Sebuah kisah, alur klasik, tentang sebuah perjuangan, kebahagiaan, dan berakhir dengan perpisahan.
Mereka yang akan menemukan jalan masing-masing, menuju masa depan.
━━━━━━━━━━━━━━━
HIGHEST RANK :
1 - lila
1 - harsa
2 - sura
𝐒𝐭𝐚𝐫𝐭 : 𝟖...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
04. I N D U R A S M I ❝Dia, si kuat yang selalu ambil peran❞
»»--⍟--««
Pernahtidak, kalian merasakan suka sama satu karakter yang bener-bener sampai kelihatan wah banget di mata kalian. Tapi, semua itu gak berjalan lama. Ketika kalian tau karakter yang kalian suka itu sebenarnya tokoh antagonis, antagonis yang buat cerita yang kalian baca itu jadi sad ending.
Antagonis yang bersembunyi dalam topeng protagonis yang tebal. Kira-kira sakit gak, kalau kalian tau fakta itu.
Pasti sakit, kecewa berat sih, sama halnya kayak Lakuna. Gadis itu baru saja melempar buku novelnya ke sofa pojok kamarnya.
"Gembel" umpat gadis itu menatap sinis novel yang masih terbuka disana.
Tak lama pintu yang sudah empat jam tidak terbuka itu kali ini terbuka, ia kedatangan tamu. Siapa lagi kalau bukan Nayaka. Laki-laki itu menepati ucapannya kalau akan datang lagi nanti malam.
"Mukanya ck ck ck, kenapa heh? Mau berak?" tanya Nayaka bersedekap dada. Sungguh sambutan istimewa, baru datang disuguhi dengan muka masam.
"Gak"
"Cool sekali, coba kita teliti ada apakah gerangan"
Netra Nayaka mengamati sekeliling ruangan dan menemukan buku yang ditempar Lakuna tadi. Membukanya langsung di ending cerita, matanya menyipit tanda ingin meledakkan tawanya.
"Oh jadi ini si kupret Luca beneran mokad?" tanya Nayaka tidak tau adab, bisa-bisanya laki-laki itu bertanya padahal sudah jelas tertera makam Lucius di lembar terakhir.
"Kaaa" rengek Lakuna.
"Siapa yang matiin emang?" tanya Nayaka lagi, sepertinya laki-laki itu memang menguji mental.
Lakuna menghela napasnya sebelum menjawab, "Parker"
"Bukannya dia sahabatnya, kok jahat?" Nayaka mengerutkan dahinya, tidak habis pikir dengan tokoh Parker yang dituliskan dengan jiwa lembut dan penuh kasih yang beralih menjadi jiwa iblis pembunuh.
"Parker punya dendam sama Luca, karena ayahnya mati di pertempuran, dan yang mimpin pertempuran itu ayahnya Luca"
"Parker tolol, kalau namanya panglima ya mati di pertempuran itu udah hal biasa"
"Parker setengah iblis juga" sambung Lakuna.
"Walaupun Luca gak bisa mati tapi kalau yang bunuh dia itu sebangsa sama dia, ya mati" imbuhnya.
