Perihal salah kirim

49 22 28
                                    

'Apa yang gue lakuin? Woilah kenapa gue malah minta waktu luang kak Revan sih? Malu banget gue.' aku merutuki jariku, ku tinggalkan ponselku di kasur sambil mulai membuka novel yang kubeli minggu lalu.

Setelah selesai baca novel baruku, aku baru teringat dengan masalahku. Aku lupa menghapus pesan yang tadi ku kirim.

'semoga aja ngak di baca sama kak Revan.' Aku mulai membuka ponselku, terlambat sudah, kak Revan sudah menjawabnya.

'Gue harus jawab apaan sekarang?' aku terkejut dan bingung serta malu karena lupa menghapus pesan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Gue harus jawab apaan sekarang?' aku terkejut dan bingung serta malu karena lupa menghapus pesan itu.

'Apa gue hapus aja pesannya atau bilang salkir?' Pikirku.

'Tapi ga mungkin, dah di baca plus aku bilangnya kak lagi, udahlah mikir aja lagi besok.'

Aku tertidur, tetapi tidak bisa tertidur dengan nyenyak bayang bayang masa lalu terus menghantuiku, aku coba segala hal untuk membuatku tertidur.

'Agh, kenapa aku ngak bisa tidur sih, besok sekolah!'

Pada akhirnya aku mulai mencari obat yang berada di laci kamarku, ternyata obat itu ada di laci dekat dengan meja belajarku, aku lalu mengambil air di dapur, aku kembali lagi ke kamar dan mulai meminum obatku.

Tak lama kemudian aku mulai merasa mengantuk dan akhirnya tertidur.


◆◆◆◆◆◆◆◆◆


Pagi hari, aku terbangun karena suara telepon dari ponselku.

'Jam 05.30.'

Aku mulai menyiapkan baju untuk sekolah hari ini, aku ngak mau terlambat lagi. Aku bersiap siap dengan cepat, dan sarapan nasi goreng.

'Masih jam 06.45, bisa kali santai santai dulu.'

Aku mengambil buku novel yang tadi malam belum selesai ku tamatkan. Aku membaca dari bab 15 dan selesai membaca sampai bab 20.

Aku bosan dan mulai membuka ponselku.

'Lah, gue lupa kalau belum ngapus pesannya, ntar bilang aja langsung kali ya?'

Setelah membuka beberapa aplikasi di ponselku aku akhirnya mulai memasang sepatu di luar rumahku dan berangkat sekolah.

Sesampainya di sekolah, aku di sambut oleh Aura. Dia menanyakan tentang apa yang terjadi, apa pun itu. Dia memang suka berbicara, kadang aku merasa agak risih?

Tapi dia satu satunya temanku. Tahun ini aku bertekad untuk memiliki banyak teman di sekolah ini, bukannya apa tapi aku bosan kalau hanya Aura yang aku kenal disini.

Aku masuk kelas dan duduk di kursi kemaren.

'Kenapa ingatan itu terus terbayang sih?'

'Aku takut, takut.'

'Enggak kamu harus kuat Greta!' Diriku sendiri yang meyakinkan itu.

"Greta, woi, pstt, heyy, Taa napa lu bengong? Aciee pasti mikirin kak Revan yaa, ngaku aja gih."

Lamunanku langsung buyar entah kemana.

"Apaan sih, orang enggak aku mikirin novel yang ku baca tadi malam." Jawabku.

"Oalah kirain mikirin kak Revan." Ucap Aura.

Tak beberapa lama kemudian, kelas di mulai. Aku mendengarkan apa yang guru jelaskan, tapi pikiranku bukan tentang hal itu. Aku tidak bisa berkonsentrasi, banyak yang ku pikirkan.

Akhirnya kelas telah selesai, aku dan Aura mulai menuju kantin. Sesampainya di kantin aku tak sengaja bertemu kak Revan dan menyapanya. Aku mulai menjelaskan kesalahpahaman kemarin. Dan setelah itu kak Revan pergi aku juga memesan burger di kantin.

Semua orang memperhatikan diriku, aku merasa aneh dan akhirnya pergi dari kantin sambil membawa burger pesananku.

"Taa, kalian ngobrol soal apaan? Tumben tumbenan tuh orang mau di ajak bicara."

"Lah, tumben? Bukannya kita baru 2 hari sekolah?" Tanyaku.

"Aku sih denger rumor aja katanya tuh orang dingin sedingin kulkas 23 pintu,"

"Apaan, dia baik banget tuh."

"Aciee, uhuy tumpengan kuy nanti."

"Buat apa?" Tanyaku.

"Bangga aku tuh ama kamu, udah mulai berani bicara ama orang lain, apalagi laki laki." Aura berpura-pura mengelap air mata.

Aku melihat tingkah Aura sambil tersenyum dan mulai memakan burgerku. Ku liat ponselku yang bergetar sedari tadi dan ternyata notifikasi itu itu kak Revan.

 Ku liat ponselku yang bergetar sedari tadi dan ternyata notifikasi itu  itu kak Revan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kamu dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang