XVI : Malaikat Kecil

669 61 5
                                    

Pria berambut pirang lari terengah-engah menuju kafe yang tak asing. Sudah biasa ia menjadikan tempat tersebut sebagai titik bertemu seseorang. Walau ia saling mengenal dengan orang tersebut, tetap saja pembicaraan serius berlangsung di lokasi itu.

Kali ini masalah gawat apa lagi?

Lima meter lagi untuk sampai di pintu kafe. Bak mencapai garis finis, si pria bangga tiba tepat waktu. Matanya meneliti tiap sudut ruangan, mendapati pria berjas sedang khusyu menyeruput kopi.

"Teme, bisa-bisanya memaksa saat aku dikejar deadline hahh.. hahh.." gebrak pria yang dikenal Menma itu.

"Langsung saja, aku memintamu untuk menemaniku membeli mobil second yang bagus"

"Cih tidak ada basa-basi sedikit atau apa?" komentar Menma alias Uzumaki Naruto, "ya ya ya, kebetulan aku pernah ke showroom mobil bekas berkualitas, Sasuke"

"Hn" pria berjas dengan badge nama Sasuke di jasnya kemudian beranjak, "ikou"

"Hah? Sopan sekali kau mengundang ke kafe tanpa menyuguhkan sesuatu?"

"Damare, Usuratonkachi. Aku sudah berjanji dengan putriku"

"Wah wah, kau ini sungguhan terjangkit daughter complex ya?"

"Berhenti bicara yang membuat orang salah paham, Dobe!" acuh Sasuke seraya menjitak kepala Naruto.

"Berhenti bicara yang membuat orang salah paham, Dobe!" acuh Sasuke seraya menjitak kepala Naruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Naruto menyeringai. Ucapannya agak frontal tapi ada benarnya. Uchiha Sasuke, pria tampan awet muda dan menarik perhatian banyak wanita terlibat perasaan rumit dengan sang anak.

"Jadi kau ingin model yang seperti apa?"

"Matte" Sasuke mengeluarkan secarik kertas kecil, "aku ingin menyesuaikan dengan pilihan Sarada"

Naruto geleng-geleng kepala tak pernah habis pikir dengan kelakuan Sasuke, "mattake"

***

PLOK PLOK. Seorang kakek tua berusia lebih dari setengah abad berteriak pada bocah berambut blonde pucat. Sedikit kesal tapi juga agak maklum. Sudah berulang-ulang si kakek mengajari, tapi bocah itu tak ada kemajuan.

"Ada apa dengan lenganmu? Selalu lemah seperti anak perempuan"

"Aku perempuan tapi kuat, Hisashi-san" Sarada, gadis kecil paling semangat protes dengan pernyataan barusan.

"Ah iya iya Sarada-kun memang berbeda" ralat Hisashi, sang kakek pemilik dojo Hyuga, "kau harus malu dengannya, Yamanaka-chan~"

"Geez"

"Kalau ada level 0-10, mungkin kau ada di level -1, Yamanaka-senpai. Ahahaha" ejek Boruto ikut-ikut keusilan kakeknya, "coba, apa kau bisa mengelak tendanganku"

Sweetness in SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang