tujuh

1.3K 106 17
                                    















Bagai ketiban durian runtuh Jungkook saat ini. Lihatlah betapa susahnya dia menenteng semua barang belanjaannya. Paperbag di tangan kiri dan kanannya yang berisikan segala macam pakaian dan beberapa benda lainnya yang tadi di belinya. Sejenak dia berfikir di sela langkahnya menuju parkiran tentang perubahan sikap suaminya yang drastis. Yang dulu terkesan cuek bahkan rela memukul kalau mereka bertengkar atau sang suami mabuk. Namun hari ini lihatlah... Chang Wook bahkan membelikannya beberapa pakaian dan tadi bela belain turun ke lantai satu hanya untuk mencari mangga muda.

" Kan sudah ku bilang tunggu saja.. Kenapa malah duluan ke parkiran... Lihat barang bawaan muda banyak sekali.. " Ucap Chang Wook mengagetkan Jungkook yang sedang bersandar di mobilnya.

" Tak apa hyung... Kalau seperti ini aku masih sanggup.. " Jawabnya sembari mencoba tersenyum.

" Ya sudah... Kita pulang... Oh... Iyaa. Mangga muda tadi apa kau pastikan sudah terbawa.. Jangan sampai ketinggalan lho...dan jangan sampai jagoanku nanti merajuk di dalam sini... " Begitu manis ucapan Chang Wook sambil mengelus perut Jungkook.

Dan saat itu Jungkook tak bisa lagi mengelak. Degupan jantungnya yang seakan berpacu kuat akibat perlakuan tak biasa dari suaminya kini.

Tae... Bagaimana ini...  Batin Jungkook.

Nelangsa, bimbang, bahkan khawatir datang menghampiri Jungkook. Tak memungkiri adanya perasaan senang kalau mendapat perlakukan manis dari sang suami. Namun sisi lainnya seolah menolak menerima kenyataannya.

Karna sesungguhnya ada satu nama yang selalu bertahta di dalam kerajaan hatinya yang sesunggunya tak bisa di rebut oleh siapa pun termasuk suaminya sekali pun.

Namun harus kah dia menolak segala perlakuan manis itu. Perlakuan yang seharusnya memang di lakukan oleh seorang suami pada istrinya. Dimana memanjakan, menyanyangi, bahkan melindungi adalah suatu kewajiban seorang suami pada istrinya. Tapi Jungkook... Jungkook seolah ingin mendapatkan perlakuan itu dari orang lain, bukan suaminya.

Lalu apa jadinya jika Taehyung mendengar hal itu. Apakah nanti dia akan sakit hati, marah, atau hal terburuk mungkin Taehyung tak mau lagi berhubungan dengannya lagi ? Egois...benar benar egois. Mendapat dua keuntungan sekaligus secara bersamaan dari orang yang mempunyai ikatan tak biasa dengan Jungkook. Satu adalah pemilik hatinya,dan satu lagi pemilik raganya.
Dan Jungkook tak mau salah satu dari keduanya menghilang.

Serakah kah...?

Tak apa....Tak apa...setidaknya itulah yang dia ucapkan dalam hati jika pikiran pikiran itu menghampirinya.

Sementara dini si Kim Taehyung juga tak kalah di liputi rasa bimbang kala mendengar cerita dari kekasih jauhnya. Bersemangat nya Jungkook saat bercerita sudah cukup menggambarkan suasana hatinya saat ini. Tak ada lagi Jungkook yang menangis tersedu bahkan terisak menceritakan penderitanya, yang ada hanya Jungkook yang kini di manja Chang Wook. Jungkook senang, tentu saja.

Dan Taehyung hanya bisa mengatakan " Baguslah jika dia memang sudah berubah ". Tanpa Jungkook tau kalau jauh di sudut hatinya kini Taehyung seolah sedang di tusuk ribuan belati.

Perasaan cemas seketika datang menghampiri. Membayangkan kekasih hati yang hampir saja bisa di raih nya kembali, kini seakan menjauh lagi. Memang Jungkook masih menghubunginya setiap hari seperti biasa. Namun tak dapat dipungkiri, perasaan terbakar di bagian dadanya selalu datang kala sang kekasih terlihat bahagia saat ini dengan suaminya.

"Apa mungkin aku bisa merebutmu lagi....
Jungkook.." Ucapnya seorang diri.

Bahkan cerita bahagia Jungkook masih berlanjut sampai akhirnya si bayi lahir. Rasa lega tak bisa Taehyung hindari meski dia tau bahwa bayi itu bukanlah anaknya, bukanlah miliknya, bukanlah buah cintanya dengan Jungkook. Tapi dia tetap senang apalagi Jungkook juga sehat tanpa ada masalah apapun. Itu saja sudah cukup membuat Taehyung bahagia.

Punya bayi kecil yang tentu saja sedikit mengubah aktifitas Jungkook yang tadinya bisa banyak istirahat kini malah sibuk dengan serentetan aktivitas, mulai dari mengurus segala keperluan bayi, ganti popok, mandiin, bikin susu, belum lagi kebutuhan suaminya yang yaahh jujur saja Jungkook sekarang mulai terbiasa dengan sikap manis Chang Wook. Tak di pungkiri juga hatinya menghangat dan ada kalanya di buat berdebar. Melupakan sejenak seseorang di seberang sana yang sudah hampir mati karna merindu.. Merindu istri orang. Gila memang.

" By..... " Suara yang terdengar seperti merengek di keluarkan Taehyung saat akhirnya hampir 2 bulan Jungkook tak menghubunginya lagi.

" Iya.. Tae... " Balas Jungkook dari seberang sambil tangannya terus mengusap punggung si kecil yang sedang tidur.

" Kamu melupakanku.... "

Tercekat...

Jungkook membeku di tempat.

Tangan yang tadinya bergerak halus mengusap punggung anaknya kini terhenti seketika.

Sadar sesadar sadarnya akan kesalahan yang di perbuat.

Tak tahu malu sekali dirinya rasanya saat ini.

Seenaknya menikmati uang yang selalu di transfer Taehyung ke rekeningnya tapi tak sempat mengabari walau sekedar berterima kasih.

Malu sekali rasanya sampai sampai tak sadar dirinya kini tengah mengigit bibirnya sendiri.

" Tae.... Maaf.... Aku.... Yaa kau tau kan sekarang aku punya bayi... Jadi.... Jadi.... " Tak tau harus berkata apa untuk menjelaskan pada Taehyung. Karna sendirinya sadar kalau dia memang salah.

" Hahaha By... Jangan ketakutan begitu, tak ada yang memarahimu... " Balas Taehyung santai seolah tak ada masalah.

" Aku tau.. Sekarang kau pasti lebih sibuk, mengurus bayimu, dan juga suamimu...mereka lebih penting, jangan hiraukan aku.. Aku sudah biasa kok kesepian... " Lanjut Taehyung namun sersan sebuah tamparan telak untuk Jungkook.

Taehyung kesepian....

Kenapa dia tak pernah sadar selama ini.

Selama ini yang dia tau dialah yang selalu merengek, bermanja atau bahkan mengadu pada Taehyung. Bahkan bercerita dengan riangnya bagaimana sekarang Chang Wook memperlakukannya. Tanpa memikirkan bagaimana perasaan Taehyung, tanpa tau kalau di setiap ucapan bahagia Jungkook adalah irisan menyayat hati bagi Taehyung.

Isakan kecil itu bisa di dengar Taehyung dari seberang sana. Meski hati berkata " Apa kau merasakannya.. Deritaku...? Logikanya menyuruh untuk tidak mengatakannya pada Jungkook. Takut Jungkook akan merasa bersalah dan malah berujung dia sedih. Jika Jungkook sudah sedih maka dia sendiri yang merasakn sakitnya. Kado biarlah kata kata itu dipendamnya sendiri. Baginya kebahagian Jungkook adalah yang utama di atas segalanya sesuai komitmennya di awal.


Aku hidup hanya untuk mu... Menderita untukmu, dan kalau bisa biarkan aku bahagia bersamamu....





Tbc

Pagi menjelang siang




But I Still Want U (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang