Foto diatas adalah foto Raffa biar ga susah untuk membayangkan seperti apa wajah ganteng Raffa.
Gimana awal ceritanya menarik ga?? Hehe pasti ngebosenin ya.. Ga ada yang baca. Hueee..
Sedihnya niih hati ekee *nunjuk jantung*
Rapopo deh tetep dilanjutkan deeh yaaa
Yuhuuu....**
"La, kita satu team ya" ujar Anita girangSetelah pelatihan selama 3 hari usai kita dibuat beberapa kelompok untuk meliput kebudayaan Indonesia yang masih dilestarikan sampai saat ini.
Kebetulan kelompokku terdiri atas Anita, Tamara, Bastian, dan Vino.
"Ya kali kamu demen satu kelompok sama aku, aku yang apes hahah"
"Iih Lala gitu deh, oiya kita satu kelompok sama Vino lo"
"Vino siapa?"
"Vino Satria Putra itu kameramen keren, ganteng, cool dan semuanya deeh"
"Ganjen lu aah ..." sambil mentoyor kepalanya biar rada bersih dikit tuh kepala.
Aku melihat tiga oranh berjalan mendekati kami. Satu wanita dan dua pria. Yang wanita sih aku kenal dia Tamara, yang laki - laki itu salah satunya adalah Vino yang disebutin Anita dan satunya lagi... Pasti Bastian
"Hei girl's uda lama nunggu kita?"
Aku dan Anita bergeleng bersamaan. Saat aku menoleh Anita, dia tengah sibuk melakukan perkenalan dengan Vino. Ck!
"Gue Bastian, gue reporter juga" sambil menjulurkan tangan kearahku dan Anita.
"Aku Anita dan ini Lala" Anita mengenalkan aku pada Bastiam.
"Gimana kita jadi mau meliput apa?" tanya Vino kemudian
"Gimana kalau kita ngeliput tentang tradisi topeng monyet, dikota sebesar Jakarta ini tentu sudah susah mencari topeng monyet" ujar Bastian
"Wah ide lo keren deh, gue setuju. Ayo kita cari topeng monyet" Vino menimpali
Kita mulai keliling Jakarta dengan mobil yang diberikan kantor khusu untuk meliput berita. Masuk ke gang - gang, ke desa - desa mencari topeng monyet. Tiba - tiba setelah 2 jam berkeliling
"Stopp !!!! Itu topeng monyet" teriak Anita.
Pak Beni mengerem mendadak mobil yang kami kendarai dan membuat kita kaget semua.
"Lo ah Nit, bikin kaget aja" ujar Vino sambil mengacak - acak rambut Anita membuat wajah Anita merona.
"Ayo semua Turun malah bengong lagi" Tamara mulai bersuara.
"Permisi pak, kita mau meliput bapak dengan monyet bapak apa bapak bersedia" ujar Bastian kepada bapak - bapak pawang topeng monyet
Bapak itu meneliti kami satu persatu dan mengerutkan keningnya lalu nampak berpikir
"Kita bayar pak" timpal Anita
"Beneran aye mau diliput, kagak salah nih Bang? Aye masuk tipi donk bang?" ujar bapak itu
"Iyalah bang masuk tivi ini saya bawa kameranya" ujar Vino menunjukkan kamera di tangannya
"Okelah neng, bang aye mau diliput"
"Okeh, siapa yang mau meliput duluan?" tanya Vino
"Aku deh Vin" ujar Anita yang emang sengaja nyari perhatian si Vino
"Eh tunggu mba, apa aye gak perlu di bedakin dulu gitu, yah dicakepin dulu gitu" bapak itu sambil memperbaiki bajunya
"Gak usa bang, yang penting liputan monyetnya" ujar Tamara
Akhirnya kami berhasil meliput topeng monyet dengan baik. Aku grogi saat berada didepan kamera, kata - kata yang sudah aku susun dengan baik dan sudah ku hapalkan menguap entah kemana. Yaah semoga saja Mas Robby ga banyak komplain deh dengan hasil liputan kami. Karena ini kan baru pertama kalinya kami meliput.
Segitu dulu deh ya untuk awal pembuka cerita. Masih menunggu reaksi pembaca. Kalau kurang menarik mungkin cerita ini tidak aku lanjutkan hihihi
Owkeh kalau begitu...
Sampai jumpa di part selanjutnyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
CINLOK
RomanceMenjadi seorang wartawan adalah cita -cita Lala dari dulu. Namun panggilan pekerjaan itu datang di saat dia akan segera menikah dengan Raffa. Hubungannya dengan Raffa pun menjadi renggang. sampai Lala terjebak Cinta Lokasi dengan kameramennya. bagai...