Chapter 9

10K 424 2
                                    

Aku menatap Christian bingung, wajahnya mengeras sedari tadi sesaat setelah aku menyapa mereka berdua. Aku bergidik ngeri dan merasakan pelukan serta senyuman hangat dari adik iparku ini, aku kembali tersenyum kepadanya. Sekali lagi aku menatap Christian yang masih berdiri kaku dengan jarak yang tak begitu jauh dariku, Chrissy mendengus kearahku dan ya, sekarang aku mencium hawa yang tidak baik yang terjadi diantara mereka.

"Melanie aku lapar"ucap Chrissy kecil kepadaku membuat diriku tertawa kecil, ia menarik tanganku sembari berceloteh banyak hal yang sesekali membuatku terkekeh pelan. Walau dikepalaku terus berputar pertanyaan yang sama,

Ada apa dengan Christian?

***

Christian POV

Aku berjalan kaku kearah Melanie yang sedang bersantai diruang tengah sembari meletakan kedua kaki jenjangnya kemeja sembari menonton televisi, aku menghembuskan nafasku pelan. Sialan. Aku begitu gugup dan terlihat bodoh.

Aku mendengar Melanie tertawa dengan keras, suara tawanya begitu merdu. Jangan sampai aku jatuh cinta dengannya, tidak jangan. Jantungku berdegup dengan kencang, aku begitu gugup. Hanya 4 kata Chris, hanya 4 kata. Dewi batinku sialan, air bercucuran dipelipisku, aku yakin Melanie akan bertanya kenapa.

"Chris?kau baik-baik saja?" tanya Melanie saat bokongku telah mendarat disofa tempat yang ia duduki, ia mendekat kearahku sembari memperhatikanku yang malah bertambah gugup.

"Aku baik-baik saja Lanny" jawabku, ya Lanny. Nama panggilan semua orang terdekatnya dulu, aku tau dari mana? Tentu saja dari malaikatku. "Aku ingin mengatakan sesuatu" ucapku sembari menghembuskan nafas berkali-kali, ini menjadi seperti pertama sekali aku mengajak seorang gadis kencan saja.

Melanie tersenyum, aku menahan amarahku saat ia tersenyum walau ada sedikit rasa bahagia didalam hatiku. Aku benci ketika ia tersenyum. "Apa?"tanyanya sembari memainkan jarinya dirambutku mrmbuat diriku menghangat, sialan jangan.

"Maukah kau berkencan denganku?" tanyaku, sialan aku terdengar begitu gugup. Aku bisa melihat mata wanita dihadapanku ini berbinar terang, jika saja ia tak hamil jika saja.

Melanie lagi-lagi tersenyum bahagia, tetapi kali ini bukan amarah yang kurasakan tetapi bahagia, ini membuatku bingung. "Tentu saja Chris, yatuhan jadi karena ini kau terlihat gugup?" Ucapannya membuatku tersenyum kecil,sialan jalang ini.

"Kalau begitu sana bergantilah bajumu dan kita akan pergi kesuatu tempat"ucapku dengan misterius, ia menganggukan kepalanya dan berjalan kekamar kami sembari bersenandung bahagia. Aku mengusap keringat yang membanjiri pelipisku sembari melihat keseluruh arah rumah yang telah kutempati beberapa bulan ini bersama dirinya, dan aku tersenyum kecil kearah Chrissy, adik yang tinggal bersama kami yang tengah menatapku dengan tatapan datar.

"Kau akan kemana?" Tanya Chrissy dengan nada sinis, aku menelan air salivaku sendiri saat tatapannya tertuju kearahku. Ia tak pernah seperti ini denganku.

"Jalan-jalan"jawabku dengan santai sembari memposisikan diriku untuk duduk dengan nyaman disofa ini sembari melirik kearahnya yang tengah menutup pintu kamarnya yang berdekatan dengan ruang tengah ini, ia menganggukan kepala tanda mengerti.

"Baiklah, semoga hari kalian menyenangkan" ucap Chrissy sembari berjalan melewati diriku yang tengah menganggukan kepala sembari menutup kedua kelopak mataku, aku harap juga begitu.

****

"Yang benar saja Chris, kita akan kemana sih?" Aku mendengar Melanie membicarakan banyak hal, tidak. Jangan fikir karena aku tahu dia membicarakan banyak hal aku benar-benar mendengarkannya, tidak. Aku sama sekali tak perduli.

"Sebentar lagi sayang, bersabarlah" jawabku sembari mengenggam tangan mungilnya, aku pastikan ia merona disampingku. Tentu saja. Aku bisa mendengar desahan kesal dari wanita disebelahku ini, aku memberikan senyuman kecil dan melepaskan genggamannya.

******
Melanie POV

Aku mengigit bibirku, diriku gelisah. Entahlah, aku selalu merasakan bahaya semenjak semalam aku berbaikan dengan suamiku. Apakah ini hanya perasaan seorang wanita yang sedang hamil saja? Aku mendesah pelan saat mendengar jawaban Christian, aku sungguh gelisah saat ini.

Mobil mewah Christian memasuki sebuah taman yang begitu luas, apakah ini adalah kencan pertamanya? Aku terkekeh geli membayangkan jika Christian melakukan hal yang akan menghancurkan semua rencananya, Ia memakirkan mobilnya dan segera turun dari mobilnya dan beralih kedepan pintu mobil ditempatku. Benar-benar aneh.

"Ayo tuan putri" ucapnya serius tetapi diiringi nada gurauan yang membuatku tersenyum geli, disini sudah banyak dipenuhi oleh beberapa anak-anak. Tentu saja ini New York, apalagi ini hari libur. Ditambah lagi, disini banyak sekali sepasang kekasih yang tengah berbahagia. Aku juga bahagia.

Christian menarikku mendekat kepinggir danau didekat pepohonan, aku menaikkan alisku saat ia melepaskan genggamannya dari jemariku dan duduk direrumputan hijau. Maksudku, mungkin ini adalah tempat seseorang dan ia begitu lancang duduk dengan santainya apalagi sekarang ia tengah memakan apel dengan santainya. Ia tersenyum kepadaku, apakah ini adalah rencananya? Blush, aku yakin kedua pipiku tengah memerah karena memikirkan hal yang begitu manis.

"Duduklah sayang" aku mengerjapkan kedua mataku, ia memanggilku sayang. Jantungku berdegup dengan kencang karena mendengar suaranya, sialan.

Aku duduk disamping makanan yang telah dihidangkan oleh Christian, ia tersenyum kearahku sembari mengambil beberapa makanan manis dan menuangkan minuman. Aku menyukai senyumannya.

"Apakah ini semua rencanamu?" Tanyaku pelan sembari mengigit kecik Strawberry dengan menundukan kepalaku, aku bisa mendengar suara tawanya yang membuat jantungku malah tambah terdengar seperti tengah berdemo, yatuhan ini begitu memalukan.

Ia menarik daguku dan menatap mataku dengan begitu intens "Tentu saja Melanie, aku ingin mempunyai waktu santai dengan dirimu dan juga dengan anak kita"ucapnya sembari tersenyum, aku mengigit bibirku sebentar dan tersenyum kikuk sembari memalingkan wajahku kearah lain, pipiku memanas yatuhan.

"Melanie pipimu memerah" aku mengigit bibirku lagi, memberanikan diriku menatap Christian. Wajahnya begitu terlihat menahan tawa, apa yang lucu? Ia mendekat kearahku yang membuatku refleks sedikit menjauh, tetapi ia malah tertawa begitu keras sampai-sampai beberapa pasangan dan keluarga melirik kearah kami untuk beberapa saat, yatuhan.

"Demi tuhan, berhenti tertawa Chris. Tidak ada yang lucu disini" ucapku karena malu, ia malah tersenyum simpul dan meneguk segelas air dari dalam cangkir.

"Kau lucu Melanie, dirimu seharusnya menyadari itu" ucapnya santai, tetapi itu malah membuatku bertambah kikuk. Aku menatapnya sembari mengigit bibirku. "Aku mencintaimu" perkataan itu, yatuhan. Hanya dua kata dan itu berhasil membuat diriku membeku, hatiku menghangat dan kepalaku pusing. Ini sinting, ini hanya karena dua kata.

"Aww" aku meringis, nyeri karena sesuatu yang dilakukan oleh anak didalam perutku. Christian dengan cekatan mendekat karahku perutku yang telah membuncit dengan pelan dan penuh kasih sayang, tubuhku dengan sendirinya menghangat.

"Lihat, dia hanya ingin ayahnya menyentuhnya" ucap lelaki dihadapanku ini dengan senyuman hangat, ya senyuman itu kembali lagi. Sifat hangatnya kembali dan senyuman indah itu kembali, gurauan yang dulu aku rindukan sekarang kembali. Aku harap akan selalu seperti ini, semoga semuanya akan berjalan dengan indah.


---
Maaf baru bisa next, aku enggak ada ide nih:v

I'm Not HER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang