XIV : Calon Mama

1K 58 16
                                    

"Pestanya dua kali! Satu karena aku naik kelas lima, satu lagi karena Papa belum memberikan hadiah waktu ranking satu kemarin!"

Si pria berambut raven terus memeriksa jam tangan yang dikenakannya. Pagi tadi ia telah berjanji untuk mengadakan perayaan kecil-kecilan sepulang kerja. Jelas dia tak ingin mengecewakan permintaan spesial anak semata wayangnya.

"Ah, aku harus segera pulang. Putriku pasti menunggu"

"Arigatou, Sasuke. Kau bisa diandalkan untuk karya keduaku"

"Kebetulan saja kita satu visi. Anakku juga pernah menjadi korban bullying" Sasuke menghela napas, "meski benci dengan itu, tapi aku tak bisa berbuat apapun"

Sasuke mengakui bahwa seorang Menma Namikaze orang yang keren. Berlatarbelakang rasa traumatis terhadap kejadian bullying anaknya, ia berani mendirikan Himawari Mental Health Center. Sebuah lembaga yang menerima konsultasi anak-anak korban perundungan. Dan semua dana murni berasal dari komik penjualan Menma.

"Kami berkembang karena dirimu menjadi donatur tetap pula"

"Tidak—"

KRIETT.. Bunyi meja bergeser sangat keras. Sasuke hilang keseimbangan. Rupanya ia tak mampu menyokong tubuh begitu kembali bangkit.

"Kau baik-baik saja? Biar kuantar pulang sekalian" tanya Menma memastikan kondisi kawan baik yang dikenalnya tiga bulan terakhir.

"Ki ni shinaide" elak Sasuke berusaha mengembalikan kesadaran.

"Jangan memaksakan diri" tahan Menma, "katakan, di mana alamat rumahmu. Kebetulan aku tak ada kesibukan"

Sasuke pasrah dan menyebutkan alamat mansionnya. Ia berjalan tertatih dengan bantuan Menma menuju mobil. Sedikit-sedikit Menma memastikan kondisi Sasuke sebab wajahnya memucat.

"Akhirnya sampai" Menma bernapas lega, "ternyata tempat tinggalmu dekat perumahanku ya"

Sasuke tak menjawab. Kepalanya masih terasa berputar. Dengan segera pria berambut pirang memapahnya keluar dari mobil.

"Sumimasen! Apa ada orang di rumah? Tolong buka pintunya!"

"Hai. G-gomen" sambut Karin membuka pintu.

Betapa terkejutnya Menma mendapati orang yang dikenalnya berada di kediaman Uchiha. Setaunya, wanita itu tidak tinggal di sekitar mansion. Bahkan tak memiliki keterkaitan dengan Sasuke.

"Mengapa kau bisa ada di sini?"

"N-naruto?" Karin terkejut dengan kehadiran kawan Sasuke, "a-aku bisa menjelaskan.. jangan berpikiran macam-macam"

"Jadi kalian saling mengenal? Apa kalian— arghh" Sasuke yang mencoba bergabung dalam pembicaraan rupanya tak kuasa menahan pusing.

"Yosh, akan kujelaskan nanti. Yang terpenting bawalah Sasuke-san ke kamar" interupsi Karin khawatir malihat Sasuke kesakitan.

Karin buru-buru menuntun keduanya ke kamar. Di sela pintu, Karin memandang lamat-lamat. Pria yang ia kagumi tak lagi menunjukkan kegagahan. Pria itu sedang kesakitan. Kini rasa cemas berkecamuk dalam dada.

Sweetness in SorrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang