05

10 1 0
                                    

Lee Haechan, saranghae<3
ᕦʕ •ᴥ•ʔᕤ

Rana tengah sibuk untuk memperbaiki motor yang rusak. Reza tidak menunggu Rana bekerja, ada urusan mendadak katanya. Rana membiarkan itu, kasihan juga jika setiap hari harus menjadi ojek untuk Rana pergi kemana-mana dan selalu menunggu, bahkan membantunya bekerja.

Kejam-kejam begini, Rana masih mempunyai rasa kasihan dan rasa bersalah untuk Reza. Reza selalu tanpa pamrih jika menyangkut hidup Rana. Rana tidak tahu apa yang harus ia gunakan untuk membalas budi kepada Reza yang telah berjasa besar untuknya.

“Belum kelar, Na?” Aldori datang menghampiri Rana yang terlihat serius sekali menadahkan oli bocor ke dalam baskom. Aldori suka Rana yang pekerja keras seperti ini, apalagi diusianya yang masih dibawah umur, namun semangatnya sungguh luar biasa.

Rana mendongak, melihat Aldori datang dengan membawa sebotol air mineral.

“Belum selesai nih, kak. Masih mau ganti oli dulu, bentar lagi beres paling geh,” jelas Rana sambil memandangi oli yang menetes kedalam baskom.

“Yaudah, mending kamu istirahat dulu, biar saya yang ganti oli nya.”

Rana menggelengkan kepalanya cepat, “Nggak usah, kak. Tanggung juga ini, bentar lagi beres,” ujarnya.

“Oke deh, ini nanti diminum airnya. Kalo gitu, saya tinggal ke dalam dulu, ya?” Aldori menyerahkan botol air tersebut ke arah Rana. Dengan senang hati, Rana mengambilnya dan meletakkan disamping ia berjongkok.

“Iya, makasih ya, kak!”

“Iya santai, lanjutin kerjanya, kalo capek ngomong aja, nanti bisa digantiin sama Yuda.”

“Oke,” balasnya lalu beralih memandang oli di baskom itu.

Selang satu menit, oli sudah terkuras habis dari asal tempatnya. Rana dengan cekatan mengisi kembali oli baru ke dalam tanki khusu oli itu. Rana suka sekali pekerjaannya kali ini. Karena apa ya? Rana tidak tahu lebih jelas, yang penting disini Rana sangat menyukai pekerjaan menjadi montir.

Motor yang sudah diperbaiki pun dicoba untuk dinyalakan oleh Rana, dan hasilnya benar-benar sesuai ekspetasi. Motor menyala dengan eloknya.

Rana menghampiri sang pemilik motor yang sedang duduk dibangku panjang.

“Pak, itu motornya udah kelar. Bisa diambil, ya? Administrasi nya dibayar ke dalam aja langsung,” ucap Rana ramah. Bapak-bapak tersebut mengangguk dan berjalan masuk kedalam untuk membayar biaya perbaikan motornya yang sudah diselesaikan Rana tadi.

Rana meminum air yang tadi diberikan oleh Aldori. Ini adalah botol kedua yang diberikan Aldori sejak tadi siang. Lumayan saja lah untuk menghilangkan rasa haus yang ia tahan.

Rana mengecek ponselnya dan melihat waktu dilayar hitam itu. Sudah pukul 7 rupanya, tidak terasa sekali. Padahal tadi Rana baru menyelesaikan kira-kira 4 motor dengan perbaikan yang tidak terlalu susah. Namun cukup memakan waktu yang lama.

Rana jadi memikirkan Reza, urusan apa yang Reza dapati, sehingga dia terburu-buru sekali?

Ah, sudahlah, Rana tidak perlu terlalu ikut campur. Itu kan bukan urusannya, urusannya kali ini hanya untuk meminta maaf kepada Nara.

Sepulang kerja nanti, Rana berniat meminta maaf kepada Nara. Akhirnya Rana bisa mengalahkan egonya sendiri. Rana tahu, seharusnya Rana tidak boleh egois. Mau bagaimana pun, Nara tetap lah kakaknya, kakak kembarnya yang sudah mau berbagi rahim untuknya hidup.

Aldori keluar dan melihat Rana yang tengah duduk sendirian sembari memandangi rekan montirnya memperbaiki mobil pelanggan. Tidak ada yang bisa Rana lakukan, jika tidak ada kendaraan yang harus ia perbaiki. Ia hanya bisa memandangi dan memahami teknik kerja rekannya, supaya bisa menjadi evaluasi diri untuk kedepannya.

Fereastra [ft. Lee Haechan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang