Hadiah 1/2 lusin [ALL x Hee]

3.6K 240 78
                                    

📍2019 words📍
📍All x Heeseung📍
⚠️Bullying⚠️

~Heeseung mana tau bahwa dia akan mendapat hadiah special di hari ulang tahunnya~

*

*

*

"Selamat ulang tahun Heeseung hahahha."

"Selamat ulang tahun, Heeseung 'sayang'."

"Bagaimana? Kau suka hadiahnya?"

"Ohhh lihatlah Yerim, dia sampai menangis karena terharu."

Heeseung, pemuda itu benar-benar menangis, baju seragamnya sudah kotor karena dilempari tepung, telur dan cairan pewarna. Kepalanya benar-benar sakit karena beberapa telur terlempar keras ke bagian pelipis dan kepala belakangnya.

"H-hentikan, kumohon..."

"Hei kami sudah berbaik hati merayakan ulang tahunmu, lihat! Bahkan kue ulang tahunnya belum jadi." Ucap salah satu siswi dan segera  menaburkan tepung kembali ke pucuk kepala Heeseung ditambah minyak dan telur yang telah dikocok dengan air.

Amis, sungguh! Heeseung mulai membenci bau telur sejak tahun pertama ia masuk sekolah menengah, tepatnya 3 tahun lalu sejak pertama kalinya kejadian serupa terjadi padanya.

Sejak itu pula ia membenci hari ulang tahunnya, dimana ia tak berdaya diperlakukan semena-mena oleh para gadis, dan mirisnya ia adalah seorang lelaki dan tak ada satupun yang menolongnya karena sekolah sudah sepi.

Apa yang bisa Heeseung lakukan? Protes? Mengadu? Tidak, ia hanya memilih untuk bungkam. Heeseung hanyalah orang biasa yang masuk ke sekolah elit lewat jalur beasiswa. Jika dibandingkan dengan kebanyakan murid disana, memang Heeseung terlihat berbeda. Menggunakan kacamata tebal bulat, poni menutupi sampai alis, baju seragam dimasukkan dengan rapi, sepedanya berada diantara deretan bugatti dan membawa buku kesana kemari.

Ingin bergaul? Heeseung tentu saja ingin, namun siapa yang mau berteman dengannya ditengah para manusia yang masih kental memegang prinsip hierarki. Mereka ada diatas, dan Heeseunglah yang berada di kasta terendah disini.

"Kumohon, aku akan hiks melakukan apapun untuk kalian, namun tolong hentikan ini hiks..." Sebenarnya Heeseung bukannya tak bisa menahan perlakuan para tuan putri dari neraka ini, namun ia memikirkan ibunya, ibu yang sudah membesarkannya sendirian sejak ayahnya meninggal di tahun keempat pernikahan mereka. Heeseung tak ingin ibunya kembali bersedih karena melihat keadaan Heeseung saat pulang nanti.

"Cih, bertambah tua kau malah makin tidak asik, berlututlah dulu! Baru ini akan selesai." (Anj!! Mak lampir ya lo bgst!)

Heeseung tertegun, haruskah ia berlutut? Heeseung benar-benar ingin mengakhirinya, namun apakah ia harus menjatuhkan harga dirinya?

'Kau sudah sejauh ini Heeseung, ini ulang tahun terakhirmu bersama mereka, lakukan dan semuanya akan berakhir.'

Heeseung mulai membungkukkan badannya, wajahnya hampir mencium lantai ketika ia mendengar suara seseorang.

"Wah ada pertunjukan apa ini?"

"Oppa!! Lihat, aku sedang membuat kue ulang tahun." Jawab Yerim sambil merangkul salah satu pergelangan tangan orang yang tiba-tiba datang.

Flocons [ALL×HEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang