Chapter 2

14.4K 674 6
                                    

Semuanya berubah. Berubah total.

Semuanya berubah karena aku mengungkapkan kebenarnya, ia menjauh dariku. Tidak ada lagi candanya ataupun godaannya,Ia mengacuhkanku seolah-olah aku tak ada disini.

Aku menutup mataku sembari menaburkan beberapa kelopak bunga ketanah tempat terakhir peristirahatan adikku, seharusnya ia mendepatkan yang ia mimpikan dari kecil. Menikahi pangeran berkuda putihnya. Aku menggertakkan gigiku, rasanya begitu sakit saat kaulah penyebab semuanya. Kau membuat adikmu pergi dengan begitu cepat, semua orang membencimu. Kau tak seharusnya disini. Aku masih begitu hafal bagaimana nada suara kedua orang tuaku yang murka karena tindakkanku, saat itu mereka sudah membereskan semua barangku dan mengirimkanku kerumah nenekku. Meminta maafpun tak dihiraukan, sampai sekarangpun saat aku bertemu dengan mereka berdua,mereka tak pernah menatapku lebih dari 2 detik. Sungguh malang nasibmu Melanie.

Aku membuka mataku. "Aku tahu, seharusnya yang menikah dengan Christian itu adalah dirimu. Aku terlalu egois" aku menekan kata-kata egois, aku tertawa hambar sembari bulir-bulir air mataku terjatuh, lagi lagi aku menangis. Menyesali perbuatanku yang kedengaran sepeleh, tetapi malah membunuh adik kembarku. "Aku memang egois" tambahku lagi, aku menggigit bibirku. Tak perduli jika aku akan membuatnya luka dan merasakan perih. Aku sudah terlalu kebal dengan semuanya.

"Dia, dia begitu mencintaimu Harmony. Dia begitu mencintaimu dan mengangumimu" aku menarik bibirku membuat lekungan senyum khas seorang Melanie Stone, "aku salah mengambilnya darimu, aku salah mengambil aset kebahagianmu Harmony. Maukah kau memaafkan aku? Maukah kau menjemputku disurga jika aku datang? Aku lelah, aku lelah dengan hidupku" Aku menahan isakan tangisku yang menjadi-jadi. "Aku lelah dengan kebencian dari Ayah dan Ibu, aku lelah dengan Christian, aku lelah melihatnya pulang dengan keadaan mabuk, aku lelah mendengarnya memakiku. Ia mengatakan aku ini Pembunuh." Aku menghirup oksigen sebanyak-banyaknya sembari mengusap airmataku kasar.

"Yang paling parahnya adalah aku lelah ia acuhkan, tiba bisakah ia melihatku? menganggapku ada? apakah aku begitu menjijikan dimatanya? aku tahu aku bukan dirimu, yang lemah lembut. Ia tidak pernah menganggapku ada Harmony, ia hanya mencintaimu dan ia membenciku" aku terengah-engah, seolah-olah tak bisa menghirup oksigen dengan teratur. Ini, ini begitu menyakitkan. "Dan ia tergila-gila padamu" ucapku tersenyum, aku masih bisa mendengar bagaimana Christian mengatakan apa yang ia sukai tentang Harmony. Lelaki itu begitu mencintai Harmony Dan lelaki itu begitu membenci Melanie, Melanie yang telah membunuh Harmony.

"Kenapa kau disini?" aku bisa mendengar suara khas dari seseorang yang aku cintai, aku menatap keatas, berharap jika aku hanya menghayal tetapi tidak. Aku bisa melihat wajah datarnya yang menatapku tajam. "Kau ingin mengali kuburan adikmu dan membuangnya kelaut?" Aku terdiam kaku dibawahnya, perkataannya begitu menusuk hatiku, sebegitu jahatnyakah aku difikirannya? Aku bahkan tak memikirkan hal keji itu.

Aku menunduk, tak berani menatap sorot matanya yang begitu membunuhku secara berlahan-lahan. Aku bisa mendengar ia mendengus pelan "kau itu bisu atau apa?" Ia memakiku,lagi. Biasanya, jika aku mendengar seseorang memakiku aku akan balas memakinya. Tetapi itu dulu, sekarang aku hanya menunduk sembari menggigit bibir bawahku, ini begitu menyakitkan. "Kau pu--" aku memotong jawabannya.

"Aku pulang" ucapku,suaraku begitu lemah. Aku berdiri,menatap matanya. Berharap jika mendapatkan sorotan kehangatan,aku menggelengkan kepalaku pelan dan berjalan melewatinya. Ia tak mencoba untuk menarik tanganku atau apapun. Duh tentu saja, ia begitu membencimu. Dewi batinku mengucapkan kata menyakitkan itu dengan sarkastik. Aku mencoba tersenyum, aku bertahan. Demi anakku.

Christian pov

Ia semakin menjauh dan itu membuat hagiku terasa kosong. Tidak tidak Christian, ia telah membunuh wanitamu, masa depanmu. Aku mendesah, iblis ditubuhku memang sialan.

"Kau baik-baik saja?" Aku melirik kearah gadis disebelahku yang masih belia, adikku-Chrissy. "Keadaan bertambah rumit?" Aku tersenyum kaku, aku tak suka membahas pembunuh itu.

"Biasa saja" jawabku acuh sembari menatap tempat tinggal terakhir gadis yang begitu kucintai itu,

"Dia menyadari dosanya Chris, jemputlah ia sebelum kau terlambat" aku mendengus, Chrissy memang selalu mendramatiskan sesuatu. Aku mendengus kesal sembari menatapnya yang tersenyum manis.

"Dia telah membunuh kekasihku. Aku membencinya"ucapku datar Chrissy hanya terkekeh geli yang membuatku menaikkan satu alisku, "Apa yang kau tertawakan anak ingusan?" Tambahku dengan nada tajam

Chrissy mendengus. "Kupastikan kau akan menyesal saat ia telah pergi dari rumahmu itu, dan saat itu pula kau menyadari jika kau mencintainya" aku terdiam, ya adikku ini memiliki gelar cenayang. Sama seperti ibuku, dan perkataannya membuat jantungku terasa berhenti berdetak.

"Bukankah lebih bagus jika ia pergi,Chrissy? aku tak perlu lagi bersandiwara didepan ayah" dan tak perlu lagi menyakiti hatinya, tambahku dalam hati.

"Kau mencintai Melanie Stone, dulu yang kau tahu adalah gadis yang selalu bersamamu adalah Melanie Stone. Yang selalu kau dambakan adalau Melanie Stone, kau tergila-gila dengan Melanie Stone. Berhenti membohongi dirimu sendiri, katakan kepadaku Christian. Apa yang kau rasakan sekarang? Apakah perasaan cinta itu pudar?" Aku mematung, perkataan adikku benar semua. Tetapi aku tak mungkin mencintai Melanie lagi, Melanie yang telah membunuh pelangi hidupku. "Abg tua labil, aku ingin kemobil saja" aku bisa mendengar jika Chrissy memakiku dengan suara kecil, aku tersenyum kecil dan terduduk ditanah. Menatap kearah tempat tinggal terakhir pelanginya,

"Berdosakah aku Harmony? Berdosakah aku mencintai kakakmu?" Aku menghirup oksigen, "aku menyukai caranya tersenyum, menyukai caranya tertawa. Tetapi dibalik tawa dan senyumnya, ia adalah penyebab kau tak datang ketempat biasa kita bertemu. Ia penyebab aku kehilangan kabar tentangmu, ia membuat banyak kebohongan Harmony. Tetapi sialnya aku mencintainya" aku menunduk, ini begitu menyakitkan. Bagaimana bisa aku masih mencintai wanita itu padahal sudah tau perbuatannua? Aku menggertakkan gigiku sembari menutup mataku.

Maukah kau menjemputku disurga jika aku datang, harmony?

------
Halooo:3 maaf baru bisa next, aku masih Uas and its killing me wkwkwks

I'm Not HER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang