.
Berdasarkan apa yang ia ingat dari informasi yang pernah disampaikan oleh Yerim, seharusnya tidak jauh dari posisi Wookjin sekarang. Ia turun dari mobilnya—sebenarnya mobil managernya— dan melihat seseorang keluar dari rumahnya, orang yang dia cari ada beberapa puluh meter dari tempatnya berdiri.
Yerim keluar dari rumahnya dan memeluk pria yang berdiri di depan rumahnya.
Seingat Wookjin, Yerim tidak memiliki seorang kakak ataupun adik laki-laki. Mungkin itu alasannya Yerim menyangkal kalau ia berkencan dengan Wookjin dan berhenti berkabar dengannya. Waktunya ia harus mundur, bukan?
Wookjin melajukan mobilnya menuju tempat yang selalu ia datangi ketika ia sedang merasa tidak baik.
Rooftop.
Wookjin suka melihat pemandangan kota.
Namun ia tidak mengira akan bertemu seseorang disana yang sepertinya akan—
"YAK! Apa yang kau sudah gila?!"
—melompat.
Beruntung Wookjin segera menarik orang itu dan menggagalkan upayanya untuk menemui Tuhannya.
"Sunbae-nim, apa yang kau lakukan, huh?!" tanya Wookjin setelah mengetahui siapa orang itu.
Jisung.
"Sudah tidak ada gunanya lagi, bukan?"
"Hey, hey, lihat aku." Wookjin menangkup kedua pipi Jisung dan membuat pria itu menatapnya.
Ah, keadaannya bahkan lebih parah daripada saat ia menemuinya di apartemen waktu itu. Rambutnya yang mulai memanjang dan berantakan, matanya yang merah, juga berat badannya yang terus berkurang.
"Semua sudah berakhir, Wookjin," ucapnya lirih.
"Tidak. Ada aku disini. Bahkan saat semua orang di dunia ini tidak ada yang mempercayaimu, aku akan menjadi satu-satunya orang yang percaya kepadamu. Jadi, tolong percayalah padaku kalau semua akan baik-baik saja." Wookjin menatap lekat mata lawan bicaranya.
Jisung tidak mengatakan sepatah katapun dan langsung memeluk pria di depannya, menumpahkan semua yang selama ini membebani pikirannya.
Wookjin.
Hadiah yang dikirimkan oleh Tuhan. Ia merasa sangat bersyukur karena bertemu dengan Wookjin. Kehadirannya memiliki arti yang istimewa bagi Jisung, sejak pertama kali pria bernama Wookjin itu menarik atensinya. Persetan dengan siapapun gadis yang dikabarkan berkencan dengannya, untuk saat ini Jisung hanya butuh Wookjin.
Wookjin memutuskan untuk mengantarkan Jisung kembali ke unitnya.
Dalam hatinya, Wookjin sangat berterimakasih kepada Tuhannya karena telah mematahkan hatinya di waktu yang tepat dan membuatnya melangkahkan kakinya ke rooftop gedung apartemen Jisung, bukan apartemennya. Ia tidak bisa membayangkan kalau ia terlambat atau bahkan tidak menemukan Jisung. Membayangkannya saja sudah membuat hati Wookjin jauh lebih sakit dibandingkan dengan melihat Yerim bersama seorang pria tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tear of God; Love & Nine
Romance"It's nice to meet you, Wookjin." Warn: - BXB - NSFW (Some Parts) - Bahasa Baku