Part 9

17.1K 340 9
                                    

Maaf baru bisa update nih..sory bangeet yaaa...

"Mba Lala ada yang bisa saya bantu?" tanya Rere saat aku masuk ke Ruangan Cindy teman sekantorku. Rere ini adalah anak SMK yang sedang magang kebetulan dia anak buahnya Cindy.

"Mba Cindy mana?"

"Mba Cindy keluar kota Mba sama Mas Sebastian dan Mas Findi"

"Ooh..." aku hendak berbalik lalu Rere memanggilku

"Kalau ada yang perlu di bantu saya siap bantu mba"

Aku menatapnya dan berpikir sejenak "Iya deh Re, tolong kamu cariin nomer telpon anggota polres yang bisa di wawancarai ya" ujarku

Rere mengangguk dan aku mengucapkan terima kasih hendak kembali ke meja kerjaku

"Mba Lala..." panggilnya

"Ada apa?"

Rere berjalan mendekatiku. Caranya berjalan dengan meliuk liukan pinggulnya mirip ular saja. Centil.

"Mba Lala sama Mas Vino ada hubungan apa?" tanyanya yang sukses membuatku terkejut bukan main deh.

"Maksudnya??"

"Emmm... Mba Lala sama Mas Vino pacaran??" tanyanya hati - hati

Aku menghela napas "Enggak Re, kenapa emangnya??"

"Syukur deh.. Ga sih Mba.. Aku suka aja sama Mas Vino. Kalau mba bukan pacarnya berarti aku bisa donk deketin dia" ujarnya dengan ceria

Astaga! Kenapa perasaanku seperti ga rela begini ya ada yang mau mendekati Vino. Oh!!!!

Aku memaksakan senyumku ke arah Rere dan berbalik meninggalkannya. Shit! Ada apa sih sama aku? Apa benar ya aku terjerat Cinlok sama si Vino? Tapi apa salah?

"Nunggu taxi mba?" tanya Rere

Aku menoleh dan mendapati dia tengah berdiri di sampingku. Aku tersenyum dan mengangguk kepadanya. Sedikif heran sih kenaapa tumben si Rere berdiri di sini? Apa dia nunggu taxi juga?

"Kamu gak bawa motor?" tanyaku

"Enggak mba, soalnya hari ini aku mau pulang sama Mas Vino. Emm.. Aku sama Mas Vino dan teman lainnya mau karauke. Mba mau ikut?"

Aku memang dengar sih temen - temen mau pergi berkaraoke tapi karena aku malas bertemu Vino makanya aku pulang duluan. Dan what? Si centil ini mau pergi sama si Vino? Oh my!!!

Brum.. Brum.. Brumm...

Ducati milik Vino berhenti di depanku. Si empunya motor tidak melepaskan helmnya dan meminta Rere naik ke atas motornya. Vino menatapku sekilas dan tersenyum ke arahku. Lalu pergi bersama Rere.

Sebal!!!!

Aku hendak tidur namun tiba - tiba ponselku bergetar. Aku melihat nama orang yang menelponku membuat jantungku berdetak lebih kencang. Aku menarik napas berkali - kali berusaha menahan ke gugupanku

"Halo Vin?"

"Halo La.. Emm.. Minggu depan ke ultah Angel bareng siapa?"

"Ha? Hmm?? Ga tau deh"

"Bareng aku ya" tawarnya

"Hmm.. Aku"

"Ya kamu pikirin aja duluu nanti kabari aku ya"

"Oh.. Oke deh"

"Selamat tidur sweet heart"

"Nite"

Aa.. Bagaimana ini? Apa aku harus pergi bersama dengan Vino? Tapii.. Arrghhh......

**

Hampir setiap hari selama seminggu ini Vino mendesak ku untuk menjawab ajakannya dan sampai hari ini aku belum memberi jawaban. Aku bingung. Sampai tadi ponselku bergetar menandakan pesan masuk

From : Vino

Bagaimana? Belum ada jawaban? Aku akan datang menjemputmu jam 7 malam. Apapun jawababmu aku terima.

Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergu bersamanya. Aku memakai gaun berwarna biru selutut. Rambut aku biarkan tergerai dan ku poles dengan make up seadanya saja. Cukup menarik.

Ponselku bergetar

From : Vino

Aku di depan

Aku berjalan ke depan rumah namun aku tidak mendapati ducati merah Vino. Hanya sebuah BMW hitam terparkir di depan rumah dan Vino keluar dari mobil itu dengan senyum yang emm.. Penampilannya nampak berbeda, rambut gondrongnya sudah di cukur rapi, rambut - rambut halus di rahangnya pun sudah tak nampak. Dia nampak keren dengan jas hitam itu. Aku jadi.. Terpesona. No!! Jangan La..!!

"Aku pikir kamu tidak akan mau pergi denganku"

"Hmm.. Motor kamu mana??"

"Di rumah. Ini mobil pamanku. Aku meminjamnya. Karena aku tidak mau gadis cantik sepertimu dengan pakaian begini naik motor.. Haha kan ga lucu"

Aku tertawa mendengar jawabannya dan segera masuk ke dalam mobil

"Kita ga akan pergi ke ultah Angel"

"What? Why?"

"Haha.. Aku tau La.. Kamu ga ingin ke tempat itu. Sama! Aku juga. Males banget"

"Trus? Kita mau kemana?"

"Ikut aku aja yaa.. Tapi kamu tutup mata kamu dulu" ujarnya

Aku mengernyit bingung. Vino segera mengeluarkan sapu tangan dari kantong bajunya dan menutup mataku dengan sapu tangan itu.

"Apaan sih Vin"

"Sshh.. Diem aja..jangan di buka ya"

Aku hanya mengangguk menuruti perintahnya. Dia mau bawa aku kemana sih? Aku jadi penasaraan.

Kemana?? Kemana??
Sbar dulu yaa teman - teman aku lagi ga sempat update niih... Ini sempetin satu part dulu buat obatin kangen sama si Lala dan Vino. Part selanjutnya sama Mas Raffa yaa.. Yuhuu

CINLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang