"Ru-chan? Hari ini ga nugas nih?"
Helai rambutnya bergerak mengikuti arus sepoi-sepoi angin. Angin itu bagaikan not piano yang mengalun merdu mengikuti jari seniman pianis nya. Dia mencondongkan badannya ke bawah mencoba menggapai tanaman yang menjalar naik ke atas. Tanaman itu tumbuh subur, saat kau melihat ke arah jendela dan menengok ke bawah.
"Hm....."
Setelah sekian lama mencoba menggapainya akhirnya tangan halus itu menggenggam tanaman itu. Dia lekas mematahkan batang yang dia gapai.
"Mungkin nanti saja, biar Riinu dan Colon yang mengurus."
Root. Pemuda itu mendapat jabatan yang tinggi di sekolah. Seorang pemimpin dari teman-teman seluruh angkatan. Ketua OSIS.
Mendengar gelarnya saja sudah ada bayangan dari sosok orang yang mendapat gelar itu seperti tegas, berwibawa, dan di kagumi satu sekolah. Tetapi yang satu ini mungkin jauh dari ketiga gelaran itu. Secara singkatnya dia malah di takuti satu sekolah kecuali bapak kepala sekolah dan guru guru disini.
Bahkan kakak kelas pun ga ada berani macem macem sama dia. Injakan kaki di ruangan nya sama aja cari mati kata yang aku dengar dari berbagai gosip siswi disini.
"Y/N bisa kau belikan minuman fanta di vending machine kantin sekolah?"
Y/N mengangguk dan segera meninggalkan ruangan itu. Harusnya dia hanya sebagai sekretaris OSIS tapi sekarang malahan hanya dia dan Ketua OSIS yang terlihat tidak ada pekerjaan. Pekerjaan dia benar-benar di lempar ke dua wakilnya yaitu Riinu dan Colon.
"Y/N-Chan!"
Dengan perlahan Y/N berbalik dan melihat siapa gerangan yang memanggilnya. Ternyata Satomi, temen akrab Root yang sering mampir ke ruangan Root.
"Kebetulan sekali! ini ada sesuatu yang pengen ku serahkan ke Root, tau tau malah ketemu dirimu. Tolong ya."
Satomi kemudian berlalu begitu saja setelah menyerahkan berkas yang semula berada di tangannya yang kini jatuh ke tangan milik Y/N.
Tidak mau ambil pusing, Y/N mengambil keperluan nya membelikan ketua OSIS itu minuman setelah selesai dengan urusannya dia segera kembali.
Entah kenapa Y/N betah dengan ketua OSIS yang di bilangin mempunyai hati hitam. Bahkan kedua wakil ketua OSIS nya pun kdng sampe nangis nangis keluar dari ruangan itu jarang si ya tetapi pernah.
Baginya untuk selalu menjalankan tugasnya dengan baik itu tanggung jawab diri sendiri, pasti ada penyesalan sendiri kalau dia membiarkan tugas-tugas yang seharusnya di kerjakan olehnya.
"Ru-Chan pasti marah menunggu ku yang begitu lama."
Sreet...
Dari samping terdengar sekali ranting pohon yang bergoyang membuat daun-daun nya membuat bunyi. Y/N mengalihkan pandangannya ke samping setelah itu berjalan lagi dengan cepat.
Sepertinya mau turun hujan lebat
"Hujan akan turun."
Tangan dan kakinya berayun-ayun, kepalanya menunduk ke bawah dia tidak perduli dengan tanaman menjalar ke atas itu. Sekarang Root duduk bertengger di jendela ruangannya. Perbuatan ini jelas jelas tidak patut di tiru tetapi entah kenapa dia melakukannya.
"Mood ku bad sekali."
Hentakan kakinya makin menjadi-jadi, yang hanya bergoyang malah di hentakannya sekarang.
Tok... Tok... Tok..
"Ru-Chan ini aku."
Suara ketukan pintu itu di balas oleh suara ketukan dari dalam. Biasanya balasan ini dari root kalau dia lagi tidak ingin mengeluarkan suaranya.
"Ru-Chan ini--"
Mata Y/N terbelalak bisa bisa dia melihat, seorang manusia bertengger di jendela dengan hentakan kaki yang cukup kuat terdengar.
"Kamu bisa jatuh Ru-Chan!"
Berkas yang di tangan Y/N terhambur seketika, karena kepanikan yang malahan dadakan menyerang nya. Mata kuning milik Root hanya memperhatikan Y/N dari jendela satu ini.
"Rapikan lagi atau aku bakal membuat mu berjaga hingga malam satu minggu penuh."
Mata kuning nya berubah menjadi lebih gelap dari biasanya, apakah itu cahaya pantulan matahari atau emang dark eyes milik Root.
Satu persatu Y/N memunguti kertas itu dan akhirnya meletakkan di meja Root. Root masih duduk santai di atas situ jangan lupakan minuman yang sempat terjatuh juga.
"Ayolah Ru-Chan nanti kau bisa jatuh!"
Mimik wajah Y/N benar-benar terlihat khawatir karena itu bisa membahayakan Root.
"Bad mood."
Satu kata menjelaskan semuanya tidak ada yang bisa di bahas lagi setelah ini. Y/N terdiam seribu bahasa, kalo ketua OSIS nya itu sudah begitu susah membujuknya bahkan kedua wakil nya pun tidak ada yang berhasil membujuknya bukan hanya itu temen dekat Root pun hanya membiarkannya.
"Ru-Chan, mau makan siang aku bawa bekal dari rumah kau bisa makan bekal itu."
Helai rambutnya bergerak lagi diterpa angin sepoi-sepoi lagi. Entah kenapa jdi pemandangan yang menakjubkan menurut Y/N apalagi warna rambut nya kuning keemasan benar-benar terlihat bersinar.
"Hm..."
Walaupun dia hanya mengeluarkan kata sedikit tetapi dia akhirnya turun juga dari situ dan kembali duduk di kursi miliknya.
"Mungkin masakan mu bisa membuat mood ku naik."
Y/N mau ga mau akhirnya harus mengasih bekal nya ke Root. Baru saja sekali suap Root terdiam tidak mengeluarkan suara apapun, Y/N jadi takut kalau masakannya itu buruk dan akan menambah mood Root jatuh lagi.
"Maaf kalo rasanya ga enak."
Tangan lembut itu mengulurkan sendok yang berisi beberapa sayuran yang ada ke arah Y/N.
"Coba saja sendiri."
Tanpa pikir panjang lagi Y/N Akhirnya memakan sayuran di sendok itu. Menurut dirinya pribadi masakan udah pas sama lidahnya.
"Sejujurnya ini bagi ku sudah pas, tetapi aku tidak tau selera Ru-Chan."
Tangan lembut Root lagi-lagi mengambil masakan itu mencoba memperdalam rasanya.
"Penampilannya sudah rapi tidak asal asalan, mungkin kau tidak terlalu lama memasaknya di dalam api menyebabkan bumbunya kurang meresap."
Mata kuning milik Root menatap Y/N dengan sorotan yang tajam.
Bisa-bisa nya dia tau
"Ah, kalo itu bukan nya saat kuah nya mengeluarkan buih itu artinya sudah masak?"
Mata Y/N berkedip beberapa kali mencoba mengingat yang di katakan oleh ibunya dlu.
"Benar tetapi setelah keluar buih buih di dalam masakan nya coba diam kan dengan api kecil lagi selama 10 menit. Itu bisa membuat meresap dan aroma masakan mu akan menjadi tercium di seluruh ruangan."
Y/N ga habis pikir bisa bisanya orang yang didepannya bisa memberikan tips yang berguna bagi Y/N.
"Ru-Chan ahli memasak seperti nya."
Root berdiri dan menyerahkan bekal yang di bikin Y/N ke tangannya.
"Mari aku ajarkan bagaimana caranya membuat masakan dengan resep yang ku pelajari."
Sepertinya Ketua OSIS tidak seseram yang gosip gosip itu bilang.
Note : /kerjain selama 100 kata
Entar aja tau tau udah Pindah hari aja
Gomenne telat up, dan soal masakan itu abaikan saja h3h3 ga jelas sekali, pdhl tdi mau bikin root jatuh tetapi baru ingat klo ini genre fluff 👌
KAMU SEDANG MEMBACA
ꜱᴛᴏʀʏ ʀᴀɴᴅᴏᴍ [ᴏɴɢᴏɪɴɢ]
Fanfiction꒦Kehidupan selalu nampak serius itu yang kulihat, beristirahat sejenak temukan kisah fantasi yang kau inginkan ꒰ 𓅯 ꒱ ,, ⌲ ꒰ 𖤐 〕 . . . Cerita tentang fanfic tidak ada hubungannya dengan orang aslinya, sejauh ini fia menulis tentang fanfic Utaite...