Part 3

26.9K 503 13
                                    

Kiraiin gak ada yg mau bacaa eeh lumayan juga yang bacaa ada beberapa orang baik hati mampir baca cerita abal - abalku haha

**
Dreett ... Dreeettt... Dreett...

"Ha- halo" sapaku gugup

"Lala, kamu itu kemana aja siih aku telepon berkali - kali ga kamu angkat?"

"Maaf yank, tadi kerjaan aku banyak banget. Aku mesti mempersiapkan banyak hal untuk masuk ke program tv. Minggu depan aku mulai liputan yank.. Ini saja aku masih dikantor aku ..."

"Apa? Jam 9 malam dan kamu masih dikantor malam- malam begini?" tanya Raffa dengan nada tinggi

Aku menghela napas "Aku lembur yank, aku..."

"Apa?? Lembur? Banyak kerjaan? Apaa?? Kamu baru kerja beberapa hari aja sudah sibuk begini sih !!" Raffa terdengar sangat jengkel

"Ngertiin aku donk yank"

"Ngertiin gimana lagi sih? Kamu memutuskan buat kerja jauh ke Jakarta di saat kita sedang sibuk mempersiapkan diri menjelang pernikahan. Dan kamu baru pulang jam segini? Kamu sadar gak sih kamu itu tinggal di Jakarta. Aku ulangi di JAKARTA bukan di Bandung !!!!"

Aku mendengar omelan Raffa, dia terlihat sangat marah aku hanya bisa mendengus perlahan tidak berniat menjawab omelannya. Bisa makin marah dia

Raffa menghela nafas dalam, "Sudah. Kalau kamu sudah selesai bekerja lebih baik cepat pulang. Ini sudah malam. Kamu pakai taxi aja jangan naik ojek" perintahnya

"Aaahh.. Iya iya aku .."

Tut.. Tut.. Tuut...

Selali saja, setiap marah dia selalu memutuskan panggilan seenaknya saja.

Dreet.. Dreet..

Ada pesan masuk di ponselku

From : Raffa Love

Aku mengkhawatirkanmu di sini. Mengertilah, aku tidak ingin terjadi apa - apa denganmu.

Aku tersenyum membaca pesan dari Raffa. Aku tau Raffa sangat mengkhawatirkan aku. Aku menyesal telah membuatnya marah padaku.

Sudah sepuluh menit aku berdiri di depab gedung kantorku menunggu taxi lewat namun tidak ada tanda - tanda taxi akan lewat. Tiba - tiba

Bruum...bbruum.. Bruum...

Motor Ducati 899 Panigale merah berhenti di depanku. Aku mengernyitkan keningku. Seseorang yang berada di atas motor keren itu membuka helmnya dan tersenyum kepadaku

"Mau pulang?" tanya Vino

"Iya" ujarku singkat

"Kamu nunggu taxi? Kalau jam segini siih gak ada yang lewat. Mau aku anter?" tawarnya

Aku menggeleng, "Gak usa deh, aku tunggu aja" jawabku

"Ck ! Kamu itu keras kepala sekali ya La, gimana coba kalau ada penculik atau perampok nyamperin kamu? Ini sudah malem, apa salahnya sih kamu pulang bareng aku. Rumah kamu dimana?"

"Cikareng" ujarku

"Ayo dah, rumahku juga daerah sana jadi searah" tawar Vino

Aku sedikit berpikir, bener kata Vino kalau nanti ada perampok yang dateng nyamperin aku gimana? Yakali kalau cuma ngerampok doang, kalau diperkosa atau di bunuh gimana? Di mutilasi gimana? Aduuh.. Aku langsung geleng - geleng kepala memikirkan hal menyeramkan begitu.

"Gimana?" tanya Vino lagi

"Ga ngerepotin Vin?"

"Duh santai aja kenapa sih?" Vino sudah tidak sabaran dan menarik tanganku naik ke atas Ducati merah miliknya.

CINLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang