02 - Tiga Anggota GOJA

547 107 31
                                    

Dua hari berlalu, selama itu juga Tiara tak lagi melihat pria bernama Tara muncul di hadapannya.

Atau mungkin Tara diam-diam mengawasinya, Tiara tidak tahu itu dan tidak ingin mengetahui hal itu.

Dan malam ini adalah malam yang paling gelap dalam hidup Tiara, karena untuk pertama kalinya ayahnya akan pergi ke luar negeri untuk mengurus pekerjannya selama kurang lebih enam bulan.

Yang mana artinya Tiara akan tinggal berdua di rumah dengan Pak Satpam, karena mama Tiara telah tiada saat melahirkan Tiara dan para pelayan sedang pulang kampung.

"Ti, jangan aneh-aneh di rumah. Kalo butuh apa-apa nanti bilang Mas Dodo aja, ya?"

"Iya, Pa," jawab Tiara lesu.

Kini mereka telah tiba di bandara, tepatnya di terminal keberangkatan internasional. Mereka tiba tepat waktu yaitu lima jam sebelum jam keberangkatan untuk menghindari antrian panjang di imigrasi.

"Papa kenapa gak masuk? Nanti antri loh imigrasinya." Tiara bertanya.

"Tunggu temen Papa dulu."

"Temen Papa mau bareng juga? Kenapa tadi Papa gak berangkat sama temen Papa aja biar bareng gitu?"

Santoso menggeleng. "Enggak. Oh iya, temen-temen kamu jadi pada nginep di rumah, kan, sampe Papa pulang?"

"Jadi, Pa. Mereka bentar lagi OTW."

"Oke, kamu jangan berantem sama mereka," Santoso memperingati.

Tiara manggut-manggut saja, sesekali ia melirik jam tangan dan menunjukkan pukul tujuh malam, yang mana artinya kedua sahabatnya mungkin sedang dalam perjalanan menuju ke rumah.

"Malam, Om Santoso.."

Secepat kilat Tiara membalikkan badan untuk melihat siapa pria yang menyapa ayahnya.

Bisa ia lihat dengan jelas tiga orang pria berkemeja hitam, dan juga memakai celana jeans hitam mendekat ke arahnya.

Dua kancing kemeja atas mereka terbuka, rambut mereka terlihat messy, menandakan bahwa ketiga pria itu sepertinya baru saja selesai bekerja.

"Wah…" refleks Tiara membeku dan terpukau melihat pesona mereka.

Harus Tiara akui jika mereka bertiga memiliki aura juga pesona yang sangat kuat dan mampu memikat semua wanita.

Buktinya banyak wanita muda kini terpukau dengan kehadiran mereka di sini.

"Halo, GOJA," Santoso membalas sapaan tadi.

Sedetik kemudian Tiara tersadar dari lamunannya, ia sadar jika pria yang berdiri di tengah-tengah tiga pria itu adalah Tara, pria yang dua hari lalu membuatnya jengkel.

"Gimana, GOJA, udah selesai kasusnya?" Santoso bertanya.

"Sudah, Om," jawab Tara.

Tiara tak memperdulikan hal itu, ia lebih memilih untuk membalas pesan dari kedua sahabatnya yang memberi kabar jika mereka sudah tiba di rumah.

"Ti,"

"Iya, Pa?"

Ditariknya pelan pergelangan tangan Tiara untuk mendekat, lalu mengulurkan telapak tangan Tiara pada mereka.

"Mereka temen Papa. Mereka yang bakal jagain kamu selama Papa di Birmingham," ucap Santoso.

"Kenalan dulu,"

Mau tak mau Tiara mematuhi permintaan ayahnya untuk berkenalan.

Pertama, Tiara menjabat tangan seorang pria berbibir tipis, dengan tinggi sekitar 178 cm.

Singgah Di UtaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang