Part 1

50.7K 694 9
                                    

Ini cerita keduaku lo, semoga minim kesalahan dan lebih banyak yang sukaa.

**
Aku menimang nimang amplop surat yang aku terima dari pak pos tadi. Di depan amplop itu terdapat nama perusahaan media cetak yang terkenal di Jakarta.

Sudah lama aku menanti panggilan dari surat lamaran yang aku masukkan ke perusahaan itu. Aku membuka perlahan dan membaca kata demi kata. Aku terlonjak kaget saat mengetahui bahwa aku diterima di perusahaan besar itu. Yihaa!!

Aku berlari melompat lompat kearah Ibuku, mencium kedua pipinya

"Ada apa sih La?"

"Bu, aku diterima kerja Bu di Jakarta. Jadi reporter. Akhirnya cita - citaku terwujud juga"

"Ah yang bener?? Bagus deh selamat ya sayang"

"Makasiih Bu" aku mencium pipi ibuku dengan riang

Namun kegembiraanku tiba - tiba menguap saat aku ingin bercerita pada Raffa tunanganku.

"Duh si Raffa pasti marah deh ni dengan keputusanku" Batinku

Aku memberanikan diri menelpon Raffa, pria yang sangat aku cintai saat ini

"Hallo"

"Ya La ada apa?" sura berat khas Raffa banget mengangkat telponku

"Raffa, kamu dimana?" aku sedikit berteriak karena suara bising dibelakangnya

"Di bengkel La, pengunjung lagi rame banget ni"

Raffa memiliki showroom mobil - mobil mewah. Dan dia selalu terjun langsung memantau pekerjaan anak buahnya. Mottonya pelanggan adalah raja.

"Nanti makan siang ketemu ya ffa" ujarku

"Oke sayang. Mau dijemput?"

"Gak usa deh aku sendiri aja"

**
"Jadi kamu akan bekerja di Jakarta???"

"Iya.." ujarku menunduk

"Lalu bagaimana dengan pernikahan kita??"

"Iya, gak gimana - mana sih. Kita ya tetep nikah.."

"Tapi ..."

"Aku mohon Raffa, ijinkan aku untuk bekerja disana. Cuma setahun aja aku janji. Aku cuma ingin merasakan menjalani cita - citaku"

"Lala...aah baiklah aku mengijinkanmu, tapi ingat kamu jangan macam - macam disana dan bisa jaga diri dengan baik. Kamu juga tidak bole tinggal sendiri, lebih baik tinggal dengan nenek"

"Tapi, kan jauh Raffa dari rumah nenek ke kantor" aku mencoba menawar

Aku melihat wajah Raffa menegang, Bodoh!! Raffa sudah mau menginjinkan, aku malah menawar - nawar.

"Kalau begitu kamu tidak usa bekerja disana !"

"Yaah Raffa, baiklah aku akan tinggal dirumah nenek"

"Bagus deh"

**
Aahh aku sudah berdiri di depan perusahaan media cetak yang selalu aku impi - impikan, aahh akhirnya

Kring .. Kring.. Kring

Aku melihat nama penelpon pada ponselku.

Astaga!

Raffa menelponku, aku menjitak kepalaku sendiri. Bodoh kamu La, sudah susah diberikan ijin aku malah lupa menelpon Raffa.

"Hallo.." sapaku lembut

"Halo. Kamu dimana La?"

"Hem.. Ini sudah di depan kantor yank.."

"Kamu sudah sampe Jakarta kok ga beri kabar aku?" tanyanya dengan nada yang .. Hemm ketuslah menurutku

"Aduh, maaf yank. Aku kelupaan"

"Lupa? Kamu lupa punya tunangan yang menunggu kabarmu disini? Ini baru hari pertama lo Lala" Raffa terdengar sangat marah dan kecewa salahku juga siih.

"Maafkan aku Raffa"

"Sudahlah. Nanti pulang kamu harus segera menelponku. Jangan sampai kamu lupa. Jaga dirimu" pesannya

Ah syukurlah Raffa ga marah sama aku. Nanti aku harus inget menelponnya jangan sampai lupa lagi bisa perang dunia.

"Iya Raffa, aku gak akan lupa. Bye sayang muaacchh"

Aku melangkahkan kakiku masuk kedalam kantor besar itu. Tiba - tiba

BUG!!!

"Aduuh maaf aku ga sengaja" sapa wanita yang menabrakku

Aku tersenyum menatap kearahnya. Wanita yang cantik dan anggun menurutku

"Hai, Aku Anita. Mau ikut training juga" sambil menjulurkan tangannya

"Aku Lala. Iya aku juga mau ikut training juga"

"Wah, kita sama - sama reporter baru ya?"

"Iya.. Eh ayo kita masuk sepertinya pelatihannya akan segera dimulai deh"

Hari ini adalah hari pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan ini tujuannya agar kita bisa saling mengenal dan membiasakan diri dengan kegiatan - kegiatan kita.

"Eh La, tentor kita itu namanya Mas Robby. Dia adalah reporter paling Top dan dia adalah pembawa berita terfavorite di ajang bergengsi gitu. Cakep siih, cuma bukan seleraku deh"

"Hmm" aku hanya mengangguk pelan

"Naah, yang itu baru cool deh La. Ganteng, Maco"

Aku mengikuti arah pandang Anita. Pria yang dikatakan oleh Anita jauh dari kata TAMPAN, KEREN, COOL deh. Pria itu terlihat tidak keren dimataku. Bagaimana bisa keren, pakaiannya aja amburadul kaya ga distrika, terus rambutnya juga gondrong, pokoknya ga setipe aku deh. Mendingan Mas Robby kemana - mana deh

"Kamu ga katarak Nit? Masa cowo begajulan gitu kamu bilang keren siih"

"Yailah La, itu Maco tau. Liat donk badannya kekar begitu. Rambutnya juga duuh gemesiin tau"

"Sstt.. Kalian ini sibuk ngerumpi iih" tegur teman baruku si Tamara.

"Ini lo Ra, si Nita liat cowo ganteng heboh"

"Mana siih ganteng?"

"Tuuh, keren tau Ra, si Lala aja ne yang ga tau cowo keren"

"Hush !! Kamu nii, si Lala itu uda punya pacar tau" ujar Tamara

"Kok kamu tau?" tanya Anita

"Liat tuuh di Jarinya uda ad cinciin"

"Kamu uda tunangan La?"

Aku hanya tersenyum dan mengangguk menyetujui perkataan Tamara.

Liat dulu deh peminat ceritaku berikut ini.
Lanjutin apa ga ya??
Takut rugi nih kalo dilanjutin tapi ga ada yang baca !!
Haaaaaa
Heheh

CINLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang