DUREN ; 21

40.3K 2.8K 2.8K
                                    

Tok! Tok! Tok!

Junghwan yang sedang menonton yv sendirian sore ini langsung berlari menuju pintu, dia mengintip dari lubang yang ada di tengah-tengah pintu.

"Permisi.."

"Junghwan harus gimana ya, Junghwan takut buka pintu nya." Gumam Junghwan pelan, tapi sayang gumaman itu terdengar oleh mereka yang sedang di depan pintu apartemen.

"Dek, buka pintunya ini kakak."

Jungwhan yang sedang ketakutan lantas terdiam dan kembali mengintip, "kak Dobby?"

"Iya dek, buka pintunya."

Junghwan membuka kunci apartemen setelahnya, pas pintu kebuka dia langsung mendongakan kepalanya. Itu Doyoung dengan seroang pria yang lebih pendek dari kakaknya itu.

"Kakak kenapa?" Tanya Junghwan melengkungkan bibirnya ke bawah, melihat Doyoung yang terlihat lemah begitu membuat nya sedih.

"Kakak nya biarin masuk dulu ya dek," ucap pria yang ada di samping Doyoung itu.

Junghwan mengangguk dan mereka langsung masuk, Doyoung di bantu duduk di sofa dan Junghwan juga langsung duduk di samping Doyoung.

"Kakak sakit?" Tanya Junghwan seraya menyentuh kening Doyoung, "ih panas, kakak demam tinggi!" Ribut  Jungwhan setelah nya.

"Adek jangan khawatir, kakak bawa plester penurun demam kok ini." Sahut pria itu lalu menepuk-nepuk puncak kepala Junghwan, dia tuh gemes banget tau dari tadi pengen cubit ada pipinya.

"Kakak sebenarnya siapa?" Tanya Junghwan yang tiba-tiba penasaran.

"Ah, kenalin ya, kakak namanya Yedam temen sekelas nya Doyoung. Kakak ketua kelas nya, jadi kakak harus tanggung jawab terus nganterin kakak kamu pulang deh." Jelas Yedam seraya menempelkan plester penurun demam itu pada kening Doyoung.

"Uhm, ini ayah nya kemana?" Tanya Yedam yang ngerasa ini apartemen sepi amat.

"Ayah belum pulang, masih ada di sekolah." Jawab Junghwan dan kemudian hanya di tanggapi anggukan dari Yedam.

"Kalo begitu, aku pulang dulu nya." Sahut Yedam ke Doyoung.

"Hm, makasih ya udah repot-repot nganterin." Bales Doyoung.

"Iya, jangan lupa minum obatnya dan cepet sembuh ya."

Doyoung hanya menganggukan kepalanya dan setelah itu Yedam berpamitan lalu keluar. Tinggalah Doyoung dan Junghwan berdua di rumah, macam biasanya kalo Jihoon belum pulang.

"Demam kakak tinggi banget, gimana kalo kakak telfon ayah aja." Usul Junghwan dan langsung mendapat anggukan dari Doyoung.

Doyoung mengeluarkan ponselnya lalu segera menelfon Jihoon. Bertepatan dengan itu, mereka mendengar pin apartemen di tekan, mereka mengira jika itu adalah Jihoon tapi ternyata...

"Doyoung sayang, bunda denger kamu tiba-tiba sakit.."

.

.

.

Suara kecipak yang di hasilkan oleh Saliva yang saling bertukar itu memenuhi ruang tengah apartemen Hyunsuk yang sepi dan gelap. Siapa lagi yang sedang mencumbu bibirnya selain Jihoon. Selepas pulang sekolah tadi, Hyunsuk mengajak Jihoon untuk ke apartemen nya.

Beberapa kancing seragam Hyunsuk sudah terbuka, beberapa bercak merah di leher Hyunsuk sudah terlihat. Tangan Jihoon sudah bermain dengan puting nya saat ini, dan juga meremas bokong nya beberapa kali atau sesekali mengelus belahan bokong nya.

"Nghh.."

Desahan bagai surgawi itu kembali terdengar di telinga Jihoon, dia benar-benar menyukai saat-saat dimana Hyunsuk mendesah frustasi karena cumbuan nya.

DUREN [Hoonsuk]🔞✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang