Jangan Salah Lapak trims.
chap ini khusus Prem pov.Disinilah Prem berada sekarang, disebuah tempat peristirahatan terakhir orangtua nya. Sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun orang tua nyaa, iya ulang tahun mereka bareng cmn beda tahun saja yaitu tanggal 28 Februari 1980 dan 28 Februari 1985.
Seperti 10 tahun belakangan setiap tanggal 28 Februari, Prem bakal kesini untuk berkunjung dan mengucapkan selamat.
Bahkan dia bisa seharian hanya berdiam diri ditempat itu, seolah menemani mereka di hari spesial ini.
"pa ma, cie happy birthday nihh. Udah ke enam kalinya aku ngucapin disini, berarti udah enam tahun kalian ninggalin aku sendiri."
ucap Prem yang lagi duduk diantara dua makam orang tua nya."aku kangen kalian hikss"
tidak mungkin jika Prem kesini dia tidak menangis."gak gak aku gak boleh nangis, ini hari spesial kalian jadi aku harus bahagia"
begitulah perkataan Prem menyakinkan diri sendiri, namun hanya mulutnya saja berkata seperti itu tidak dengan air matanya yang tetap mengalir dengan derasnya.
Ingatan akan kejadian itu terus terulang dikepalanya seolah dia harus terus mengingat itu.
Kejadian dimana orang tersayang nya terbunuh tepat di depan matanya. Kejadian yang membuatnya kehilangan segalanya. Kejadian yang membuatnya sangat sangat terpuruk.
Ingatan itu tidak pernah menghilang dan membuat rasa balas dendam yang ada didalam dirinya semakin membesar.
Selama ini dia sudah berusaha mencari dalang semua ini. Bahkan dia belajar cara melacak, menembak, membunuh dan sejenisnya.
Semua dipersiapkan hanya untuk membalaskan dendam itu. Dimana dia bisa belajar semua itu?
Semasa kecilnya Prem memang sudah diajarkan oleh papa nya tentang hal berbau hack. Semenjak kematian orang tua nya dia mengasah keahliannya itu sehingga menjadi handal.
Dan dengan keahliannya itu dia membantu polisi dalam memecahkan sebuah kasus, hanya dalam segi melacak saja kadang juga membantu eksekusi tersangka.
Namun itu semua tidak berhasil, dia tetap tidak mendapatkan informasi mengenai kejadian itu. Alhasil dia berhenti membantu polisi dan berkerja paruh waktu.
Tenang saja bukan berarti dia juga berhenti mencari dalang itu, dia tetap mencari² informasi diselang waktu pekerjaannya sekarang.
Entah mengapa sangat sulit mencari informasi padahal ini sudah 6 tahun lamanya.
~flashback on~
Hari kejadian itu terjadiPrem sekeluarga ga juga sih cuman bertiga, mereka sedang bersantai di halaman belakang rumah mereka.
"anak papa udah gede aja, udah mau masuk sekolah menengah. Ga kerasa ya mah" ucap papa Prem sambil mengelus kepala Prem.
"iya pa padahal kayak baru kemaren Prem mama lahirin" balas mama Prem
tidak ada yang spesial hari itu, mereka hanya berkumpul menikmati waktu saat papa Prem libur kerja.
"Prem harus mandiri ya, jadi nanti kalo papa mama udah ga ada Prem bisa jaga diri" lanjut papa Prem
"Pa, Prem kan udah gede pasti bisa jaga diri" balas Prem
Selang 10 menit setelah obrolan itu, terdengar suara tembakan disekeliling mereka. Seolah mereka sedang di kempung.
Orangtua Prem yang mengerti situasi segera menarik Prem masuk ke rumah lalu mengunci segala pintu dan jendela.
Ini bukan rumah besar jadi hanya mempunyai 2 kamar, Prem dibawa ke kamarnya lalu disembunyikan dibawah kasur.
"Prem dengerin mama, jangan mengeluarkan suara sedikitpun. Nanti saat mama panggil segera keluar dari sini dan lari sekuat tenaga keluar rumah. Jangan keluar terlebih dahulu sebelum mama panggil." ucap mama Prem lalu keluar dan menutup pintu.
Dari dalam sini Prem mendengar teriakan papa dan mamanya, suara tembakan yang terus berbunyi. Dia hanya membungkam mulutnya sendiri agar tidak menimbulkan suara.
Tidak lama mama Prem beneran berteriak memanggil Prem. Itu artinya dia harus lari keluar rumah. Saat membuka pintu kamar dia benar² terkejut dengan apa yang dilihatnya sekarang.
Berlari sekuat tenaga secepat yang dia bisa untuk meninggalkan rumahnya. Berlari entah kemana tapi seolah mengikuti takdir kakinya berlari ke kantor polisi.
Segera memasuki kantor polisi,
"hiks tolong tolongin papa mama dirumah hikss" ucap Prem pada salah satu polisi yang bertugas."adek tenang dulu, ceritain ada apa" ucap polisi itu
"hiks itu dirumah papa mama ditembakin orang baju hitam hikss cepat tolongin mereka hikss" balas Prem dengan nangis sesenggukan.
Polisi itu menanyakan alamat lengkap rumah Prem, dan segera mengerahkan anak buahnya ke rumah Prem.
Dikarenakan Prem masih terbilang anak kecil, dia tidak diperbolehkan ikut. Jadi disini lah Prem sekarang, menunggu polisi tadi menyelamatkan orangtua nya.
Sembari menunggu dia masih menangis melihat yang dilihatnya tadi. Apa yang dilihatnya?
Sekitar 5 orang berbaju hitam memegang pistol sedang mengelilingi orangtua nya. papa mama nya tergeletak dilantai dengan darah dimana-mana.
Prem yang sempat berhenti mendengar papa nya berteriak memanggil namanya, membuat Prem sadar dan melanjutkan lari keluar rumah.
Awalnya salah satu dari orang-orang itu mengejarnya tapi untungnya Prem berlari dengan cepat jadi tidak tertangkap.
Dan saat polisi itu sudah kembali,
semua terjadi.Prem sendiri ga nyangka ini semua beneran terjadi, bagaimana dia melihat dengan mata kepalanya sendiri orangtua nya terbilang sekarat berlumuran darah dirumah sendiri.
~flashback off~
"Mas mas halo mas?" ucap seseorang
"ah iya pak" jawab Prem yang ternyata dari tadi sedang melamun di tpu
"saya perhatiin mas nya melamun ya,, jangan melamun disini mas bahaya ntar kemasukan loh" ucap tukang bersih-bersih disana
"ah iya pak" jawab Prem lagi lalu orang itu pergi dari situ.
Prem mengecek jam ditangannya dan ternyata sudah jam 5 sore, lama juga dia melamun disana.
Karena sudah sore akhirnya dia pamitan terlebih dahulu
"pa ma, aku pulang dulu ya udah sore nihh... Nanti prem bakal sering² ngunjungin kalian yaa" ucap Prem lalu berjalan meninggalkan tempat itu menuju rumahnya.Thankyouu^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd Mafia |BounPrem|
AcciónNoppanut guntachai, Boun. Seorang ketua gangster Mafia yang menyamar menjadi nerd. Mengaku straight namun sampai ketika dia bertemu dgn seseorang yang mampu mengusik seksualnya. Warut Chawalitrujiwong, Prem. Hanya seorang mahasiswa biasa yang menyim...