Part 4

22.8K 408 18
                                    

Ini buat seseorang yanh menunggu ceritaku dengan setia ciepulala semoha sukaa ya say.. Dan g bosen baca cerita abal - abal aku.

Oke aku next deh yaa
Ditinggu saran dn komentar pedasnya kawan2....
Huhhuh

**
"Kamu ga nginep disini yank?" tanyaku sambil bermanja - manja dengan Raffa diparkiran. Kulingkarkan tanganku dilehernya dan tangannya melingkar di pinggangku.

"Ga bisa syang, aku mesti bawa barang - barang ini ke bengkel. Ohy aku dengar nanti malam kamu mau liputan sama si Vino?"

Aku mengangguk "Kenapa?"

"Vino anaknya baik, kalau kamu pulangnya malem kamu minta tolong dianter sama dia ya. Soalnya aku sudah menitipkan kamu sama Vino"

Aku melepaskan pelukanku dan menatap mata Raffa yang benar saja aku dititip - titipin memangnya aku barang apa?

"Kamu kok nitipin aku gitu sih..memangnya aku ini barang apa?" aku mulai merajuk

"Ck ! Lebih baik kamu pulang sama Vino aku jd tenang dari pada sama taxi bikin aku ga tenang" ujarnya kemudian mencium keningku

"Aku pulang ya.. Cepatlah pulang ke Bandung oke" ujarnya

Aku mengangguk dan melambaikan tanganku kearah Raffa.

Aku berjalan menuju meja kerjaku di sana terlihat Vino sedang membersihkan kameranya.

"Uda siap?" tanyanya

"Yup.. Kita mau meliput apa dulu?"

"Bencong yang mangkal di Ancol" jawabnya santai

"Ah.. Serius kamu?"

"Emang ada tampang aku bercanda apa? Yuk aahh.. Kita mulai ke TKP. Pak Yoyo -sopir kantor- sudah menunggu kita" Vino menarik tanganku menggenggamku dan membawaku ke mobil

"Apaan sih tarik - tarik" aku memberontak

"Tunanganmu sudah memberikan ijin padaku untu menjagamu, jadi kamu nurut apa kataku"

Aku mendengus kesal mendengar kata - kata Vino. Memang sih si Raffa sudah menitipkan aku pada Vino tapi ga gini juga kan?

Sekarang kita sudah sampai di Ancol, aku melihat beberapa waria - waria berkeliaran di pantai itu mencari laki - laki hidung belang yang akan dikencaninya.

"Oke, kamu sudah siap? Kita mulai ya.."

"Ya aku siap"

Aku menyelesaikan liputannya dengan baik sesuai dengan apa yang sudah kami susun. Ini adalah liputan pertamaku. Sangat mendebarkan

Dreet.. Dreet.. Dreet..

"Halo Ffa?" sapaku

"Dimana yank?"

"Di jalan mau balik ke kantor"

"Ooh sudah selesai liputannya?"

"Sudah yank habis ini aku langsung pulang"

"Sama Vino kan?" tanya Raffa memastikan

"Kamu ini lo, masih ada taxi"

Tiba - tiba ponselku direbut paksa oleh Vino

"Halo Raffa, nyante bro gue akan anter Lala sampai rumah tepat waktu dan selamat"

"..."

"Tenang aja deh, aman sama gue.. Haha sip sip. Oke bro"

Aku mematung melihat si Vino mengambil alih Ponselku. Ish Rese banget siih... Apa coba !!!

"Ini ponsel kamu" Vino menyerahkan ponselku kembali

"Kamu tuh ya apa - apaan siih?? Seenaknya aja. Aku tu bisa pulang naik taxi tau !" ujarku ketus

Vino mendekat kearahku dan berbicata ditelingaku "Udah. Aku yang anter pulang, gak usa bantah" dia berbicara tegas

"Vino ..." dia sudah berlalu meninggalkan aku. Rese banget siih manusia itu apa coba maunya duuh ! Raffa juga, aneh banget masa ngebiarin akh pergi dengan laki - laki lain sih.

Bruum .. Bruum.. Bruum...

Ducati merah Vino berhenti di depanku. Aku hanya bisa mengomel pelan dan menaiki motor itu. Aahh kesal sekali akuu.

**

"Mengapa bapak menjual narkoba kepada mahasiswi itu?" tanyaku pada seorang narapidana kasus narkoba

"Haha.. Saya butuh uang neng. Dan biar ga saya aja yang terjerat dalam narkoba"

"Tapi apa bapak tidak tau kalau itu merusak generasi muda di Indonesia?"

"Apa perduli saya?" jawabnya cuek

Aku menghela napas mencoba untuk bersabar "Anak Istrin bapak tau mengenai pekerjaan bapak ini?"

"Anak dan istrii saya tidak tau apa - apa dan jangan sangkut pautkan mereka dalam kasus ini"

Aku mengangguk dan menyudahi wawancaraku karena bapak itu terlihat emosi.

"Tegang?" tanya Vino

Aku mengangguk. Dan menyeka keringatku. Jakarta hari ini sangat terik.

Dreet.. Drettt.. Drett..

"Halo pak?" sapaku pada Pak Dani bos ku

"Lala, kamu dan Vino segera kekantor sekarang ya!" perintahnya

"Baik pak" jawabku sekaligus mematikan ponselku.

"Ada apa?" tanya Vino masih mengutak atik kameranya

"Pak Dani minta kita menemuinya sekarang"

"Ayo dah" ajak Vino menuju mobil kantor kami. Kami menuju kantor dalam waktu setengah jam. Mestinya sih bisa lebih cepat, namun karena ini jam makan siang jadi jalanan kota Jakarta sedikit padat.

Tok .. Tok .. Tok

"Masuk" perintah Pak Dani

Aku dan Vino duduk di depan meja Pak Dani. Tampang Pak Dani sedikit kusut dan sedang sibuk dengan teleponnya. Setelah beberapa menit menunggu

"Begini.. Saya tau kalia masih awam. Baru juga meliput beberapa acara. Namun acara kalian sungguh banyak di minati. Saya ingin kalian berangkat ke Jogja mewawancari seorang pembunuh berantai di sana karena berita itu sangat di minati oleh masyarakat. Sebenarnya ini akan saya minta pada Farida dan Rendy meliput. Namun mereka sudah ada job lain. Jadi hanya kalian yanh bisa"

Aku mengangguk "Baik pak, saya akan segera berangkat ke Jogja" jawabku dan melirik partnerku

Vino tampak mengangguk - anggukan kepalanya mengiyakan.

Part ini pendek ya, dan sedikit. Heheh maaf ya kalau kecewa.. Beso di lanjut lagii.

Love kiss muaachh

CINLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang