[24] HAL YANG TAK TERDUGA

268 19 0
                                    


──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Happy Reading
──────⊹⊱✫⊰⊹──────





Laskar tersenyum ramah, kepada pelayan cafe yang kebetulan berjalan melewatinya. Ia pun kembali mengedarkan pandangannya ke luar cafe.

"Bocah kemana dulu si?" Gumam laskar dan melirik ke arloji yang terpasang di tangannya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Vika namun. Sampai saat ini gadis itu tidak muncul.

Yah memang si, tidak usah heran jika berjanjian dengan Vika. Janjiannya jam 7 malam,datangnya jam 9. Waktu itu juga ia pernah janjian dengan Vika, jam 8 malam dan gadis itu datang jam 8, bedanya laskar malam. Vika pagi. "Kalau sampe Lo datang besok pagi, gue geprek Lo!" Batin laskar.

"ABANG!!" Panggil seseorang dengan suara yang cukup keras, membuat laskar terlonjak kaget ,bukan hanya laskar,melainkan semua pengunjung cafe tersebut kini tengah menatap ke arah gadis itu. Dan menatap ke asal sumber suara.  Dimana seseorang yang tengah berdiri di depan pintu sembari tersenyum ke arahnya.

Laskar menepuk jidatnya mengetahui seseorang itu adalah Vika. "Duhh ya'allah, malu-maluin" gumam laskar dan menundukkan kepalanya karena malu.

"Abang!! Abang !! Abang!!" Panggil Vika. Dan berlari kecil menghampiri laskar yang tengah menundukkan kepalanya.

"Ab- hmpppppphhhh"  Ucapan Vika terhenti karena laskar menyumpel  mulutnya menggunakan tisu

"Diem monyet! Malu-maluin gue lo!" Ketus laskar dan menuntun Vika agar duduk di depannya.

Vika langsung mengambil tisu yang berada di mulutnya. Dan di masukan kedalam saku jaketnya. Ia pun menatap ke arah laskar. "Gimana bang? Udah tau siapa orangnya?" Tanya Vika. Ada alasan mengapa keduanya bertemu di cafe.

Laskar mengangguk pelan." Mereka dua orang, yang satu cewek satu cowok. Yang cewek orang yang pernah Deket sama lo" Vika mengerutkan keningnya.

"Kalau yang cowok, gue kurang tau"

"Dek, jaga diri lo, kali ini benar-benar khawatir sama keselamatan lo, mereka bahaya" ucap laskar dan menggenggam tangan Vika. Membuat menghembuskan nafasnya. Ia pun mengusap lengan laskar pelan.

"Tenang aja, gue bakal baik-baik aja " ucap Vika meyakinkan. 

"Gue kan jago, gak bakal mereka nyelekain gue yakann" ujar Vika percaya diri membuat laskar menarik tangannya. Membuat Vika tersenyum.

"Yaudah gue balik dulu yahh" pamit Vika dan beranjak dari duduknya.

"Dada Abang... Vika pulang dulu, bye" setelah mengatakan hal itu Vika langsung berjalan keluar dari cafe.

Laskar menghembuskan nafasnya pelan, ketika melihat motor milik gadis itu sudah melesat pergi meninggalkan cafe. Ada rasa menjanggal di hatinya. Melihat senyum Vika membuat dirinya khawatir.

"Jangan bikin abang khawatir Vika! " Gumam laskar frustasi. Walaupun ia dengan Vika tidak pernah akur,jika bertemu. Namun ia sangat menghawatirkan gadis itu. Karena Vika sudah ia anggap sebagai adik sendiri.

°°°°°

Alex menghembuskan asap rokok miliknya entah sudah berapa bungkus rokok yang dihisap olehnya. Membuat yoga menggelengkan kepalanya. Sebab ia tidak pernah melihat Alex sekacau ini.

"Lo gak mau cerita Lex?" Tanya yoga. Keduanya kini tengah berada di bar milik sepupu yoga.

"Mau gue, cerita pun lo gak bakal ngerti Yo" sahut Alex dan membuang putung rokok di asbak. Ia pun mengambil segelas wine. Dan meminumnya hingga tandas.

"Terus lo mau nyimpen semuanya sendiri gitu? Kita temenan dari SMP loh Lex, dan lo masih gak mau terbuka sama gue?" Ujar yoga. " Guna apa lex kita temenan? Tapi suka main rahasia-rahasiaan"

"Gue tau lo cemburukan? Liat Rama sama Vika Deket? Dan lo juga cemburu waktu denger Vika nyium Rama?"

"Ngaku anjing! Gak ngaku kepala lo gue pukul pake nih asbak!" Desak yoga. Membuat Alex menaru gelasnya kasar. Ia pun menatap lurus kedepan.

Hembusan nafas panjang membuat yoga menaikan alisnya bingung. " Vika doang yang bisa buat gue kaya gini, gue sayang sama dia... Dianya aja yang gak mau sama gue."

"Sabar lex, mungkin lo sama Vika di takdirkan cuma buat ketemu bukan bersama " ujar yoga, sembari menepuk pelan pundak sahabatnya itu.

"Hem, thanks yo"

°°°°

Perasaan Anya tidak tenang sedari tadi, sebab sepulang Vika dari rumahnya gadis itu belum memberitahu jika sudah sampai di rumah. Bahkan ini sudah lebih dari dua jam gadis itu pulang. Namun Anya belum mendapatkan kabar.

"Duhhh!!! Kemana dulu si vika?!!!" Bingung Anya. Ia pun masuk kedalam rumahnya karena sudah larut malam.

Vika menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Karena sudah larut malam. Ia melirik ke arah spion dimana ada beberapa motor yang mengikutinya.

Karena tidak mau ambil pusing, ia pun semakin menambah kecepatan motornya. Agar buru-buru sampai ke rumah untuk mengabari Anya.

Brukh!

"Sialan!" Umpat Vika, karena salah satu pengendara motor tersebut menabarak motornya dari belakang.

"WOY!! TURUN LO!!" Teriak orang tersebut. Namun tidak membuat Vika memberhentikan motornya. Ia malah menendang motor milik orang tadi.

"WOY!!"

"Anjir gimana nih? Mana banyak banget lagi mereka" batin Vika. Sebab banyak sekali yang mengejarnya. Bahkan motor mereka sekarang saling berdekatan. Dimana Vika berada di tengah-tengah mereka. Membuat gadis itu susah untuk menghindar.

Vika membulatkan matanya. Ketika melihat mobil truk yang tiba-tiba muncul entah dari mana. Air mata mulai turun perlahan di pipinya.

Piipppppp!!!!

Citt....

Brakhh.....

Laskar melirik arloji yang terpasang di dinding, markas. Suasana hatinya sedari tadi, tidak tenang. Karena memikirkan Vika. Ia pun berjalan ke arah pintu keluar markas. Membuat semua orang disana bingung.

"Mau kemana lo?" Tanya Jeremy

"Depan " sahutnya. Namun baru ingin membuka gang pintu. Pergerakannya terhenti, karena mendengar suara telepon dari saku jaketnya.

Vika is calling...

Laskar tersenyum kecil, ketika mengetahui siapa yang menelponnya. Ia pun buru-buru menggeser ikon hijau. Untuk menjawab panggilan dari Vika.

"Hallo, dek? Udah nyampe rumah?" Tanya laskar tanpa jeda sedikitpun.

" Hallo selamat malam, kami ingin mengabarkan bahwa pemilik hp ini sedang berada di rumah sakit, akibat kecelakaan di jalan kuburan tua.."

Laskar menurunkan ponselnya secara perlahan. Membuat semua orang disana bingung, Jeremy pun menghampiri sahabatnya itu.

"Kar? Vika yang nelpon?" Tanya Jeremy. Namun tidak mendapatkan jawaban dari laskar. Cowok itu malahan diam dan menatap lurus kedepan.

"Vika kecelakaan jer"






──────⊹⊱✫⊰⊹──────
See you next part💋
──────⊹⊱✫⊰⊹──────






FUCKGIRL CENDANA ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang